Setahun sudah aku berkerja di Grande Corp. Saat ini sebuah sepeda motor matic sudah menemaniku menyusuri jalan. Di tahun ini pula aku mulai tercatat sebagai mahasiswi sebuah Perguruan Tinggi Swasta di kelas malam.
Walaupun tidak mendapat beasiswa di Perguruan Tinggi Negri, tetapi aku tetap bersyukur bisa menjalani perkuliahan dengan biaya yang ku keluarkan sendiri. Setidaknya saat ini aku bisa sekaligus menjalani pekerjaan sebagai mahasiswi dan pekerja.
Sudah menjadi rutinitasku. Berangkat kerja dari pagi sampai sore, kemudian langsung menuju kampus untuk mengikuti pelajaran sampai malam. Saat pulang ke Mess, terkadang masih harus mengerjakan tugas kuliah sampai dini hari.
Waktu luang ku hanya di akhir pekan, itupun biasanya kugunakan untuk beristirahat.
***
Pada suatu sore di taman kampus, sebelum kelas pertama saat semester berikutnya dimulai.
"Kalian tahu tidak, dosen mata kuliah hari ini masih muda dan tampan loh!" kata Ren teman ku.
"Wah, serius Ren? Jadi tambah semangat deh kuliah hari ini. " sahut Fer temanku lainnya.
"Banget!!" sambung Ren.
Mereka pun asik berbincang mengenai dosen yang katanya tampan dan muda itu. Aku hanya mendengarkan sambil tersenyum dan menggeleng kepala dengan tingkah mereka.
Tidak lama kemudian bel tanda masuk kelas berbunyi, kami semua sudah duduk manis di meja masing-masing. Posisi duduk Ren dan Fer tentunya di depan, dan aku tepat di belakang mereka.
"Selamat malam! Perkenalkan saya Andrew yang akan mengajar mata kuliah pada malam ini. Sambil berkenalan saya akan panggil kalian satu persatu sesuai absensi." kata dosen muda yang baru saja masuk ruang kelas.
Sebagian para gadis terlihat terpesona dengan ketampanannya. Pak Andrew memiliki wajah campuran dengan senyum yang manis. Di saat yang lain terpukau dengan keindahan ciptaan Tuhan di depan kami, ada juga yang memasang wajah datar yaitu para pria dan seorang wanita yaitu aku.
Tiba saat namaku dipanggil
"Sally!" panggil Pak Dosen
"Hadir Pak!" sahutku sambil mengangkat tangan kanan.
"Kamu..u.." kata Pak Dosen sambil menatapku.
"Ya Pak?" tanyaku.
"Maaf, tidak.. tidak apa-apa, mungkin saya salah." sambungnya.
Pelajaran berakhir kamipun langsung pulang.
***
Sabtu pagi kantor libur, saat ini aku sudah duduk manis di taman kampus menunggu kelas di mulai. Hari ini jadwal Pak Andrew lagi yang mengajar. Para gadis terlihat lebih modis daripada biasanya.
Bak medan magnet, para gadis seolah tertarik pada pusaran pesona Pak Andrew. Aku memilih membaca buku, dibanding ikut-ikutan menjadi fans Pak Andrew.
Kelas hari ini berjalan dengan baik dan lancar. Para gadis memperhatikan Pak Andrew, dan para pria pun terdiam entah mengerti atau tidak dengan pelajaran yang diberikan.
"Ok, silahkan kumpulkan tugas kalian. Sekian untuk kelas hari ini." kata Pak Andrew sambil menunggu kami di depan pintu keluar untuk mengumpulkan tugas.
Saat aku melangkahkan kaki keluar kelas setelah memberikan tugas kuliah ku kepada Pak Andrew.
"Kamu Sally kan? Kamu bantu saya bawa tugas ini ke ruangan saya!" katanya menghentikan langkahku.
"Baik Pak" sambil kuambil tumpukan yang tersisa dari sebagian yang sudah dibawa Pak Andrew.
Tidak lama kami sampai di ruangannya.
"Letakan di situ!" kata Pak Andrew sambil menunjuk ke suatu tempat.
"Baik Pak" jawabku.
"Sore ini setelah kuliah berakhir apa kamu ada acara? Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan kamu." katanya.
Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Tidak bisa dibicarakan sekarang di sini saja Pak?" tawarku.
"Sepertinya tidak bisa, akan tidak baik membicarakan hal selain urusan kampus di ruangan ini. Saya mau menanyakan sesuai yang pribadi. Dan saya berjanji tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh." katanya lagi.
"Kamu bawa kendaraan?" tanyanya
"Tidak sih Pak" jawabku.
Memang hari ini aku tidak membawa motorku karena agak lelah dan juga berpikir kuliah hari ini akan selesai sore, jadi masih ada angkutan umum.
"Ok, saya tunggu di parkir mobil jam 5 sore." katanya lagi.
"Baik Pak, saya permisi mau ikut kelas lagi." jawabku sambil menuju kelas berikutnya.
***
Selesai semua kelas pada hari ini, aku ragu-ragu menuju lokasi parkir mobil. Dari kejauhan kulihat Pak Andrew sudah menunggu di sana. Kulihat dia sedang berbicara dengan seorang mahasiswi.
Ku pikir ini kesempatan untuk menyingkir. Langsung kubalikan badan berniat untuk langsung pulang saja. Tetapi..
"Sally !!" panggil Pak Andrew sambil melambaikan tangan.
Yah, ketahuan juga ternyata. Terpaksa kulangkahkan kaki ke arahnya.
