IRSM: Teman Sekampung

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di sebuah rumah kecil yang terbuat dari beton. Kedatangan mobil hitam itu mengundang rasa penasaran para penduduk desa yang tinggal tidak jauh dari sana.

Bibi Nunu yang tengah sibuk menyapu halaman memberhentikan aktivitasnya. Ia menatap mobil berhenti di depan rumahnya. Wanita paruh baya itu merasa tak asing dengan mobil tersebut. Seperti pernah melihat.

Tak lama pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok Indira yang turun dari mobil. Mata bibi Nunu melebar menatap kedatangan keponakannya. Ia menjatuhkan sapu lidinya lalu bergegas menghampiri Indira.

"Indira..." Wanita paruh baya itu memeluk sang keponakan yang membalas pelukannya begitu erat dengan segala rindu yang menggunung. Tangisan Indira membuat bibi Nunu melepaskan pelukannya.

"Kamu kenapa, Nak? Dan kenapa kamu tiba-tiba pulang tanpa memberi tahu Bibi dulu..." tanya bibi Nunu.

Indira tak langsung menjawab ia menoleh ke belakang dan bibi Nunu mengikuti arah pandang keponakannya. Wanita paruh baya itu tampak terkejut ketika mendapati mantan majikannya, Dafi ada di sini.

"Kamu buat masalah, Indira?" Pikiran buruk terhadap keponakannya sendiri sekelibat muncul di kepalanya.

Indira menggeleng. Belum sempat membuka mulut Dafi lebih dulu menyahut.

"Saya datang ke sini bukan hanya sekadar mengantarkan Indira pulang. Tapi ada sesuatu yang ingin saya bicarakan..." ucap Dafi tenang. Seolah apa yang ingin ia sampaikan adalah hal yang biasa.

Bibi Nunu menoleh sekilas pada Indira setelahnya ia kembali menatap Dafi."Apa Indira membuat masalah, Tuan Dafi? Kalau benar Indira buat masalah, saya minta maaf," ucap bibi Nunu tak enak hati.

Dafi terkekeh ringan."Tidak. Bagaimana kita membahasnya di dalam saja?"

"Eh... Iya. Maaf tidak langsung menyuruh Tuan Dafi masuk. Ayo silahkan masuk ke dalam," ucap bibi Nunu meminta mantan majikannya itu masuk ke dalam rumahnya yang terlihat sederhana.

Sementara Dafi melirik datar orang-orang yang tengah memperhatikan dirinya dari kejauhan. Tentu, orang-orang desa begitu penasaran dengan sosok pria muda, tampan, dengan membawa mobil datang ke tempat ini apalagi saat melihat Indira turun dari mobil itu.

"Siapa pria itu ya? Sepertinya bukan orang sini."

"Dia sangat tampan. Apalagi datang ke sini membawa mobil, pasti orang kaya dari kota."

"Tapi kenapa pria itu datang dengan Indira? Tidak mungkinkan pria itu ada hubungan dengan Indira. Menurutku sangat tidak pantas."

Ucapan para wanita yang tengah sibuk menerka-nerka sosok pria asing dengan wajah tampan itu benar-benar membuat mereka penasaran. Apalagi saat melihat Indira turun dari mobil mewah nan mahal itu.

Saat memasuki rumah beton itu pemandangan yang Dafi lihat adalah bagian dalam rumah yang sederhana. Berbeda jauh dengan rumahnya yang begitu lengkap fasilitas di sana sementara rumah ini kosong hanya ada televisi jadul yang terpajang di meja kayu.

"Silahkan duduk dulu Tuan Dafi. Saya siapkan minuman dulu..." ucap bibi Nunu yang setelahnya beranjak dari sana menuju dapur.

"Indira..." Panggilan Dafi membuat Indira yang hendak menyusul sang bibi terhenti.Wanita itu menatap Dafi yang masih berdiri di ambang pintu.

"Apa Tuan memerlukan sesuatu?" tanya Indira.

Pria itu menggeleng. Matanya menatap sekitar ruangan dalam rumah itu.

"Kamu sudah lama tinggal di sini?"

Indira mengangguk, mengiakan pertanyaan Dafi."Dari kecil sudah tinggal di sini sama bibi dan paman."

Kening Dafi mengkerut."Lalu orang tua kamu ke mana?"

