Beberapa waktu lalu Ayah dan Ibu Andrew lagi-lagi mendesak Chris untuk segera menikah. Bahkan Ibu Andrew sudah menyiapkan photo dan data beberapa gadis cantik dari teman dan kerabatnya.
"Chris kamu itu sudah tidak muda lagi. Semakin lama usiamu semakin tua, kami sebagai pengganti Ayah dan Ibu kepengin melihat kamu ada yang mengurus sampai masa tua kamu. Kami pun ada batasnya tidak bisa selalu menjaga kamu." kata Ayah Andrew
"Ini kami sudah siapkan daftarnya, setidaknya kamu pilih beberapa untuk dijadikan teman terlebih dahulu. Syukur-syukur ada yang cocok, jadi kalian bisa segera menikah." lanjut Ibu Andrew sambil memberikan daftar para gadis.
Chris pun melihatnya dengan agak malas-malasan.
"Setidaknya hargai usaha kami. Kami tidak akan seperti ini jika kamu memang sudah punya pilihan sendiri. Didaftar itu, semuanya gadis-gadis terhormat dan pintar-pintar. Kami kira cocok mendampingimu." sambung Ibu Andrew.
"Sudahlah Ma, jangan paksa Om Chris kenapa sih!" celetuk Andrew berusaha membela Pamannya.
"Kamu Andrew, kalau kamu seusia Om mu belum punya pendamping. Kami akan lebih keras lagi, jangan kira kamu pun bebas begitu saja." kata Ibu Andrew mengancam.
"Tenang saja Mam, aku sudah punya pilihan kok." jawab Andrew sambil tersenyum penuh arti.
"Jadi yang mana saja Chris?" tanya Ayah Andrew, seolah daftar itu adalah menu makanan di rumah makan.
"Maaf kakak-kakakku yang baik hati. Aku tidak bisa memilih salah satu dari daftar ini. Aku juga sudah punya pilihan." jawab Chris dengan senyum mengembang.
"Siapa gadis itu? Kapan akan kau kenalkan kepada kami?" kata Ibu Chris bersemangat.
"Dia gadis dari masa laluku, kami baru bertemu kembali satu tahun belakangan ini. Aku akan mengenalkannya kepada kalian kalau waktunya tepat." lanjut Chris.
***
4 tahun yang lalu di dusun Lembah Asri.
Hari ini sekolah menengah atas satu-satunya di dusun Lembah Asri kedatangan tamu. Tamu tersebut datang dari kota Harapan. Kabarnya dari sebuah perusahaan besar yang akan menyumbang sekolah ini.
Anak-anak akan tampil mempertunjukan kebolehannya hari ini, termasuk Sally. Dari pagi dia sudah bersiap dengan gaun biru bermotif bunga putih kecil. Dia akan tampil untuk bernyanyi.
Setelah berpamitan dengan Ma dan Pa, Sally mengayuh sepedanya menuju sekolah. Tetapi saat melewati perkebunan, dia melihat sebuah mobil sedan hitam yang sepertinya sedang bermasalah. Terlihat kepulan asap keluar dari ruang mesin. Tampak dua orang laki-laki berdiri di sisi mobil.
"Dik.. dik.. boleh minta tolong? Saya butuh air. Mobil kami bermasalah." kata laki-laki yang terlihat lebih tua.
"Iya Pak, di dekat sini ada sungai. Saya bisa ambilkan airnya. Karena kalau jalan kaki ke sana lumayan jauh." jawabku, langsung saja kuambil penampung air dari pria itu dan kukayuh sepedaku cepat-cepat.
Tidak lama kemudian aku kembali sambil membawa air.
"Ini Pak airnya." kataku kepada Bapak tadi.
"Terima kasih dik." katanya.
"Pak maaf, sepertinya kita tidak bisa sampai tujuan tepat waktu. Saya panggil staff untuk jemput Bapak di sini ya?" kata Bapak itu kepada pria satunya.
"Tidak usah, mereka pasti sedang sibuk sekarang. Sinyal di tempat ini pun kurang bagus. Dari tadi saya coba telepon tidak ada sinyal." kata pria itu.
"Kalau Bapak memang ada keperluan penting dan mendesak, saya bisa antar Bapak kalau mau. Bapak mau kemana ya?" kataku menawarkan bantuan.
"Saya mau ke Sekolah Menengah Atas Dusun Lembah Asri." katanya.
"Itu sekolah saya Pak, kebetulan saya juga mau ke sana. Mau saya antar?" kataku.
"Boleh juga, tapi saya yang mengendarai sepeda, kamu membonceng di belakang." katanya.
"Baik Pak" jawabku.
