Dafi perlahan membuka matanya kala rembesan cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela tirai gorden membias permukaan wajahnya. Kening pria itu mengkerut kala menatap langit-langit kamar yang begitu asing.
Pandangan matanya menelisik ruangan kamar yang tampak kecil berbeda jauh dengan kamarnya sontak hal tersebut membuat Dafi terkejut. Ia juga semakin terkejut kala mendapati tubuhnya yang polos di balik selimut tipis berkarakter Hello Kitty. Otak cerdas Dafi berusaha mengingat-ingat apa yang telah terjadi tadi malam.
"Sial!" Pria itu mengumpat kala mengingat semuanya.
Dan tanpa menunggu lama Dafi bangkit dari kasur lalu mengambil celana d*lamnya yang tergeletak di lantai. Ia harus mencari pembantunya tersebut sebelum gadis bodoh itu mengadu pada istrinya. Namun, tatapan Dafi tak sengaja melihat bercak darah yang mengering di atas kasur.
"Masih perawan?"
Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat atensi Dafi teralihkan. Sementara Indira tampak sangat terkejut melihat Dafi masih ada di kamar ini. Ia kira majikannya sudah keluar.
Dafi melangkah mendekati Indira yang sudah gemetar ketakutan. Wanita itu melangkah mundur.
Indira hendak lari dari hadapan majikannya tersebut, namun dengan cepat Dafi menangkap pergelangan tangan Indira, mencengkramnya begitu kasar membuat wanita itu meringis kesakitan.
"Awas bila kau mengadu dengan istri atas apa yang kita berdua lakukan."
Ancaman yang Dafi lontarkan tanpa sadar membuat air mata berjatuhan dari pelupuk mata Indira. Setelah melakukan perbuatan bejatnya pria di hadapannya sekarang mengancamnya tanpa merasa bersalah sama sekali atas yang apa diperbuat.
"Di ... sini saya yang dirugikan. Tuan sudah memperkosa saya..." Indira memberanikan diri membalas ucapan Dafi walau dengan air mata yang semakin mengucur deras.
Dafi mendengus dan menghempaskan tangan kurus pembantunya tersebut."Berapa harga dirimu itu, heh? Saya bisa membayar berapapun termasuk membeli keperawananmu yang sudah saya ambil. Dan saya melakukan itu saat tidak sadar!"
Ucapan tanpa merasa bersalah sama sekali itu membuat Indira mengepalkan kedua tangannya."Uang tidak akan bisa mengembalikan semuanya! Masa depan saya hancur karna anda!"
Karna emosi yang sudah tak bisa dibendung lagi membuat Indira mengamuk. Wanita itu memukul bahkan berusaha menampar Dafi, namun dengan cepat pria itu menangkap tangan kurus itu. Rasanya ia ingin membunuh majikannya. Pria brengsek yang tidak memiliki hati nurani seperti iblis!
"Kau hanya wanita desa yang bodoh! Semua orang mungkin takkan percaya bila saya memperkosamu. Dan saya bisa saja membalikkan fakta bahwa kau yang lebih dulu menggoda saya hingga kita berhubungan..." ucap Dafi penuh penekanan serta senyuman licik yang terukir di bibirnya.
"Tapi Tuan sudah memperkosa saya..." Indira menangis sesegukan di hadapan Dafi. Tubuh mungil itu gemetar dengan perasaan sakit luar biasa dalam hatinya. Dadanya terasa sesak membuat ia kesulitan bernapas.
"Lalu, kau ingin saya bertanggungjawab? Tidak akan pernah. Sama saja saya menggali kuburan untuk saya sendiri bila harus menikahimu!"
"Saya akan membayar berapapun yang kau inginkan dan gajimu akan saya naikkan berkali-kali lipat! Asalkan kau jaga rahasia ini. Dan jangan pernah berniat kabur dari sini!" peringat Dafi.
Karna bisa saja pembantu bodoh itu kabur dari rumahnya dan membocorkan semuanya apalagi bila Airin sampai tahu semuanya. Ia tidak ingin rumah tangganya dengan Airin hancur karna pembantu bodoh dan kampungan tersebut. Dan reputasinya pum bisa hancur bila berita ini sampai tersebar luas.
Setelah mengatakan itu Dafi pergi dari hadapan Indira begitu saja. Sementara Indira kembali mengucurkan air matanya semakin deras. Karna memiliki harta kekayaan dan kekuasaan pria itu semena-mena padanya. Seolah apa yang telah dilakukan bisa di tebus dengan uang.
Bibinya mengatakan tuan Dafi orang yang baik. Nyatanya pria itu iblis berwujud manusia yang tak memiliki hati sama sekali.
•
•
"Kenapa kau bangun kesiangan? Seharusnya kau sudah menyiapkan makanan untuk kami berdua!" ucap Airin menatap wanita muda di hadapannya yang tampak tertunduk.
