Keadaan kantor sudah normal kembali. Pesta sudah berakhir. Pak Chris pun sudah kembali ke kota Harapan.
***
"Sall, udah belum? Ayok dong, aku ada meeting pagi tapi belum selesai menyiapkan materi nih." kata Ann.
"Udah kok, sebentar kunci pintu dulu. Lazo mana?" jawabku sambil kukunci pintu kamarku.
"Dia ga sabar sudah tunggu di depan." jawab Ann.
"Oh..ok, yuk!" ajakku.
Kami berjalan menuju depan jalan raya untuk menaiki bus ke kantor.
"Akhirnya kalian datang juga, untung ga keburu tertinggal bus." kata Lazo sambil asik memainkan telepon genggamnya.
"Maaf.. habis tadi sakit perut." jawabku.
Tidak menunggu lama, bus yang kami tunggu tiba. Lazo mempersilahkan kami para wanita terlebih dahulu naik.
"Nanti sore kalian pulang duluan aja. Aku mau bertemu sepupuku, mungkin dia akan menginap beberapa hari." kata Lazo.
"Ok.." jawabku bersamaan dengan Ann.
***
Hari hampir gelap saat Lazo datang bersama sepupunya. Saat itu aku dan Ann baru selesai makan malam.
"Ann! Sally! ini sepupuku Thomas, dia mahasiswa Universitas Utama. Dalam beberapa minggu akan ada penelitian di kota ini." Lazo mengenalkan sepupunya kepadaku dan Ann.
"Tom.." kataku pelan hampir berbisik.
"Hai Thomas! Aku Ann teman Lazo." kata Ann sambil mengulurkan tangan ke arah Tom.
Ternyata Tom juga ikut terkejut saat melihatku.
"Ann, senang berkenalan denganmu." Tom menyambut uluran tangan Ann.
"Kamu.. Tom, dari dusun Lembah Asri kan?" tanyaku kepadanya.
"Iya ini aku Sally." katanya sambil tersenyum kecut.
"Jadi kalian sudah saling kenal?" tanya Lazo.
"Iya, kami sahabat lama waktu di dusunku." jawabku.
"Oh, aku mandi dulu. Tom, kamu mau tunggu di sini atau di kamar aja?" tanya Lazo kepada Tom.
"Aku di sini dulu aja" jawab Tom.
Ann asik berbincang dengan Tom, sedang aku hanya sesekali mengangguk dan tersenyum menanggapi mereka. Tom berubah tidak akrab seperti dulu saat kami masih bersama-sama di dusun Lembah Asri. Seolah dia menjaga jarak denganku.
"Hampir lupa, Tom mau minum teh atau kopi?" kataku memulai percakapan dengannya.
"Teh hangat boleh?" jawabnya lalu berpaling lagi melanjutkan obrolan dengan Ann.
"Ok, sebentar ya aku tinggal kalian dulu." kataku agak kesal, kemudian berlalu ke dapur membuat minuman untuk Tom.
Saat aku sampai di teras depan taman tempat Tom dan Ann berbincang dengan membawa minuman. Ann pamit karena ada beberapa hal yang perlu dikerjakan. Saat ini tinggal aku berdua Tom. Ku kira sekarang saat yang tepat untuk bertanya kepada Tom tentang perubahan sikapnya, dan mengapa menghilang tanpa kabar dari kami sahabat-sahabatnya.
"Tom, kamu ini ada apa sih? Kok pergi ga bilang-bilang, ga pernah ada kabar, kamu masih anggap aku, Mena, dan Kela sebagai sahabat kamu bukan sih?" tanyaku kepadanya.
"Maaf aku mau menyusul Lazo ke kamar." bukan menjawab pertanyaanku malah Tom bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar Lazo.
"Tom! Ini aneh sih, akan lebih baik kamu beritahu salahku apa sampai kamu seperti ini terhadapku." cegahku sambil memegang tangan kanannya.
"Maaf" kata Tom sambil melepas tanganku dan berlalu.
Tinggal aku tertegun dengan perubahan sikap Tom.
***
Pagi harinya aku sudah siap berangkat kerja tinggal menunggu sahabat-sahabatku selesai berkemas. Aku pun duduk di ruang tamu. Berharap masih ada kesempatan untuk bertanya kepada Tom.
Ann dan Lazo datang bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Tidak kutemukan Tom di sana. Menurut Lazo kemarin kan Tom akan menginap beberapa hari di sini. Kemana dia?
"Lazo, Tom mana?" tanyaku kepada Lazo
"Tom, semalam pergi bersama temannya. Dia ga jadi menginap di sini. Katanya akan menginap bersama teman-temannya agar lebih mudah mengerjakan tugas kuliahnya." kata Lazo.
