Bab 12 ~ Ulah Guntur

Alya menuju kantin di mana Guntur sudah menunggunya. Suasana kantin cukup ramai dan seperti biasa, Guntur menjadi pusat perhatian. Bahkan bukan satu dua siswi yang mendekati dan menawarkan makanan.

Saat Alya berdiri tepat di depan Guntur, suasana kantin agak hening karena Alya menjadi pusat perhatian. Mereka menduga Alya akan menjadi bulan-bulanan Guntur atau bahkan dirundung seperti biasanya.

“Duduk!” titah Guntur yang masih fokus pada gadgetnya.

Jati dan Kanta ada di sana, tapi berada di meja lain. Tepatnya sedang menggoda siswi yang sedang makan.

Alya duduk dan menunggu Guntur bicara.

“Ngapain si cupu di situ?”

“Tau, kepedean banget.”

“Lagi dihukum kali, bentar lagi juga diberi sama Guntur.”

Alya menghela nafasnya mendengar dia dibicarakan.

“Untung semalam gue nggak ikutan,” gumam Guntur yang mendapatkan kabar bahwa Refan dan anggota geng motor lainnya sempat terjaring razia. Sebagian saat ini ada di kantor polisi, beruntung Refan bisa kabur.

Pria itu menatap Alya yang sedang menunduk.

“Heh, tadi kelas gue ulangan fisika.”

Alya pun akhirnya berani menatap Guntur. Walaupun ada rasa takut, karena Guntur mulai bersikap aneh seperti kemarin. Bahkan saat mengantarnya pulang, Guntur dengan sengaja sering ngerem mendadak membuat tubuh mereka mau tidak mau bersentuhan.

“Dasar mesum,” gumam Alya mengingat ulah Guntur kemarin.

“Apa lo bilang?”

“Ah nggak, aku nggak bilang apa-apa.”

“Lo tahu berapa nilai ulangan fisika gue?”

Alya menggelengkan kepala karena tidak tahu dan tidak mau tahu. Yang dia inginkan hanya ingin segera beranjak dari hadapan Guntur. Dia tidak ingin berurusan dengan barisan penggemar Guntur.

“Nilai gue paling besar di kelas cuy. Amazing, bukan?”

“Lalu?” tanya Alya.

“Kayaknya hasil belajar bersama kita kemarin cukup efektif, makanya gue minta lo ajarin gue lagi. Beres sekolah aja,” usul Guntur.

Alya memperbaiki letak kacamatanya sambil memandang sinis pada pria dihadapannya. Jelas-jelas Guntur kemarin tidak fokus dan dia yakin kalau Guntur memang punya kecerdasan di atas rata-rata. Jadi nilainya bukan karena belajar bersama, tapi karena Guntur memang termasuk siswa pintar.

“Aku nggak bisa.”

“Oh, ya nggak masalah. Jati, mana nota perbaikan motor gue kemaren. Si cupu katanya mau tanggung jawab nih,” cetus Guntur.

“Oh ada kok.” Jati membuka dompetnya, pura-pura mencari nota yang dimaksud. Padahal motor Guntur rusak pun tidak dan diservice juga nggak.

“Eh bukan gitu,” ujar Alya.

“Bukan gitu gimana?” tanya Guntur dengan tangan bersedekap menatap Alya. diam-diam dia memperhatikan wajah itu, wajah yang menurutnya lebih cantik tanpa kaca mata bod*hnya. Seharusnya Alya menggunakan softlens atau kacamata dengan frame yang lebih manis dan bergaya, dibandingkan frame tebal dan besar seperti yang dikenakannya saat ini.

“Aku nggak bilang akan tanggung jawab. Oke kita akan belajar lagi, tapi aku nggak janji nilai kimia kamu akan bagus, karena aku pun lemah di pelajaran itu.”

“Lo lemah? Tenang aja, gue kuat kok. Bahkan tanpa bantuan obat,” canda Guntur dan Alya tidak paham dengan candaan itu. “Ck, dasar bolot.”

“Jadi, kita belajar di mana? Aku nggak mau ke rumah kamu lagi,” gumam Alya.

“Di perpus aja, di sana tutup sampai jam lima sore.” 

...***...

Sebenarnya Alya ingin cepat pulang, seharian ini pelajaran di isi dengan latihan soal dan ulangan. Gadis itu sempat memijat kepalanya yang pening, tapi urusannya dengan Guntur tidak boleh diabaikan.

Suasana perpustakaan saat ini sudah sepi, walaupun masih ada beberapa siswa yang berdiri diantara rak buku atau mengisi salah meja baca.

