Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda

“Woy cupu, bangun!”

Alya pun perlahan mengerjapkan matanya dan terjaga. Menyadari kepalanya bersandar pada bahu Guntur membuatnya terkejut.

“Maaf,” ujar Alya.

“Hm.”

Kami sudah sampai di Jakarta dan terjebak macet padahal sedikit lagi sampai ke sekolah dan saat ini sudah malam.

“Lo pulang gimana?” tanya Guntur.

Alya baru menyadari dia belum tahu bagaimana dia kembali ke rumah. Ponselnya sudah pasti tidak bisa digunakan karena terendam di air. Sebelumnya saja sudah sering hang, apalagi sekarang.

“Ojek, tapi tolong pesankan ya. Ponselku kayaknya rusak.” Guntur bergeming mendengar permintaan Alya.

Akhirnya sampai di sekolah, Alya turun dari bus diikuti oleh Guntur. Pria itu menarik tangan Alya agar mengikutinya.

“Lo tunggu di sini, gue ambil motor.”

Saat menunggu Guntur, Mona lewat dan menatap Alya dengan kesal. Alya tidak peduli, sepertinya dia harus mulai berani dan melawan ketika dirundung. Namun, dia belum memiliki keberanian itu.

Terdengar klakson menyadarkan lamunan Alya. ternyata Gundur dengan motornya.

“Naik!”

Tangan kiri Alya memegang tasnya yang masih basah sedangkan tangan kanan berada di pinggang Guntur karena dia takut jatuh ke belakang. Alya berusaha untuk tidak menempelkan tubuhnya, apalagi saat ini dia tidak memakai apapun selain kaos dan jaket milik Guntur.

“Terima kasih,” ucap Alya ketika Guntur menurunkan Alya di tempat biasa.

“Hm. Kaca mata lo hilang ‘kan?” tanya Guntur. Alya mengangguk pelan. “Kalau beli baru, cari yang bentuknya nggak norak. Kalau perlu pake softlens aja, biar tampang lo enak dilihat," usul Guntur sebelum kembali melaju.

"Enak dilihat?" gumam Alya.

Ternyata setelah mengantar Alya, Guntur tidak pulang ke rumah melainkan ke tempat tongkrongan geng motornya. Sudah ada Refan yang hari ini tidak ikut kegiatan.

“Gue kira lo ikut di jeruji,” ejek Guntur.

“Ck, gue berhasil kabur,” sahut Refan.

“Woy, kita bergerak!” teriak pemimpin geng motor The Rangers. Refan dan Guntur pun melaju dan meliukan motor bersama gerombolannya. Rute malam ini mereka mengelilingi dalam kota dan sengaja akan melewati area tongkrongan geng Hunters. Untuk menantang geng tersebut.

Benar saja, geng Hunters pun terpancing dan dua gerombolan itu akhirnya saling berpadu di jalan raya yang saat ini masih ramai dan berakhir di jalanan yang biasa dipakai balap liar.

“Naikan taruhan kalian!” teriak Refan. "Lo ikut?” tanya Refan pada Guntur.

“Nggak, lagi males gue. Lo aja,” tolak Guntur ketika diajak untuk ikut balap.

Beberapa kali putaran dan entah siapa yang menang, akhirnya semua bubar. Refan mengajak Guntur ke tempatnya untuk minum, tapi ditolak karena dia akan berakhir dengan mabuk. Guntur tiba di rumah lewat tengah malam.

Esoknya, Guntur terlambat tiba di sekolah. Setelah memarkirkan motornya dia diminta berbaris di lapangan bersama para siswa yang terlambat juga. Nasihat yang disampaikan oleh guru piket tidak didengar, terutama oleh Guntur.

“Sebagai sanksi atas kelalaian kalian, silahkan bersihkan auditorium dan lapangan.”

Guntur malah melipir akan menuju kantin.

“Guntur, ke sini kamu!”

“Ck, apaan sih Pak. Pagi-pagi udah marah-marah aja, nanti darah tinggi loh.”

