"Akhirnya kau datang juga, Bro!" Jo langsung memeluk sahabatnya tersebut. Sementara Dafi menipiskan bibirnya seolah untuk senyum pun enggan.
Sebenarnya Dafi malas datang ke Bar ini. Tapi karna pikiran yang kalut membuat ia setuju dengan ajakkan sahabatnya tersebut.
"Aku kira kau tidak datang!" ucap Jo sedikit mengeraskan suaranya karna suara alunan musik di Bar itu cukup keras.
Dafi diam tak menggubris ucapan Jo. Ia mendudukkan dirinya di kursi dekat meja pantry.
"Apa kau ingin mencoba ini?" Jo menawarkan segelas wine berakohol pada Dafi. Awalnya Jo hanya bercanda menawarkan minuman beralkohol tersebut karna yakin sahabatnya itu akan menolak tapi di luar dugaan Dafi menerimanya lalu menghabiskan secangkir wine sekali tegukan membuat Jo terkejut.
"Relly? Kau benar-benar meminumnya?"
Dafi tak menggubris pertanyaan Jo. Ia menuangkan wine dalam cangkir miliknya dan kembali meminumnya. Setidaknya meminum ini sedikit melupakan masalah yang beberapa hari ini terus memenuhi kepalanya.
"Apa kau ada masalah Dafi? Ceritakan lah padaku. Dan jangan minum ini terlalu banyak kau bisa mabuk."
Jo tahu betul Dafi tidak terlalu suka mengonsumsi minuman seperti ini kecuali pria itu banyak masalah.
"Aku hanya ingin membuat pikiranku tenang. Setidaknya minuman ini membantu," balas Dafi menatap Jo.
Pria itu terkekeh sambil menunjuk-nunjuk pada Dafi seolah tahu masalah apa yang tengah Dafi hadapi.
"Aku tahu pasti ini tentang Airin?" tebak Jo. "Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menjadikan dia istri. Apalagi dia model, tentu untuk hamil dia akan berpikir ribuan kali."
Jo tertawa lepas tanpa menyadari Dafi melemparkan tatapan dinginnya. Pria lajang yang terkenal playboy itu menghentikan tawanya seolah nasib menyedihkan yang Dafi alami adalah sebuah hal yang lucu. Ia menyeka air matanya karna terlalu banyak tertawa.
Sementara Dafi hanya diam melihat Jo tengah mengejeknya. Ia juga tidak bisa menampik apa yang sahabatnya itu katakan memang benar. Namun, rasa cinta yang begitu dalam pada Airin membuat Dafi tidak bisa memaksa Airin untuk berhenti dari pekerjaan yang wanita itu geluti maupun meminta sang istri untuk mengandung anaknya.
Dan malam ini Dafi menghabiskan malamnya di Bar di temani segelas wine. Dan Jo tampak menikmati waktunya di tempat ini dengan ditemani dua wanita cantik nan Sexy yang bergelayut manja di tubuh Jo. Suara alunan musik semakin keras dan itu membuat pengunjung di sana semakin riuh dan berjoget-joget mengikuti alunan musik. Selama Dafi berada di Bar tidak ada wanita yang berani mendekati pria itu. Baru berniat menggoda Dafi sudah menghunuskan tatapan tajamnya.
•
•
Waktu sudah menunjukkan pukul 1: 00 malam. Dengan langkah sempoyongan serta kepala yang begitu pusing Dafi masuk ke dalam rumah. Terlalu banyak minum membuat Dafi benar-benar mabuk. Bahkan yang mengantarkan pulang ke rumah adalah Jo. Pria itu takut Dafi tidak fokus mengendarai mobil dengan kondisi mabuk.
Langkah Dafi berhenti di sebuah kamar. Ia memutar tuas pintu lalu masuk ke dalam kamar tersebut. Meski mabuk Dafi bisa melihat jelas seorang wanita terbaring di kasur dan tengah tertidur. Senyuman terbit di bibir Dafi.
"Sayang..."