***
Akhirnya sampai juga di sekolah ku.
"Bapak turun di sini saja, biar sepedanya saya parkirkan." kataku saat sampai depan ruang Kepala Sekolah.
Pria itupun turun.
"Oh Iya nama kamu siapa?" tanya pria itu.
Tetapi aku sudah berlalu beberapa detik lalu menuju lokasi parkir. Setelah parkir aku langsung bergabung dengan teman-temanku. Karena aku tiba sangat terlambat sampai-sampai bagian kelompokku tampil sudah berlalu.
Saat ini aku sibuk membantu teman-teman lainnya yang akan tampil memakai kostum mereka. Acarapun berakhir, kami semua bersih-bersih sekolah terlebih dahulu kemudian kami pulang. Suasana di sekolah sudah sangat sepi.
***
"Danish kamu tolong pergi ke perkebunan, bantu Pak Paul mobil saya bermasalah!" kata Chris sewaktu dia melihat staffnya di sekolah menengah atas dusun Lembah Asri.
"Baik Pak" jawab Danish langsung menuju mobilnya.
"Pak, ini Pak Chris pimpinan kami di Grande Corp." Bianca memperkenalkan Chris kepada Kepala Sekolah.
"Maaf saya terlambat, tadi ada masalah dengan mobil saya." kata Chris
"Oh tidak apa-apa Pak, mari silahkan masuk." Kepala Sekolah mempersilahkan Chris masuk ke ruangan yang sedang berlangsung acara.
Di ruangan acara murid-murid sedang tampil mempertunjukan kebolehannya. Saat itu yang sedang tampil adalah kelompok paduan suara yang seharusnya Sally berada di sana. Tetapi karena terlambat, Sally tidak ikut tampil.
Sampai akhir acara Chris menoleh kesana kesini mencari seseorang, tetapi tidak ditemukan. Sampai saatnya rombongan Grande Corp harus kembali ke kota Harapan.
***
Pagi ini setahun yang lalu di gedung megah tempat Grande Corp berada. Chris baru turun dari mobilnya di lobby, lalu bergegas menuju ruangannya. Tidak sengaja seorang gadis menabraknya, sepertinya karyawan baru karena dia baru melihat gadis itu di kantor ini. Tetapi wajahnya terlihat tidak asing. Wajah yang selama ini dicarinya. Wajah itu berubah sedikit lebih dewasa, namun dia tidak yakin apakah itu orang yang sama.
"Aah! maaf" kata gadis itu ketakutan.
"Hmm.." jawabku sambil bergegas karena pagi ini ada pertemuan penting.
Siang hari setelah selesai semua urusan, Chris kembali teringat gadis yang tadi pagi menabraknya.
"Vany, saya minta daftar pegawai baru." kata Chris kepada sekertarisnya.
"Baik Pak, akan saya mintakan ke bagian Personalia." jawan Vanny.
Beberapa saat kemudian setelah Chris baca email dari personalia, dia kecewa karena tidak ditemukan wajah yang dia harapkan. Karena pagi itu adalah Sally datang untuk memenuhi panggilan wawancara belum menjadi karyawan baru.
***
"Sepertinya ada yang janggal dari laporan di kantor cabang, Vanny siapkan pesawat saya." kata Chris.
Pagi itu dia sudah tiba di kantor cabang Agria. Setelah satu persatu manager dipanggil akar permasalahannya ditemukan.
"Siapa yang menyiapkan data ini?" kata Chris kepada Dea.
"Dia staff saya Pak, namanya Sally" kata Dea.
"Ok panggil dia" pinta Chris.
Beberapa saat kemudian pintu diketuk dari luar.
"Ya, masuk!" jawab Greg
Saat pintu dibuka..
"Ternyata dia adalah gadis yang selama ini ku cari. Gadis yang menabrakku di lobby kantor. Gadis yang wajahnya mirip dengan gadis bergaun biru 4 tahun yang lalu." batin Chris
Tidak lama dia tersadar akan tujuan utama memanggil gadis itu.
Dengan bantuan gadis itu lah kecurangan yang terjadi di kantor cabang Agria terbongkar.
Chris semakin yakin kalau Sally adalah gadis bergaun biru yang dia cari selama ini. Terlebih saat Sally mengatakan kalau dia berasal dari dusun Lembah Asri.
Tetapi sebagai orang dewasa, Chris tidak mungkin bertindak gegabah pada gadis yang jaraknya 15 tahun di bawahnya. Apalagi gadis itu adalah staffnya. Dia harus menggunakan cara yang baik.
--------
Terima kasih yang masih setia membaca cerita saya 🤗
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments