Chris baru saja sampai si rumahnya. Di ruang tamu ada seorang pria yang sedang gelisah. Sedari tadi sore pesan textnya tidak dijawab sang gadis pujaan, demikian dengan panggilan telepon darinya yang tidak direspon satu pun.
"Kamu belum tidur Drew?" tanya Chris.
"Ada pekerjaan yang masih harus kukerjakan Om. " jawab Andrew singkat sambil pura-pura sibuk dengan laptopnya.
"Ok!" sahut Chris sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Ting.. pesan text masuk di telepon genggam Andrew.
"Maaf, aku baru pulang, dan telepon genggamku tertinggal di mobil. Ada apa Drew?" sebuah balasan pesan text dari Sally.
Isi kepala Andrew langsung menerka-nerka, apakah Sally pergi dengan Chris? Karena Chris baru pulang dan Sally mengatakan baru saja pulang.
"Boleh aku telepon?" pesan text dari Andrew.
"Sebetulnya aku capek, tetapi apakah ada hal penting yang mendesak? Kalau bisa dibicarakan besok, bolehkah disambung besok saja?" balasan pesan text dari Sally.
"Ok, besok saja.. kamu istirahat ya, selamat malam dan selamat istirahat Sally." pesan text dari Andrew terkirim.
"Selamat malam dan selamat istirahat juga Drew." pesan text terakhir dari Sally.
***
Pagi hari saat Sally baru selesai mandi, terdengar sebuah pesan text masuk ke telepon genggamnya.
"Sally, kamu jangan sarapan dulu ya. Saya mau kamu antar saya sarapan makanan khas kota Agria. 30 menit lagi saya sampai di Mess kamu. Ini perintah!" ternyata pesan text dari Pak Chris.
Huh.. apa-apaan ini. Jam kantor masih lama tetapi jam segini sudah main perintah.
"Baik Pak" pesan text balasan dari Sally.
Sally terburu-buru mengenakan pakaian kerja. Berdandan secukupnya dengan bedak tipis dan lipstick merah muda.
Disambarnya tas laptop dan tas tangannya, kemudian berjalan menuju luar Mess.
"Hoaaam.. kok jam segini kamu sudah mau berangkat ke kantor?" tanya Ann yang baru saja terbangun, saat Sally berpapasan di depan kamar Ann.
"Iya Ann, ada yang harus aku kerjakan. Aku pergi duluan ya." jawabku sambil cepat-cepat berlalu.
"Ok, hati-hati di jalan" kata Ann.
Aku sudah berdiri di depan pintu gerbang, beberapa saat kemudian mobil Pak Chris tiba. Dia memintaku menaiki mobil dan duduk di sebelahnya.
"Selamat pagi Sally" sapa Pak Chris.
"Selamat pagi juga Pak" jawabku.
***
Mobil berhenti di Rumah Makan Atas Bukit. Rumah makan ini memang menjual sarapan pagi khas Agria dengan pemandangan matahari terbit. Tetapi karena saat ini sudah jam 6.30 jadi kami tidak dapat menyaksikannya. Walaupun begitu pemandangan di sini sangat indah.
Kursi dan mejanya terbuat dari potongan pohon utuh dibelah dua. Meja dengan pohon berdiameter lebih besar dibandingkan kursinya.
Pemandangan dari atas sini semakin indah dihiasi kabut tipis. Cuacanya juga terasa sejuk.
"Kamu mau makan apa Sall?" tanya Pak Chris.
"Saya ikut Bapak saja." jawabku
Pak Chris memesankan kami bubur ayam gurih dengan taburan kacang almond dengan bumbu rempah khas kota ini ditambah teh panas sebagai pelengkapnya.
"Apa kamu pernah makan di sini? Bubur kacang almond di sini paling enak menurut saya." tanya Pak Chris.
"Belum Pak. Saya pernah mendengar cerita teman-teman mengenai tempat ini. Menurut mereka jika ingin melihat matahari terbit terindah di Agria tempat ini adalah yang paling tepat." jawabku.
"Sayangnya nanti malam saya sudah harus kembali ke kota Harapan. Seandainya masih ada waktu besok pagi saya bisa mengajak kamu melihat indahnya matahari terbit. Sebetulnya hari ini saya mau mengajak kamu melihatnya. Tetapi karena kita semalam pulang larut, saya pikir kamu butuh istrirahat yang cukup." kata Pak Chris sambil melihat ke arahku.
"Tidak apa-apa Pak, ini pun saya sudah sangat berterima kasih karena Bapak sudah mengajak saya melihat keindahan tempat ini." jawabku.
"Saya janji, saat saya ke Agria lagi. Saya akan mengajak kamu melihat matahari terbit di sini. Tetapi saya minta kamu untuk berjanji, jangan pernah ke sini melihat matahari terbit dengan orang lain sebelum melihatnya bersama saya." kata Pak Chris bernada posesif.
"Hehh?" jawabku terkejut akan perkataannya.
"Apa ada yang salah? apa perlu setiap kalimat saya tambahi INI PERINTAH agar kamu mau melakukannya?" tanya Pak Chris.
"Tidak Pak" jawabku sambil menunduk.
"Kamu janji?" tanyanya lagi.
Aku hanya mengangguk berharap pembicaraan aneh ini segera berakhir.
Mendengar responku Pak Chris tersenyum kemenangan.
Kalau dipikir-pikir kapan aku punya waktu ke tempat ini lagi di pagi buta. Sedangkan hari kerja dari pagi sampai sore aku disibukan pekerjaan kantor, belum lagi disambung kuliah di malam harinya. Hari sabtu pun aku ada jadwal kuliah, dan minggu adalah hari istirahatku.
Hmm.. hari minggu istirahat itu sudah mulai langka sekarang sejak Andrew hadir. Terkadang dia suka memintaku menemaninya ke suatu tempat. Mulai dari perpustakaan, belanja, atau sekedar makan bersama.
***
Selesai sarapan tidak lama kami pergi ke kantor. Di kantor masih sepi, kami tiba jam 7.30 masih 30 menit lagi sebelum jam masuk kerja.
Pak Don sopir Pak Chris sudah menunggu di kantor. Karena sebelumnya Pak Chris memerintahkannya seperti itu.
"Sally, nanti makan siang tolong bantu saya pilihkan kado untuk anak Pak Don yang baru lahir." pinta Pak Chris saat aku hampir masuk ruang kerjaku.
"Baik Pak" jawabku.
"Hampir lupa, selama saya di sini. Saya butuh kamu untuk menjadi Asisten Pribadi. Saya sudah bicarakan hal itu kepada Greg dan Dea. Jadi selama saya di sini, kamulah yang harus menyiapkan kebutuhan saya." jawabnya sambil kemudian berjalan menuju ruangannya.
Saat duduk di meja kerjaku aku masih bingung dengan permintaan Pak Chris yang aneh-aneh.
***
Aku sudah menunggu bersama Pak Don di mobil. 5 menit kemudian Pak Chris keluar dari kantor dari dalam kantor.
"Pak Don antar kami ke Mal Megah. Setelahnya antar kami ke rumah Bapak. Saya mau menengok anak Bapak." perintah Pak Chris.
"Baik Pak" jawab Pak Don.
Sesampainya di Mal Megah aku dan Pak Chris menuju toko yang menjual perlengkapan bayi.
"Selamat datang Bapak dan Ibu, ada yang bisa saya bantu?" tanya pramuniaga cantik menyapa kami berdua.
"Kami butuh beberapa perlengkapan bayi. Apa mba bisa bantu?" tanyaku.
"Tentu saja dengan senang hati Bu." jawab pramuniaga ramah.
Pramuniaga memberikan kami beberapa pilihan berdasarkan fungsi dan merk nya.
"Alat ini agar bayi menjadi nyaman, seolah digendong ibunya. Saya kira cocok untuk Suami Istri pekerja seperti Bapak dan Ibu. Bayi bisa diletakan di tempat ini sambil Bapak dan Ibu mengerjakan sesuatu." jelas pramuniaga dengan ramah. Tetapi apa dia bilang? Dia panggil kami Bapak dan Ibu seolah kami adalah pasangan suami istri?
"Maaf mba, kami buk.." kataku mau mengoreksi perkataan pramuniaga itu tetapi terpotong.
"Ya mba, kami ambil ini dan beberapa barang yang tadi juga ya." potong Pak Chris sebelum aku menyelesaikan kalimat.
"Bapak dan Ibu terlihat sangat serasi, semoga keluarga Bapak dan Ibu selalu diberkati dengan kebahagiaan." lanjut mba pramuniaga yang semakin salah saja.
Belum sempat aku berbicara untuk mengoreksi perkataan pramuniaga itu, Pak Chris sudah menarik tanganku ke kasir.
Alasannya kita tidak punya waktu banyak, jadi tidak usah berdebat. Karena nanti sore jam 3 Pak Chris ada meeting manajemen. Sedangkan jam 7 sudah harus di bandara untuk kembali ke kota Harapan.
-----
Terima kasih semua yang sudah sudi membaca cerita ini. Ditunggu jika ada saran dan kritiknya.
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
⭕ᴀ͠ʏʋ ⃟ ⃟ ᵃ͢ᶯᵳ༂
lanjut
2020-08-21
1
akun nonaktifkan
5 like dulu ya, semangat!😁
Mampir karyaku sekalian like backnya🥺
Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆
Tunggu aja!🙏🏻
2020-07-27
1