Terlihat sekali kalau Tom menghindar dariku, yang akhirnya semakin membuat aku penasaran.
"Sally, ini ada titipan dari Tom buat kamu." sambung Lazo.
"Terima kasih" kataku sambil memasukan benda kecil berbentuk buku saku ke dalam tasku.
***
Uh.. segarnya habis mandi. Hari-hari belakangan ini semakin banyak barang keluar masuk gudang yang membuat pekerjaanku bertambah banyak. Sepertinya produksi dan penjualan di tempat kami mengalami peningkatan yang cukup baik.
Ku ambil buku saku dari Tom dari dalam tas. Kurebahkan tubuh di tempat tidur sambil menyenderkan punggung di bagian atasnya.
**
Buku saku Tom
"Hari ini aku berada si kelas pertama sekolah menengah atas, saat ini aku bertemu Sally lagi, kenapa sekarang terasa berbeda? Sayangnya Sally masih saja menganggapku sebagai sahabat sama seperti Mena dan Kela. Ah mungkin karena aku memasuki masa puber saja, selama ini juga aku kan sahabatnya"
Sepertinya Tom hanya menulis pada saat tertentu saja, lembar satu dengan lembar berikutnya memiliki tanggal yang terlongkap jauh. Ku buka lembar berikutnya.
"Satu tahun berlalu rasa yang kupunya untuk Sally semakin berbeda, tetapi tidak dengannya. Sialnya Dean si cowok berengsek itu semakin menjadi-jadi mencari perhatian kepada Sally. Aku harus melindungi Sally."
Berbeda dengan sebelumnya lembar-lembar berikutnya berisinya kegundahan hati Tom di tengah kebersamaan kami saat berada di dusun Lembah Asri. Hingga sampai pada satu halaman Tom menuliskan..
"Sepertinya aku harus terus memendam rasa ini sampai waktunya tepat. Sally akan pergi mengejar mimpinya pergi jauh dari dusun ini. Aku pun tidak mungkin memintanya menjadi milikku saat aku bukan siapa-siapa seperti ini. Dean berengsek itu sudah lebih dulu bertindak melamar Sally melalui Ayahnya. Syukurlah Sally menolaknya, berarti masih ada kesempatan untukku.
Aku akan pergi untuk menjadi seseorang yang membuat Sally bangga dan akan kembali saat itu untuk membuatnya menjadi milikku."
Lembar terakhir buku saku Tom
"*Sally, maaf aku tidak bisa menatapmu lama-lama. Aku malu, aku merasa berkhianat menjadi sahabatmu. Bukan, bukan sahabat yang aku mau. Tetapi aku juga sadar aku bukan siapa-siapa saat ini. Semoga kamu juga memiliki rasa yang sama dan mau menunggu ku.
Aku yang mencintamu bukan sebagai sahabat.
Tom*"
Hatiku terasa tidak nyaman, aku tidak yakin apakah harus senang, sedih, atau kecewa setelah mengetahui isi hati Tom. Aku bingung harus bagaimana? Apa perlu aku ceritakan ke Mena dan Kela? Akan lebih baik aku diam saja sepertinya.
Telepon genggamku berbunyi tertulis nomor telepon yang tidak ku kenal ring..ring..
"Hallo.. hallo.." tidak ada jawaban dari sana, kututup kembali teleponku.
Untuk mengusir kegundahan kubuka laptopku. Kubuka forum diskusi kesukaanku untuk asik bercengkrama dengan teman-teman di dunia maya.
*anda diundang ke blog bersama* dari PawangHujan (ID di forum diskusi yang kukenal belakangan ini)
notifikasi yang muncul di emailku.
Kubuka tautan itu. Ternyata sudah ada beberapa teman-teman dunia mayaku bergabung di sana. Dan aku adalah anggota terakhir yang diundang.
Aku belum lama mengenal ID PawangHujan. Dia teman dari ID AwanKelabu teman mayaku. AwanKelabu adalah seorang yang misterius. Setidaknya, dia ingin dikenal sebagai orang yang misterius.
Disaat anggota lain di forum diskusi sudah saling mengenal wajah masing-masing. AwanKelabu tidak jelas seperti apa rupanya. Aku cuma mengenalnya dari percakapan pribadi pada room chat mengenai kekecewaannya, sehingga membuatnya antisosial. Bukan hanya di dunia maya, menurut PawangHujan si AwanKelabu pun seperti itu di dunia nyata.
-------------------
Buat kalian yang suka ceritaku terima kasih ya
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments