IRSM: Pernyataan yang mengejutkan

Indira benar-benar terkejut saat Tuti mendorongnya. Refleks ia memeluk perutnya takut terjadi apa-apa dengan kandungannya beruntung ia bisa menyeimbangkan badannya.

"Jadi pembantu sombong banget! Kami berdua cuma tanya tentang majikanmu saja!" ucap Tuti ketus sambil memberikan tatapan sinisnya.

Indira hanya diam mendengar setiap ucapan kasar yang terlontar dari mulut Tuti.  Tidak ada niat ingin membela diri. Karna percuma, ia akan tetap kalah bila berdebat dengan keduanya.

"Iya, tuh kayaknya takut banget majikannya di rebut. Atau jangan-jangan kamu ada main lagi sama majikan sendiri..." Nita tertawa merendahkan Indira secara terang-terangan, Tuti ikut tertawa membenarkan ucapan temannya tersebut.

Plak!

Tawa Nita langsung lenyap seketika kala tamparan keras melayang di pipinya. Ia meringis kesakitan merasakan ngilu dan kebas dibagian wajahnya. Sementara Indira menatap penuh emosi.

"Dari dulu kalian berdua selalu menindasku. Sekarang kalian menuduh macam-macam tentang ku! Aku diam bukan berarti takut ataupun tidak bisa membela diri dengan perlakuan kalian!" suara Indira bergetar dengan emosi yang sudah meradang di ubun-ubun.

"Kamu memang pantas mendapatkan itu!"

Plak!

Kini, Nita membalas tamparan Indira jauh lebih keras. Tamparan yang Nita layangkan membuat sudut bibir Indira robet serta mengeluarkan darah. Dan ketika Tuti hendak menjambak rambut Indira suara keras suara pria menghentikan kelakuan brutal mereka berdua.

Ketiganya kompak menatap ke arah sumber suara. Tuti maupun Nita tampak terkejut dengan seluruh tubuh menegang kala mendapati pria yang tengah mereka ributkan datang menghampiri. Tatapan tajam yang begitu menusuk membuat tubuh Tuti dan Nita menegang.

"Indira, kamu tidak apa-apa? Astaga, bibir kamu berdarah Nak."

Bibi Nunu menyeka darah dari sudut bibir Indira. Wanita muda itu meringis kesakitan ketika Bibi Nunu tak sengaja menyentuh bagian luka sobekkan di sudut bibirnya.

"Perlakuan kalian berdua sangat keterlaluan. Saya bisa menjebloskan kalian ke jeruji besi dengan kasus menganiayaan!" kecam Dafi dengan sarkas.

Raut wajah keduanya semakin menegang. Antara takut dan kagum dengan sosok pria tampan di hadapan mereka berdua. Hidung mancung, kulit putih bersih, dan jangan lupakan bentuk tubuh yang proposional pria tersebut. Namun, rasa kagum itu tergantikan dengan rasa takut ketika melihat tatapan Dafi yang semakin menajam seolah siap membunuh.

"Ka-kami berdua tidak akan memulai bila Indira tidak memancing..." balas Tuti tersendat-sendat berusaha membela diri. Sementara Nita mengangguk, membenarkan ucapan temannya tersebut.

"Tapi perlakuan kalian sangat keterlaluan. Saya tidak tahu apa masalah kalian berdua dengan Indira. Tapi bila sekali lagi kalian melakukan ini pada Indira, maka jangan salahkan saya bila kalian berdua berakhir di penjara!"

Ancaman yang Dafi berikan berhasil membuat rasa takut muncul di benak keduanya. Karna tidak menutup kemungkinan pria itu akan benar-benar menjebloskan mereka berdua ke penjara. Tak ingin semakin memperpanjang masalah, Tuti dan Nita memilih pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan permintaan maaf atas perlakuan mereka berdua. Pada Indira.

Setelah kepergian mereka berdua Dafi menghampiri keduanya. Tatapannya terotasi penuh pada Indira. Pipi yang memerah serta sudut bibir yang terluka mampu membuat Dafi tampak ibs. Dalam pikirannya saat ini apakah Indira selalu mendatangkan perlakuan buruk di tempat ini?

