IRSM: Menginginkanmu

√ Maaf kalau banyak typo, nanti aku revisi ulang.

"Tu-tuan, jangan nanti ketahuan nyonya Airin." Indira berusaha menghentikan aksi majikannya di kamar kecil yang terasa memanas meski di luar hujan lebat.

Gugup serta sekujur tubuh berkeringat dingin dengan apa yang suaminya lakukan. Meski berstatus pasangan suami istri, Indira tetap takut untuk melakukan hal lebih dengan majikannya, Dafi. Walaupun ia tak tahu selama apa pernikahan ini akan bertahan. Baginya pernikahan ini hanya status belaka.

Malam ini Dafi terlihat berbeda terutama dari sorot matanya. Dan Indira sadar akan hal itu. Ranjang kecil itu berdecit ketika Dafi  sepenuhnya ikut berbaring di samping istri kecilnya.

"Jangan takut, Airin sudah tidur." Ucapan Dafi seolah melenyapkan rasa cemas dan ketakutan Indira. Meskipun begitu, Indira tetap tak mau Dafi berada di dekatnya.

"Tuan lebih baik kembali ke kamar, nanti_"

"Sst ... tenang Indira. Airin tidak akan bangun," balas Dafi menyela ucapan sang istri."Kenapa kamu kembali ke kamar ini, hmm?"

Indira yang masih shock dengan ciuman yang suaminya berikan, tidak langsung menjawab pertanyaannya itu. Manik coklatnya menatap mata tajam Dafi yang fokus menatap dirinya.

"Saya lebih nyaman tidur di sini, Tuan." Indira kembali menundukkan pandangannya, tak mampu terlalu lama menatap pria di hadapannya sekarang.

"Tapi di sini ruangannya terlalu kecil dan pengap. Untuk malam ini kamu boleh tidur di sini tapi malam besok harus tidur di kamar atas."

"Untuk masalah tadi siang, saya minta maaf. Dan saya ingin kamu jangan pernah berdekatan dengan Jo, pria yang datang bertamu ke rumah ini tadi," sambung Dafi.

Ucapan Dafi bukan hanya sekadar perintah tapi ada sesuatu tersirat di dalamnya. Ucapan Jo tadi siang berhasil mengusik hati Dafi yang di liliput rasa cemas.

Seperti gadis penurut, Indira mengiakan ucapan Dafi walau ada rasa penasaran dengan alasan yang membuat majikannya melarang ia berdekatan dengan pria asing yang tadi siang ia temui. Dan ia juga benar-benar bingung dengan sikap Dafi yang berubah-ubah padanya. Terkadang marah tanpa alasan dan terkadang baik padanya.

Lamunan Indira seketika buyar kala tangan besar nan hangat mengusap perut datarnya. Mata Dafi tampak berbinar bahagia meski raut wajahnya menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Apa masih mual dan pusing?" tanya Dafi tanpa menghentikan usapan lembut di perut Indira.

"Sedikit, Tuan. Tapi..."

"Tapi apa?"

Indira tampak ragu mengatakannya.

"Tapi, saat berdekatan dengan Tuan, rasa mual dan pusing saya sedikit mereda." Wajah Indira tampak memerah ketika mengatakan itu dengan malu-malu.

"Ooh ya? Sepertinya anak kita ingin berdekatan dengan saya." Dafi terkekeh geli.

Indira yang melihat respon  positif suaminya tak bisa menyembunyikan senyuman yang mengembang dibibirnya tanpa bisa ia tahan. Ia kira pria itu akan marah atau tak suka mendengar hal itu. Andai suaminya terus bersikap baik seperti ini dan mereka berdua menjalani pernikahan ini seperti pasangan pada umumnya tentu ia akan bahagia. Tapi ada satu hal yang mengganjal dalam benak Indira, ia hanya istri kedua yang dinikahi karna janin yang ia kandung sekarang. Andai ia tak hamil, mungkin selamanya ia akan diam setelah kehilangan mahkotanya tanpa mendapatkan pertanggungjawaban.

"Indira? "

"Iya, Tuan."

Dafi menangkup wajah Indira. Menatap dalam manik coklat itu dengan tatapan yang menyiratkan banyak makna di sana.

"Saya menginginmu malam ini..."

Tubuh Indira langsung menegang mendengar itu. Tentu ia paham maksud dari ucapan pria tersebut mengarah ke mana. Apa jangan-jangan majikannya datang ke sini karna tujuannya ini. Seketika ia teringat dengan Airin yang tengah datang bulan.

"Saya tidak bisa, Tuan. Nanti Nyonya Airin marah bila tahu kita berdua melakukan itu."

"Tidak akan ketahuan, percaya dengan saya. Kita juga sudah menikah, kan?"

Dafi berusaha meyakinkan Indira. Dan ia sedikit gemas dengan Indira yang terus beralasan menolak ajakkannya. Tapi malam ini ia takkan melepaskan Indira.

Dan seberusaha apapun Indira menolak nyatanya wanita itu pada akhirnya tunduk dengan keinginan Dafi.

Indira meremas sprei bermotif bunga tersebut, kala Dafi kembali mendaratkan ciuman di bibir dan menjalar ke bagian lehernya. Setiap sentuhan yang suaminya berikan menciptakan sensasi gelenyar aneh. Suara d*sahan lolos dari mulut mungil Indira kala Dafi mencium dan menjilat telinga Indira yang menjadi titik sensitif wanita muda itu.

Tangan pria itu dengan lihai dan cepat meloloskan pakaian yang melekat di tubuh Indira. Napas Dafi tercekat sambil meneguk ludahnya kasar melihat tubuh Indira tanpa sehelai benang pun menutupi dan kini tergolek pasrah di atas kasur membuat hasrat Dafi semakin mencekik ingin segera di puaskan.

Dengan tak sabaran Dafi melepaskan pakaian miliknya. Ia yang tak mudah tergoda dengan wanita manapun ataupun berniat berpaling dari Airin karna wanita lain, pada akhirnya pertahanan itu runtuh dengan sendirinya karna kehadiran sosok pembantunya sendiri.

Rembesan cahaya matahari pagi masuk melalui sela-sela gorden lalu menerpa permukaan wajah Dafi. Pria itu tampak silau dan terganggu dengan cahaya yang menerpa permukaan wajahnya. Perlahan manik hitam pekat itu terbuka sempurna. Dafi menatap ke sekeliling ruangan dan kini beralih menatap seseorang dalam dekapannya, senyuman terbit di bibirnya ketika ingatan tadi malam bergulir.

Bahkan kulit tubuh mereka berdua saling bersentuhan tanpa ada penghalang. Wajah polos dan tampilan berantakkan Indira membuat percikan hasrat itu kembali timbul. Kemarin malam ia benar-benar puas bahkan melakukannya pelepasan beberapa kali.

Dafi semakin mendekap tubuh mungil Indira yang tertidur sangat nyenyak hingga tak terganggu dengan sentuhan yang Dafi berikan. Namun, sesuatu hal membuat pria itu bangun dari kasur dengan buru-buru. Terlalu hanyut dengan permainan tadi malam membuat ia sampai tertidur di sini. Seharusnya ia kembali ke kamar pagi-pagi buta sebelum Airin terbangun.

Semoga saja istrinya belum bangun tidur. Dafi mengambil pakaian miliknya lalu mengenakannya dengan buru-buru meninggalkan Indira yang masih hanyut di alam bawah sadarnya.

"Kamu ke mana saja Mas?" Pertanyaan mengintimidasi Airin membuat Dafi menegang. Wanita itu sudah rapi dan aroma wangi menguar dari tubuh wanita cantik itu.

_______

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen. See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Tatik Tabayy

Tatik Tabayy

sedikit lagiii

2023-10-10

0

Tatik Tabayy

Tatik Tabayy

hampir2

2023-10-10

0

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

hampir je ketahuan

2023-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 IRSM: Terlalu Cinta
2 IRSM: Di Renggut Paksa!
3 IRSM: Ancaman Majikan
4 IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5 IRSM: Demam Tinggi
6 IRSM: Jangan Di Gugurkan
7 IRSM: Ajuan Pernikahan
8 IRSM: Pernikahan Siri
9 IRSM: Teman Sekampung
10 IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11 IRSM: Cemburu
12 IRSM: Tak Peduli
13 IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14 IRSM: Hasrat yang Direndam
15 IRSM: Fantasi Liar Dafi
16 IRSM: Cemburu?
17 IRSM: Menginginkanmu
18 IRSM: Tertangkap Basah
19 IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20 IRSM: Kenyataan menyakitkan
21 IRSM: Indira Yang Malang
22 IRSM: Hati Yang Terbakar
23 IRSM: Terlalu Gengsi
24 IRSM: Apakah Aku Penting?
25 IRSM: Dia Hamil?
26 IRSM: Melarikan Diri
27 IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28 IRSM: Permohonan Indira
29 IRSM: Kembali Ke Jakarta
30 IRSM: Keegoisan Dafi
31 IRSM: Mencari Pekerjaan
32 IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33 IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34 IRSM: Faza Bayu Irawan
35 IRSM: Permohonan Arum
36 IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37 IRSM: Teringat Seseorang
38 IRSM: Ternyata bercerai
39 IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40 IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41 IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42 IRSM: Kecemburuan Dafi
43 IRSM: Dipermainkan Keadaan
44 IRSM: Berusaha Meyakinkan
45 IRSM: Saya Milikmu Indira
46 IRSM: Lupakan Masa Lalu
47 IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48 IRSM: Patah Hati
49 IRSM: Membuka Lembaran Baru
Episodes

Updated 49 Episodes

1
IRSM: Terlalu Cinta
2
IRSM: Di Renggut Paksa!
3
IRSM: Ancaman Majikan
4
IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5
IRSM: Demam Tinggi
6
IRSM: Jangan Di Gugurkan
7
IRSM: Ajuan Pernikahan
8
IRSM: Pernikahan Siri
9
IRSM: Teman Sekampung
10
IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11
IRSM: Cemburu
12
IRSM: Tak Peduli
13
IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14
IRSM: Hasrat yang Direndam
15
IRSM: Fantasi Liar Dafi
16
IRSM: Cemburu?
17
IRSM: Menginginkanmu
18
IRSM: Tertangkap Basah
19
IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20
IRSM: Kenyataan menyakitkan
21
IRSM: Indira Yang Malang
22
IRSM: Hati Yang Terbakar
23
IRSM: Terlalu Gengsi
24
IRSM: Apakah Aku Penting?
25
IRSM: Dia Hamil?
26
IRSM: Melarikan Diri
27
IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28
IRSM: Permohonan Indira
29
IRSM: Kembali Ke Jakarta
30
IRSM: Keegoisan Dafi
31
IRSM: Mencari Pekerjaan
32
IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33
IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34
IRSM: Faza Bayu Irawan
35
IRSM: Permohonan Arum
36
IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37
IRSM: Teringat Seseorang
38
IRSM: Ternyata bercerai
39
IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40
IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41
IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42
IRSM: Kecemburuan Dafi
43
IRSM: Dipermainkan Keadaan
44
IRSM: Berusaha Meyakinkan
45
IRSM: Saya Milikmu Indira
46
IRSM: Lupakan Masa Lalu
47
IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48
IRSM: Patah Hati
49
IRSM: Membuka Lembaran Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!