Dafi melangkah mendekati wanita yang tengah tertidur pulas tersebut. Ia mendudukkan dirinya di sisi kasur. Tangan besarnya membelai kepala wanita itu dengan lembut. Hasrat Dafi membumbung tinggi hanya menyentuh kulit mulus serta aroma tubuh wanita itu membuat badannya semakin panas terbakar dalam gairah yang sudah lama tak tersalurkan.
"Aku menginginkanmu, Sayang... Dan aku ingin kamu hamil anakku..." Dafi mengecupi pipi berisi wanita tersebut yang tampak melenguh apalagi sentuhan yang Dafi berikan membuat wanita itu perlahan membuka matanya.
Indira yang merasa terusik dalam tidurnya karna sebuah sentuhan perlahan membuka matanya. Gadis itu melebarkan matanya sempurna kala mendapati sang majikan berada di dalam kamarnya dan sekarang di atas kasur yang sama. Aroma alkohol yang menguar dari hembusan napas Dafi sangat menyakiti indra penciuman Indira.
"Tuan..." Indira berusaha melepaskan diri dari Dafi yang kini mengukung tubuh mungilnya. Ia memekik kala bibir basah itu mengecup lehernya.
"Tuan sadar..." Indira memberontak berusaha melepaskan diri bahkan menampar wajah Dafi agar pria itu sadar tapi yang ia dapatkan Dafi mengunci pergerakkannya.
Air mati berlinang berjatuhan dari ujung mata Indira. Gadis itu berteriak histeris meminta tolong berharap satpam yang berjaga di depan gerbang mendengar.
"Jangan, Tuan..." Indira berusaha mempertahankan pakaian yang hendak di robek paksa oleh Dafi. Pria itu benar-benar dikuasai n*fsu yang tak terbendung.
Seberusaha apapun Indira mempertahankan dirinya, Dafi berhasil mengusai gadis muda itu. Pria itu mengira wanita dibawah kungkungannya sekarang adalah sang istri. Karna yang Dafi lihat dihadapannya sekarang adalah Airin. Minuman sialan itu benar-benar mengusai akal sehat Dafi yang tak sabar meneguk kenikmatan yang sudah dua minggu tidak pria itu dapatkan dari Airin.
"Akh...sakit." Indira menjerit kesakitan ketika Dafi memasukkan miliknya dengan paksa.
Suara jeritan Indira tertahan kala Dafi membungkam bibir wanita tersebut yang gemetar menahan sakit. Dafi mel*mat rakus bibir yang terasa sangat manis dan membuat ia menginginkan lagi. Bersamaan itu Dafi mulai menggerakkan miliknya ketika sudah masuk sepenuhnya. Suara jeritan kesakitan berganti menjadi suara des*han membuat hasrat Dafi semakin terpancing.
•
•
Dafi melenguh dan semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Pria itu tampak kelelahan setelah melampiaskan hasratnya sampai pria itu benar-benar puas. Sedangkan seorang wanita menangis sesegukan di bawah pancuran air. Bahkan mata Indira terlihat bengkak setelah semalaman menangisi sesuatu yang direnggut paksa.
Wajah wanita terlihat sangat pucat.
Indira menggosok-gosok bagian tubuhnya berusaha menghilangkan setiap jejak yang majikannya berikan termasuk bercak biru kemerahan di leher dan bagian dadanya. Ia hanya ingin bekerja dengan sungguh-sungguh, tapi kenapa ia malah mendapatkan ini. Hingga mahkotanya di renggut paksa.
Indira menangkup wajahnya menangis hingga tak bersuara lagi. Bagaimana ia bisa menjalani hari ini dan hari-hari berikutnya. Kehidupannya mungkin akan berubah seperti neraka.
_____
Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen. See you di part selanjutnya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ludi Asih
kasian airin
2023-10-10
0
Tatik Tabayy
bgs bgs bgs🥰🥰🥰🥰🤗
2023-10-10
0
Tatik Tabayy
novel sebagus ini kok like ny cuma dikitt . sayang bgt kn😭😭🥰
2023-10-10
0