Airin baru saja pulang dari luar kota setelah urusan pekerjaannya selesai dan sekarang perutnya sangat lapar. Tapi, pembantu barunya tidak melakukan pekerjaannya.
"Ma-maaf..." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Indira. Karna terlalu lama menangis membuat ia kelelahan hingga tertidur.
"Sudah, Sayang. Kita makan di luar saja. Atau kamu ingin pesan gofood saja?" tawar Dafi yang was-was Airin kembali bertanya pada Indira, tentang alasan wanita itu tidak melakukan pekerjaannya dengan benar.
Airin terdiam sejenak."Pesan gofood saja. Dan kau." Airin menatap Indira yang masih berdiri di hadapannya."Bekerja yang benar jangan ulangi hal seperti ini. Aku membayarmu untuk bekerja bukan tidur!"
Ucapan pedas itu sedikit menyakiti perasaan Indira yang saat ini sangat sensitif. Ia yang tidak baik-baik saja harus berusaha terlihat biasa saja seolah tak terjadi apapun.
"Ba-baik Nyonya. Saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya permisi." Indira berbalik badan namun baru beberapa langkah pergi dari tempat itu suara Airin membuat langkahnya terhenti.
"Kenapa kakimu itu?" tanya Airin kala menyadari cara jalan sang pembantu terlihat tertatih-tatih.
Indira memejamkan matanya sejenak lalu berbalik badan, kembali menghadap pada Airin yang masih setia duduk di sofa bersampingan dengan Dafi.
"Tadi..." Indira menggantungkan ucapannya, ia melirik Dafi yang sudah menghunuskan tatapan tajam penuh ancaman."Tadi saya terpeleset di kamar mandi," ucap Indira seraya meremas ujung bajunya.
Lagi-lagi ia harus berbohong untuk menutupi masalah ini. Airin yang mendengar itu manggut-manggut.
"Sana pergi. Selesaikan pekerjaanmu," ucap Airin yang langsung diangguki Indira.
Dafi tampak bernapas lega. Sepertinya sangat mudah untuk mengendalikan pembantu itu di bawah kuasanya. Ia yakin Indira takkan berani buka suara.
"Sayang ... aku capek." Airin menyandarkan kepalanya di dada bidang Dafi. Pria itu mengusap lembut kepala sang istri serta memberikan kecupan di kening Airin.
"Lebih baik sekarang kamu istirahat, Sayang. Dan kalau bisa jangan terus bekerja. Setidaknya satu minggu kamu libur, istirahat di rumah."
Airin menggeleng. Ia mendongak menatap suaminya. Tangan letiknya mengusap-ngusap dada kokoh Dafi."Aku tidak bisa libur. Besok aku ada pemotretan lagi."
"Airin, tolong jangan terlalu mengutamakan pekerjaanmu. Satu minggu libur tidak membuatmu rugi. Aku masih sanggup membelikan apapun yang kamu mau."
Airin menjauhkan tubuhnya dari Dafi. Ia menatap kesal pada suaminya."Ini bukan tentang uang. Menjadi model sudah jadi impian ku, Mas. Sudah ah, kamu semakin membuat kepalaku pusing!"
Airin bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak pergi dari tempat itu tanpa menghiraukan panggilan suaminya. Moodnya yang tak karuan dibuat memburuk karna Dafi. Setiap ia sakit atau kelelahan Dafi selalu memintanya untuk libur ataupun berhenti dari pekerjaannya.
•
•
Hampir setengah jam Indira duduk melamun di dapur. Sorot mata wanita itu terlihat kosong tapi nyatanya batinnya begitu tersiksa. Bahkan ia berniat kabur dari rumah ini dan mengabaikan segala ancaman Dafi. Ia takut majikannya kembali mengulangi hal serupa.
Dan, melihat wajah pria itu membuat ia merasakan sakit dan pedih. Ingatan tadi malam terus berputar-putar dalam kepalanya.
Indira mendongak kala menyadari seseorang berdiri di hadapannya. Tatapan wanita itu menajam kala melihat Dafi sudah berdiri di hadapannya.
"Saya masih mengawasimu. Kau tidak boleh pergi dari rumah ini sampai saya sendiri yang memintanya. Dan awas saja bila mengadu pada Airin! Bukan hanya kau saja yang saya habisi tapi keluargamu."
Indira meneguk ludahnya kasar dan hawa panas mulai menyelimuti matanya. Indira menatap penuh dendam namun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Buatkan saya kopi. Dan bertingkah lah seperti biasa. Jangan sampai membuat Airin curiga."
_____
Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen. See you di part selanjutnya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
lovely
majikan lucnuttt😡
2023-10-10
0
Deliza Yuseva01
majikan ada akhlak
2023-10-10
0
Ludi Asih
kejam amat kau daf
2023-10-10
0