"Sa-sakit Tuan. Pelan-pelan..." Indira hendak menahan tangan Dafi yang terlalu kuat menekan bagian sudut bibirnya yang terluka dengan handuk kecil yang baru saja di celupkan ke air hangat.

"Sebentar lagi selesai..."

Indira yang awalnya merintih kesakitan kini mulai diam. Mata coklat berairnya menatap lekat wajah tampan majikannya dengan jarak yang begitu dekat.

"Apa kamu sering mendapatkan perlakuan seperti ini dari mereka?"

Pertanyaan Dafi membuat Indira tersentak dari lamunannya. Ia baru sadar pria sudah selesai mengobati luka dibagian sudut bibirnya.

"Iyaa..." Wanita itu menjawab seadanya dengan kepala tertunduk. Ditatap majikannya selalu membuat ia gugup dan tak kuat terlalu lama kontak mata."Terima kasih Tuan sudah datang menolong saya."

"Saya menolong kamu demi anak saya. Saya takut terjadi apa-apa dengan kandung kamu."

Balasan Dafi membuat Indira semakin tertunduk. Ia tersenyum kecut. Bahkan ia lupa semua yang dilakukan majikannya karna anak yang ia kandung.

Hening.

Ruangan mendadak hening setelah Dafi mengucapkan kata-kata yang membuat dada Indira terasa sesak. Meski belum berstatus istri, ia sudah merasakan sakitnya.

"Maaf menunggu lama Tuan Dafi."

Paman Abdi masuk ke dalam rumah setelah bibi Nunu menyusul ke kebun. Bahkan pria paruh baya itu tak melepaskan topi caping yang melekat di kepalanya. Ia terkejut saat istrinya datang menyusul ke kebun dan mengatakan tuan Dafi ingin membicarakan hal penting.

Dafi mengangguk samar dengan senyuman ramahnya.

Kini, keempatnya sudah berkumpul di ruangan tamu yang begitu sederhana dan tikar sebagai alas lantai rumah itu.

"Saya ingin mengatakan sesuatu dan mungkin ini akan membuat kalian terkejut. Tapi yang jelas saya ingin mempertanggung jawabkan semuanya." Sebelum melanjutkan ucapannya Dafi melirik sekilas pada Indira yang lagi-lagi hanya tertunduk dengan raut wajah cemas.

"Saya ingin menikahi Indira."

Ucapan yang Dafi lontarkan membuat pasangan suami istri itu sangat terkejut.

"Bu-bukannya Tuan Dafi sudah memiliki istri, kenapa ingin menikahi Indira," ucapan bibi Nunu terdengar bergetar. Ia masih benar-benar tak percaya.

Dafi menarik napas dalam." Indira sedang hamil anak saya."

Ucapan yang kembali Dafi ucapkan semakin membuat keduanya tak bisa berkata-kata lagi. Kini, tatapan keduanya terotasi penuh pada Indira.

"Apa maksudnya ini Indira? Bagaimana bisa kamu hamil?" ucap paman Abdi, suaranya terdengar lemas.

Bibi Nunu tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya air mata yang meleleh dari pelupuk matanya. Indira hanya bisa diam, menatap takut keduanya.

"Di sini saya yang salah. Maka dari itu saya akan bertanggung jawab."

Dafi mulai menceritakan semuanya termasuk kejadian yang membuat mereka berdua terjebak dalam sebuah masalah rumit ini, hingga keputusan Dafi ingin mempertanggung jawabkan semuanya walaupun ada beberapa bagian yang tidak Dafi sampaikan termasuk ancaman yang pernah ia berikan pada Indira. Seolah menciptakan citra yang baik tentang dirinya.

Keduanya yang mendengar itu tentu marah dan kecewa. Tapi semuanya sudah terjadi. Apalagi bila warga desa tahu tentang kehamilan Indira. Tentu wanita muda itu akan menjadi bulan-bulanan orang-orang di tempat ini.

______

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen. See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

sejahat2 nya dafi, sekurang kurangnya dia nak bertanggungjawap juga atas perbuatannya

2023-08-01

2

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

walaupun ada typo.... masih bisa di baca dan di pahami....😁😁😁

2023-07-31

0

windanor

windanor

Maaf klu ada typo ya. Nanti aku revisi ulang🥰

2023-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 IRSM: Terlalu Cinta
2 IRSM: Di Renggut Paksa!
3 IRSM: Ancaman Majikan
4 IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5 IRSM: Demam Tinggi
6 IRSM: Jangan Di Gugurkan
7 IRSM: Ajuan Pernikahan
8 IRSM: Pernikahan Siri
9 IRSM: Teman Sekampung
10 IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11 IRSM: Cemburu
12 IRSM: Tak Peduli
13 IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14 IRSM: Hasrat yang Direndam
15 IRSM: Fantasi Liar Dafi
16 IRSM: Cemburu?
17 IRSM: Menginginkanmu
18 IRSM: Tertangkap Basah
19 IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20 IRSM: Kenyataan menyakitkan
21 IRSM: Indira Yang Malang
22 IRSM: Hati Yang Terbakar
23 IRSM: Terlalu Gengsi
24 IRSM: Apakah Aku Penting?
25 IRSM: Dia Hamil?
26 IRSM: Melarikan Diri
27 IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28 IRSM: Permohonan Indira
29 IRSM: Kembali Ke Jakarta
30 IRSM: Keegoisan Dafi
31 IRSM: Mencari Pekerjaan
32 IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33 IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34 IRSM: Faza Bayu Irawan
35 IRSM: Permohonan Arum
36 IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37 IRSM: Teringat Seseorang
38 IRSM: Ternyata bercerai
39 IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40 IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41 IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42 IRSM: Kecemburuan Dafi
43 IRSM: Dipermainkan Keadaan
44 IRSM: Berusaha Meyakinkan
45 IRSM: Saya Milikmu Indira
46 IRSM: Lupakan Masa Lalu
47 IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48 IRSM: Patah Hati
49 IRSM: Membuka Lembaran Baru
Episodes

Updated 49 Episodes

1
IRSM: Terlalu Cinta
2
IRSM: Di Renggut Paksa!
3
IRSM: Ancaman Majikan
4
IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5
IRSM: Demam Tinggi
6
IRSM: Jangan Di Gugurkan
7
IRSM: Ajuan Pernikahan
8
IRSM: Pernikahan Siri
9
IRSM: Teman Sekampung
10
IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11
IRSM: Cemburu
12
IRSM: Tak Peduli
13
IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14
IRSM: Hasrat yang Direndam
15
IRSM: Fantasi Liar Dafi
16
IRSM: Cemburu?
17
IRSM: Menginginkanmu
18
IRSM: Tertangkap Basah
19
IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20
IRSM: Kenyataan menyakitkan
21
IRSM: Indira Yang Malang
22
IRSM: Hati Yang Terbakar
23
IRSM: Terlalu Gengsi
24
IRSM: Apakah Aku Penting?
25
IRSM: Dia Hamil?
26
IRSM: Melarikan Diri
27
IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28
IRSM: Permohonan Indira
29
IRSM: Kembali Ke Jakarta
30
IRSM: Keegoisan Dafi
31
IRSM: Mencari Pekerjaan
32
IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33
IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34
IRSM: Faza Bayu Irawan
35
IRSM: Permohonan Arum
36
IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37
IRSM: Teringat Seseorang
38
IRSM: Ternyata bercerai
39
IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40
IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41
IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42
IRSM: Kecemburuan Dafi
43
IRSM: Dipermainkan Keadaan
44
IRSM: Berusaha Meyakinkan
45
IRSM: Saya Milikmu Indira
46
IRSM: Lupakan Masa Lalu
47
IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48
IRSM: Patah Hati
49
IRSM: Membuka Lembaran Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!