Bab 2 ~Cupu

“Taruhannya berapa?” teriak Guntur diantara gerungan motor.

“Kayak biasa,” jawab Jati.

“Oke, gue ikut.”

“Motor lo pasti kalah, motor Refan baru dimodif lagi. Malam ini nggak usah deh, kita nonton aja,” usul Kanta. Merasa motor Guntur tertinggal jauh dengan kecepatan motor Refan.

“Halah, pengecut amat. Kalah emang kenapa, minggir sana,” usir Guntur pada Kanta.

Refan duduk di atas motornya sambil memeluk pinggang Mona yang berdiri berhadapan dengannya.

“Woy, gue ikut,” teriak Guntur.

Refan menoleh lalu tertawa melihat motor Guntur.

“Yakin?”

“yakinlah.”

“Hm, gimana kalau taruhan kita ganti,” usu Refan. “Duit mah nggak asyik. Kalah pun lo nggak akan merasa rugi.”

“Banyak ngoceh, apaan taruhannya?”

“Kita pikirkan nanti.”

Guntur hanya mengedikkan bahu, selama tidak ada urusan dengan keluarganya atau mendekati laki-laki dia nggak masalah.

Apa yang dikhawatirkan Kanta pun terbukti, motor Guntur tidak dapat menandingi laju motor Refan. Padahal jarak mereka tidak terlalu jauh. Sampai di garis finish, Refan mendapatkan dukungan dari peserta geng motor yang hadir.

Brak.

Guntur melemparkan helmnya, ke depan Jati dan Kanta.

“Lo ngomong yang jelas dong, masalah di motor gue apanya. Bukan cas cis cus nggak meyakinkan gitu, yang ada gue kalah.”

Refan mendekati Guntur dan menepuk bahu pria itu.

“Nanti gue info apa yang harus lo lakuin karena kalah dari gue. Tenang aja, tetep bikin lo enak kok. Gaes, cabut dulu.”

...***...

Alya berlari menuju pagar sekolahnya sambil menenteng plastik berisi makanan cepat saji. Lagi-lagi dia diminta membeli sarapan dan tentu saja terlambat tiba di sekolah.

“Pak, tolong buka dong. Saya nggak telat, tas saya sudah di dalam. Cuma beli ini untuk teman saya,” bujuk Alya pada penjaga gerbang sekolah.

“Tidak bisa Neng, pulang aja sana. besok datang ajak orang tuanya, aturan sekolah ‘kan begitu.”

Alya berdecak pelan. Pulang nggak masalah untuknya, tapi besok dia akan jadi bulan-bulanan dan dapat hukuman lebih dari ini karena sarapan Mona masih ada di tangannya. Mau tidak mau, Alya berjalan memutar dan mencoba naik pagar seperti yang dilakukan oleh siswa yang terlambat.

Dia sudah berada di atas pagar dan siap loncat.

“Satu … dua … ti – “

Bruk.

Pritttt

Alya berhasil mendarat, begitu pula dengan siswa lainnya tapi sudah ada Pak Beni yang meniup peluit.

“Kalian ini cocok jadi atlet lompat jauh, ayo ikut Bapak. Kita buktikan kalian lulus seleksi atlet atau pecundang.”

Masalah lagi, urusan dengan Mona aja belum kelar, batin Alya.

Semua yang terlambat diarahkan kumpul di auditorium. Sudah banyak siswa di sana, Alya akhirnya duduk di salah satu kursi menunggu pengarahan dan sanksi yang harus diterima.

Bukan hanya Pak Beni yang bicara tapi kepala sekolah juga. Karena urusan datang terlambat cukup menjadi salah satu masalah yang dihadapi sekolah. Konyolnya alasan keterlambatan siswa cukup klasik dan ada juga yang di luar nalar.

“Guntur, Jati, Kanta kalian lagi, sudah telat berisik pula,” ujar kepala sekolah. “Kenapa kamu terlambat?”

“Saya nggak terlambat Pak, yang pencet belnya aja kerajinan. Masa jam tujuh udah bunyi, iya nggak,” ujar Guntur pada teman-temannya yang disambut setuju dengan pendapat Guntur.

Pak Beni menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Guntur.