Wanita itu terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Dafi. Sungguh, ia benar-benar tak suka membalas kedua orang tuanya. Bukan membenci tapi ada rasa perih yang timbul bila membahas perihal ini.

"Kedua orang tua saya sudah meninggal karna kecelakaan 13 tahun yang lalu." Bersamaan mengatakan itu wajah Indira tampak mendung membuat Dafi yang melihat itu tak enak hati.

"Maaf, saya tidak tahu."

Terlihat wajah bersalah dari Dafi karna membahas hal seperti ini. Sementara Indira mengangguk disertai senyuman untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan.

"Maaf Tuan Dafi, saya ke warung dulu gula di dapur sudah habis," ucap bibi Nunu yang kembali dari dapur dan hendak bergegas pergi keluar.

Namun, sebelum melangkah keluar suara Indira membuat wanita paruh baya itu menoleh.

"Bi, biar aku saja yang membeli gula. Bibi di sini saja," ucap Indira melirik sekilas Dafi yang menatap mereka berdua.

"Tidak usah Indira. Lebih baik kamu temani Tuan Dafi."

Indira menggeleng dengan raut wajah memohon pada bibi Nunu. Ia tidak ingin berlama-lama dengan majikannya tersebut. Bukan hanya karna canggung tapi ia tidak ingin Dafi kembali menanyakan kedua orang tuanya. Akhirnya bibi Nunu mengangguk lalu memberikan lembaran uang pada Indira.

"Indira!"

Suara panggilan seseorang yang cukup keras membuat Indira menoleh ke belakang. Terlihat dua orang wanita berjalan menghampirinya.

"Indira apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Tuti, merupakan teman satu kampung Indira.

"Kabarku baik. Kalian berdua juga bagaimana kabarnya?" Indira balik bertanya dengan ramah.

"Kabar kami juga baik . Oh ya, aku lihat kamu pulang diantar pakai mobil. Terus pria tampan yang mengantarkan kamu itu siapa?" tanya Tuti yang memang ingin menanyakan hal ini pada Indira. Tuti benar-benar penasaran dengan sosok pria itu.

"Iya. Dia itu siapa kamu? Bisa kali ya kamu kenalin ke kami berdua," timpal Nita seraya melirik Tuti di sampingnya.

"Dia majikan ku," jawab Indira seadanya.

"Ooh majikan. Aku sampai lupa kalau kamu kerja jadi pembantu di kota." Ucapan Tuti terkesan merendahkan pekerjaan yang Indira jalani sekarang. Gadis itu terkekeh ringan bersama dengan Nita."Aku kira dia siapa kamu. Tapi memang benar sih pria itu memang pantas jadi majikan kamu."

Indira hanya menanggapi dengan senyuman kaku seolah tak nyaman mendengar ucapan mereka berdua.

"Aku duluan, ya. Sudah di tunggu bibi." Indira berpamitan hendak pergi namun dengan cepat Tuti dan Nita menghalangi jalan Indira.

"Eh, jangan buru-buru pergi. Kami berdua ingin bertanya beberapa hal sama kamu," ucap Tuti yang diangguki Nita.

"Maaf, lain kali saja aku buru-buru." Indira berusaha menghindar dari dua orang itu. Ia yakin pertanyaan yang diajukan tidak jauh tentang majikannya.

"Sombong banget sih! Jangan mentang-mentang kerja di kota kamu jadi sombong kayak gini! Jadi pembantu aja belagu!" Ucapan penuh kata-kata kasar itu terlontar dari mulut Tuti. Gadis itu tak segan mendorong Indira hingga wanita muda itu hampir terjengkang ke belakang.

Semenjak dari kecil Indira sudah mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari Tuti maupun Nita yang entah apa alasannya begitu tak menyukai Indira.

"Apa warung sangat jauh sampai Indira lama sekali kembalinya, Bi?" tanya Dafi ketika menyadari wanita itu hampir setengah jam tidak kembali.

"Tidak terlalu jauh Tuan. Tapi biar saya susul dulu. Mungkin Indira mampir ke rumah temannya."

________

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen. See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Ludi Asih

Ludi Asih

anak kampung biasanya sopan,ini kok gak ya

2023-10-10

0

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

jahat bnget tuh tmn sekmpungx🥺

2023-07-31

1

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

lebih baik dafi yang menyusul indira. biar dafi tengok seperti apa orang kampung memperlakukan indira.