"Kamu mau pergi kemana tadi?" tanyanya saat jarak antara kami sudah dekat.
"Oh.. itu engga.. eng.." jawabku tidak jelas karena tertangkap basah mau menghindar.
"Ayok, nanti kamu kemalaman pulang!" katanya sambil membukakan pintu mobil untukku.
Dalam hati aku berdoa semoga tidak ada hal buruk terjadi padaku.
"Kamu tidak perlu takut, saya tidak akan macam-macam. Saya cuma ada sesuatu yang harus saya tanyakan kepada kamu." kata Pak Andrew memecah kesunyian di dalam mobil.
Karena selama diperjalanan aku hanya terdiam dan merapal doa di dalam hati.
"Iya Pak" jawabku singkat.
***
Kami sudah sampai di Rumah Makan Telaga Bening. Sebuah rumah makan yang memiliki pemandangan telaga yang jernih dan indah. Pak Andrew memilih kursi yang mengarah ke arah telaga.
"Ok langsung saja. Saya hanya mau menanyakan sesuatu. Saya mohon kamu bersedia menjawabnya." kata Pak Andrew selesai kami menyantap makanan.
"Boleh tahu kamu berasal dari mana?" tanyanya.
"Saya berasal dari dusun Lembah Asri Pak" jawabku.
"Hmm.. apakah kamu ingat seorang anak laki-laki sekitar 8 sampai 9 tahun lalu yang kamu tolong waktu terjatuh di sungai dusun Lembah Asri?" tanyanya lagi sambil menatap lekat mataku.
"Hmm.. iya, dulu sewaktu di dusun saya pernah membantu anak laki-laki yang sepedanya tercebur ke dalam sungai." jawabku sambil mengingat-ingat dan memandang ke arah danau.
"Jadi.. ternyata dugaanku benar kalau kamu adalah gadis itu" katanya bersemangat sambil tersenyum.
"Maksud Bapak?" tanyaku.
"Aku adalah anak laki-laki yang kamu tolong waktu itu Sally. Lalu kenapa kamu tidak menemuiku lagi sesudahnya? Bahkan sepedaku kamu titipkan pada penjaga rumah begitu saja tanpa menemuiku. Kan sudah kukatakan kamu harus menyerahkannya langsung kepadaku. Kamu tahu saat itu aku menunggumu?" katanya dengan bernada kesal.
"Bahkan, beberapa hari kemudian aku mencarimu ke sungai itu. Tetapi tidak ku temukan. Aku ingin menemuimu untuk berpamitan, atau setidaknya kita sempat bertukar alamat untuk tetap bisa saling berkomunikasi. Karena 3 hari setelahnya, aku dan keluargaku pindah dari rumah itu." jelasnya kepadaku.
"Sa..aya sebetulnya waktu itu mau menyerahkan langsung sepeda itu kepada Bapak.. tapi.." kata-kataku terpotong.
"Tolong panggil saya Andrew atau Drew juga boleh! Bukankah kita sudah saling mengenal jauh sebelum kita bertemu lagi di kampus. Lagi pula jarak umur kita hanya 5 tahun." potongnya saat aku akan menjawab.
"Ok Drew, awalnya saya akan menyerahkan sepeda itu langsung, seperti pesanmu. Tetapi aku urungkan niat itu. Aku takut dianggap ingin menerima imbalan karena telah membantu seseorang. Jadi setelah menyerahkan sepedamu kepada penjaga saya langsung pulang." jawabku.
"Kamu tahu? Aku sangat menantikan bertemu denganmu kembali? Bahkan sampai hari di mana kita bertemu pertama kali di kelas, aku sangat berharap kalau itu dirimu. Syukurlah ternyata memang kamu, dan sekarang kamu sudah ada di depanku." digenggamnya tanganku yang berada di atas meja dan ditatapnya mataku lekat-lekat.
Dada ku berdebar, dan aku hanya bisa tertunduk. Mungkin wajahku sudah seperti kepiting rebus saat ini. Ku coba untuk melepaskan genggaman tangannya. Tetapi dia memegangnya dengan erat.
Sebetulnya saat itu akupun ingin bertemu dengannya lagi. Saat itu usiaku belum genap 12 tahun aku takut sekaligus malu untuk bertemu.
"Saat ini, aku mohon kamu berjanji kepadaku untuk tidak pergi lagi dariku." kata Andrew dengan wajah penuh harap.
"Aku.. aku bingung" kataku, karena kami baru saja bertemu.
" Bertahun-tahun aku mencarimu. Setiap aku ada kesempatan untuk pergi ke dusunmu tidak pernah kutemukan dirimu. Aku mohon jangan lagi menghilang dariku." pintanya lagi.
Aku bingung harus bersikap seperti apa. Dulu sempat terbesit rindu kepadanya. Tetapi karena kesibukanku dan kehadiran sahabat-sahabatku rasa itu sudah terkubur lama.
"Aku tidak meminta kamu untuk menjadi kekasihku saat ini. Aku hanya memintamu untuk tidak pergi lagi dariku." katanya karena melihat keraguan di wajahku.
"Baiklah" jawabku pelan sambil tertunduk tidak berani melihat matanya.
"Terima kasih, aku antar kamu pulang ya" katanya sambil berdiri dan mengandeng tanganku.
---------
Yeay.. selesai 2 bagian hari ini.
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
@ShinShinta31 (IG)
seru thor
2020-08-05
1
akun nonaktifkan
5 like dulu yaa, semngat loh😆
Mampir karyaku sekalian like backnya🥺
Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆
Tunggu aja!🙏🏻
2020-07-27
1