“Mau ke mana kamu?”

“Kantin Pak.”

“Kerjakan hukuman kamu!”

Guntur tidak ingin berdebat akhirnya dia menuju auditorium dari pada harus berpanasan di lapangan. Tidak ingin mengerjakan tugasnya sendiri, dia pun memanggil Alya.

“Shitt, ponselnya kan rusak,” gumam Guntur lalu meminta salah satu siswa memanggil Alya.

Sedangkan di tempat berbeda, Alya tidak bisa konsentrasi dengan pelajaran mengingat kejadian kemarin. Terkadang wajahnya merona  mengingat perhatian Guntur dan tersenyum simpul.

Aku kenapa sih, batin Alya. selain selalu memikirkan Guntur, detak jantungnya sering kebat kebit kalau ada di dekat pria itu. Padahal sebelumnya dia sering kesal dengan pria itu karena selalu memanfaatkannya.

Alya dikejutkan dengan salah seorang siswa yang memanggilnya dan meminta Alya ke auditorium dengan alasan perintah Guru piket. Gadis itu bergegas karena tidak ingin mencari masalah. Sampai di auditorium dia tidak menemukan seorang guru pun yang ada hanya beberapa siswa sedang membersihkan ruangan tersebut.

“Lama amat sih.” 

Alya menoleh, ternyata Guntur.

“Kamu ….”

“Apa? Nih, bantuin gue nyapu ini,” titah Guntur sambil menyodorkan sebuah sapu.

“Maksudnya?”

“Ck. Maksudnya lo sapuin gantiin gue. Wilayah gue dari sana sampai ke sana,” ujar Guntur lagi. “Cepat ya! Gue lihatin tuh dari sana.”

Alya masih terpaku dengan tangan memegang sapu yang diberikan Guntur.

“Jadi yang panggil aku ke sini bukan guru piket tapi Guntur dan aku harus gantikan dia,” gumam Alya.

Ternyata Guntur duduk di kursi agak sudut sambil bermain game, sedangkan Alya menggantikannya menyapu.

“Yang bersih ya!” teriak Guntur.

Alya mencibir mendengar perintah Guntur. Lumayan menguras tenaga, bahkan Alya sampai berkeringat dan haus. Sedangkan yang diberi tugas malah asyik di pojokan sambil sesekali berteriak ketika dia hampir kalah dalam permainannya.

“Sudah selesai. Lain kali aku nggak mau menggantikan kamu mengerjakan hukuman. Ini pasti kamu berbuat salah, bukannya kerjakan malah panggil aku,” keluh Alya dengan bibir mengerucut dan berdiri d hadapan Guntur.

Pria itu mengangkat wajahnya menatap Alya. Wajah Alya yang dipenuhi titik-titik keringat dan bibir semerah ceri dan cemberut membuat Guntur harus menelan saliva memandangnya.

“Bibir lo kondisikan, sengaja ya biar gue sosor?”

“Ngaco kamu.”

“Lo mulai berani ya sekarang,” ucap Guntur yang saat ini sudah berdiri berhadapan dan agak menunduk karena perbedaan tinggi tubuh dia dan Alya. Guntur maju dan Alya mundur ke belakang.

“Mulut lo udah berani nasihatin gue.” Guntur mengulurkan tangannya, Alya memejamkan mata. Dia menduga Guntur akan memukul atau menamparnya.

Loh kok nggak sakit, batin Alya. Ternyata tangan Guntur bukan ingin memukul gadis itu, tapi menyentuh kening dan menghapus keringat Alya.

“Otak lo mesum ya, ngapain pake menutup mata,” ujar Guntur sambil terkekeh lalu mendorong kening Alya dengan telunjuknya.

 

 

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

Ternya di balik keBandralannya ..., Guntur anak yg baik ..👍🏻👍👍🏻😘😘😘

2024-01-18

2

Dwi ratna

Dwi ratna

mnta d sosor kyk soang

2023-07-31

1

Hearty💕💕

Hearty💕💕

Cie cie cie

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!