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 IRSM: Terlalu Cinta
2 IRSM: Di Renggut Paksa!
3 IRSM: Ancaman Majikan
4 IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5 IRSM: Demam Tinggi
6 IRSM: Jangan Di Gugurkan
7 IRSM: Ajuan Pernikahan
8 IRSM: Pernikahan Siri
9 IRSM: Teman Sekampung
10 IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11 IRSM: Cemburu
12 IRSM: Tak Peduli
13 IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14 IRSM: Hasrat yang Direndam
15 IRSM: Fantasi Liar Dafi
16 IRSM: Cemburu?
17 IRSM: Menginginkanmu
18 IRSM: Tertangkap Basah
19 IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20 IRSM: Kenyataan menyakitkan
21 IRSM: Indira Yang Malang
22 IRSM: Hati Yang Terbakar
23 IRSM: Terlalu Gengsi
24 IRSM: Apakah Aku Penting?
25 IRSM: Dia Hamil?
26 IRSM: Melarikan Diri
27 IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28 IRSM: Permohonan Indira
29 IRSM: Kembali Ke Jakarta
30 IRSM: Keegoisan Dafi
31 IRSM: Mencari Pekerjaan
32 IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33 IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34 IRSM: Faza Bayu Irawan
35 IRSM: Permohonan Arum
36 IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37 IRSM: Teringat Seseorang
38 IRSM: Ternyata bercerai
39 IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40 IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41 IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42 IRSM: Kecemburuan Dafi
43 IRSM: Dipermainkan Keadaan
44 IRSM: Berusaha Meyakinkan
45 IRSM: Saya Milikmu Indira
46 IRSM: Lupakan Masa Lalu
47 IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48 IRSM: Patah Hati
49 IRSM: Membuka Lembaran Baru
Episodes

Updated 49 Episodes

1
IRSM: Terlalu Cinta
2
IRSM: Di Renggut Paksa!
3
IRSM: Ancaman Majikan
4
IRSM: Benih yang Tak Dinginkan
5
IRSM: Demam Tinggi
6
IRSM: Jangan Di Gugurkan
7
IRSM: Ajuan Pernikahan
8
IRSM: Pernikahan Siri
9
IRSM: Teman Sekampung
10
IRSM: Pernyataan yang mengejutkan
11
IRSM: Cemburu
12
IRSM: Tak Peduli
13
IRSM: Dia Hanya Pembantu!
14
IRSM: Hasrat yang Direndam
15
IRSM: Fantasi Liar Dafi
16
IRSM: Cemburu?
17
IRSM: Menginginkanmu
18
IRSM: Tertangkap Basah
19
IRSM: Hanya Sebatas Tanggungjawab
20
IRSM: Kenyataan menyakitkan
21
IRSM: Indira Yang Malang
22
IRSM: Hati Yang Terbakar
23
IRSM: Terlalu Gengsi
24
IRSM: Apakah Aku Penting?
25
IRSM: Dia Hamil?
26
IRSM: Melarikan Diri
27
IRSM: Antara khawatir dan Menyesal
28
IRSM: Permohonan Indira
29
IRSM: Kembali Ke Jakarta
30
IRSM: Keegoisan Dafi
31
IRSM: Mencari Pekerjaan
32
IRSM: Kejujuran Yang Menghancurkan
33
IRSM: Hancurnya Seorang Wanita
34
IRSM: Faza Bayu Irawan
35
IRSM: Permohonan Arum
36
IRSM: Pergi Jalan-Jalan
37
IRSM: Teringat Seseorang
38
IRSM: Ternyata bercerai
39
IRSM: Akhirnya Tertangkap!
40
IRSM: Biarkan Aku Bahagia
41
IRSM: Beri Satu Kesempatan Lagi
42
IRSM: Kecemburuan Dafi
43
IRSM: Dipermainkan Keadaan
44
IRSM: Berusaha Meyakinkan
45
IRSM: Saya Milikmu Indira
46
IRSM: Lupakan Masa Lalu
47
IRSM: Bercak Merah Pagi Hari
48
IRSM: Patah Hati
49
IRSM: Membuka Lembaran Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!