Setelah mengisi daftar pengunjung perpustakaan, Alya mencari keberadaan Guntur. Ternyata pria itu sedang berdiri bersandar pada rak buku sejarah, di sampingnya ada seorang siswi yang Alya tahu juara olimpiade sains tahun lalu.

Entah apa yang dibahas oleh Guntur dan perempuan itu, yang jelas si perempuan sempat mengatakan tidak percaya dan Guntur mencoba meyakinkan.

“Hari gini jomlo, aku kok nggak yakin ya.”

“Dibilanginnya, gue beneran jomlo loh. Kalau nggak percaya lo bisa belah dada gue nih.”

Alya berekspresi ingin muntah mendengar rayuan Guntur pada perempuan itu. Bukannya menjauh Alya malah ingin menjahilinya.

“Hemm. Aku cari-cari tahunya di sini,” ujar Alya.

Guntur dan perempuan itu pun menoleh.

“Jadi nggak, udah sore nih,” seru Alya lagi. “Kamu udah janji loh.”

“Dia siapa? Teman kamu?”

“Ck, kelamaan.” Alya pun berbalik dan menjauh sambil terkekeh.

“Kamu janjian dengan cewek tadi?”

“Ck, dasar cupu. Bisa-bisanya jailin gue,” gumam Guntur. “Gue tinggal ya,” ujar Guntur pada si perempuan.

“Eh tunggu dulu," seru perempuan tadi.

Guntur mencari keberadaan Alya sambil berkomat-kamit memaki. Dia merasa Alya mulai berani, terbukti dengan sengaja menggodanya seakan mereka memang dekat.

“Di sini lo?”

Alya terkejut karena Guntur sudah berada di belakangnya. Gadis itu berbalik dan melangkah mundur karena Guntur semakin dekat.

“Kenapa, takut? Katanya tadi nyari gue,” ujar Guntur.

“Jadi belajarnya? Kalau nggak aku mau pulang.”

Guntur mengajak Alya menggunakan meja yang ada di ruang sebelah, di mana banyak rak-rak tinggi berisi buku-buku lama.

Alya menatap sekitar dan tidak menemukan satu orang siswa pun di sana. Hanya ada dirinya dan Guntur. Di rumah yang ada asisten rumah tangga saja, Guntur berani berulah apalagi di sini yang cukup sepi.

“Kita pindah di sekat sana saja ya,” ajak Alya sudah berdiri.

“Nggak, di sini aja. Ayo buka!”

“Buka apa?”

“Bukunya cupu, masa baju lo. Kayaknya lo emang pengen banget buka baju depan gue ya.”

“Siapa bilang? Aku bertanya karena perintah kamu ambigu.”

Alya pun mengeluarkan buku pelajaran dan mulai mengulas beberapa istilah dan mengerjakan latihan soal. Mereka duduk bersisian di kursi kayu tanpa sandaran.

Rupanya Guntur sengaja memanfaatkan situasi tersebut, dia semakin merapatkan tubuh termasuk wajahnya.

“Ngerti nggak?” tanya Alya kemudian menoleh dan wajah Guntur ternyata begitu dekat. Bahkan hembusan nafas pria itu terasa di pipi Alya.

Perlahan Guntur semakin mendekat lagi dan hidung mereka hampir bersentuhan. Dia memiringkan wajahnya lalu berniat mempertemukan bibir mereka. Guntur memanfaatkan situasi untuk mencium Alya.

Awalnya Alya sempat terbawa suasana, tapi kemudian dia sadar lalu mendorong tubuh Guntur hingga terjungkal ke lantai.

“Dasar cupu, sakit tau,” keluh Guntur sambil mengusap bo_kongnya.

“Ma-af, lagi pula kamu mau ngapain?”

Wajah Alya sudah merona membayangkan kalau dia dan Guntur hampir berciuman bahkan jantungnya berdetak tidak karuan.

“Cukup Alya, jangan kegeeran. Guntur memang tampan, tapi dia pemain. Kamu lihat dia dengan perempuan tadi ‘kan,” ucap Alya dalam hati.

“Mau diajarin yang enak, malah dapat nggak enak,” keluh Guntur. 

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Alya jgn mdh baper ya,jgn sampe kamu sakit hati..harus jinak jinak merpati istilahnya,biar guntur tambah penasaran ma kamu

2024-10-02

0

Rinisa

Rinisa

next dech...👍🏻🤗

2024-10-01

0

reza indrayana

reza indrayana

Mak n penasaran...🤔🤔🤔

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!