“Kamu Refan, apa lagi alasanmu. Jangan bilang, aturan sekolah yang tidak memahami para murid,” ungkap Pak Naryo -- kepala sekolah.

“Motor saya mogok, Pak.”

“Mogok apa? Semangat kamu yang motor, motormu keluaran terbaru. Kalau benar mogok, sudah habis itu toko kamu timpuki,” sahut Pak Beni lagi.

Akhirnya semua siswa yang berada dalam ruangan itu mendapatkan sanksi. Alya kebagian mengepel UKS. Sanksi itu tidak berlaku pada Guntur dan Refan, kedua orang ini sudah meninggalkan tugas tambahan yang diberikan untuknya. Bukan ke kelas,mereka menuju taman belakang sekolah.

“Hahhh.” Guntur merebahkan tubuhnya di atas kursi taman.

Refan mengeluarkan bungkus rokok, lalu meng_hisap dan menyelipkan diantara sela jarinya.

“Perasaan hidup kita begini aja ya, flat. Setiap pagi dihukum, siang enak-enak sama pacar terus malam ngetrack, mabuk, tidur dan terus begitu saja,: tutur Refan. “Monoton,” ujarnya lagi.

“Berisik, kalau mau ngoceh sana jangan di sini. gue ngantuk.”

Setelah menghabiskan satu batang rokok, Refan beranjak meninggalkan Guntur.

Sedangkan di tempat berbeda, Alya baru selesai dengan tugasnya berbarengan dengan jam istirahat. Bergegas dia menuju kelas Mona.

“Makan sama lo,” ujar Mona sambil mengguyurkan soda ke wajah Alya. “Gue minta buat sarapan, kenapa baru sekarang lo anter.”

“Saya udah beli tadi pagi, tapi  saya dihukum karena terlambat. Ini baru selesai …”

“Halah, alasan saja.”

Refan menghampiri Mona dan melirik Alya.

“Ada apa sih?” tanya Refan sambil menatap Alya dari rambut sampai kaki.

“Baiasa, ini si cupu cari gara-gara. Kemarin tugas gue pada salah, sekarang suruh beli sarapan datang jam segini."

Entah mengapa Refan tersenyum melihat Alya yang penampilannya berantakan. Rambutnya lepek karena keringat waktu mengepel UKS. Wajahnya basah karena disiram soda, juga kacamata membuat penampilan gadis itu terlihat sangat tidak menarik.

“Alya,” ucap Guntur lalu menatap Jati dan Kanta.

Refan mengusulkan kalau Guntur harus mendekati Alya, untuk buat gadis itu jatuh cinta atau bisa mendapatkan tubuhnya sebagai imbalan karena kalah dalam balap motor tadi malam.

“Tampangnya kayak gimana? Kalau cantik nggak usah entar-entar langsung gue lakuin di depan lo deh,” cetus Guntur pada Refan. Tentu saja Refan tertawa membayangkan penampilan Alya, karena Guntur belum mengenal dan melihat Alya.

Jati dan kanta pun mencari tahu siswa bernama Alya dan mengajak Guntur menemui gadis itu sepulang sekolah.

“Gimana?” tanya Guntur yang menunggu di parkiran dan duduk di atas motornya.

Jati dan Kanta saling tatap, mereka sudah bertemu Alya dan ragu menyampaikan pada Guntur.

“Kenapa pada diem sih?”

“Alya bukan tipe lo banget deh, mending minta bayaran taruhan yang lain,” usul Jati.

“Nggak bisa, gue nggak mau mohon-mohon ke Refan. Dia pasti bakal minta gue aneh-aneh untuk batalin hasil taruhan ini. Bawa aja anaknya ke sini,” titah Guntur.

“Dia masih di kelas. Di bully sama temen-temennya,” sahut Kanta.

“Hahh, di bully?”

Terpopuler

Comments

Denni Siahaan

Denni Siahaan

buat guntur jatuh cinta Thor

2024-03-21

1

reza indrayana

reza indrayana

Mau nangis rasanya .., hidup Alya sangat menderita ...😥😥

2024-01-18

5

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

knp kget... ayo gun.. buat alya jd primadona dan nnti loe buncin akut

2023-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!