Hari ini ada kegiatan outbond menjelang rangkaian kegiatan ujian. Alya pun ikut serta, bahkan gadis itu menikmati perjalanan dan menganggap kegiatan tersebut sebagai healing untuk dirinya. Peserta kegiatan adalah seluruh siswa kelas dua belas SMA Bina Bangsa.
Ketika tiba di lokasi, para peserta berjalan bergerombol menuju titik kumpul. Yang paling mencolok diantara semua tentu saja Mona CS dan yang menjadi pusat perhatian para perempuan tentu saja Guntur.
Setelah acara dibuka oleh prakata dari kepala sekolah, seluruh peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk bergantian menggunakan fasilitas outbond.
“Ngeri banget,” keluh Alya yang takut ketinggian setelah merasakan flying fox, lalu berjalan di pinggir sungai.
“Eh, lihat tuh si cupu. Gua udah nggak bisa manfaatin dia lagi,” keluh Mona yang berada tidak jauh dari Alya.
“Emang kenapa sih, kita nggak bisa macem-macem lagi sama si Alya?”
“Karena Guntur, tau deh ada masalah apa dia sama Guntur,” jawab Mona.
“Mungkin nggak kalau Guntur suka sama Alya?”
Mona terkekeh mendengar pertanyaan yang menurutnya sangat tidak mungkin.
“Nggak mungkinlah, Guntur mana doyan sama si cupu. Eh, kita kerjain yuk!”
Mona CS berjalan mendekat ke arah Alya dan Mona dengan sengaja menyenggol tubuh Alya.
“Eh, maaf. Gue sengaja,” cetusnya lalu terbahak. Begitu pun dengan teman-temannya.
Sedangkan Alya yang dalam posisi tidak siap, bukan hanya jatuh tersungkur tapi berguling terus sampai jatuh ke dalam air. Ternyata Alya tidak bisa berenang dan area di mana dia berada lumayan dalam.
“Tolong!,” teriak Alya dengan suara kecipak dari gerakan tubuhnya.
“Rasain lo,” ejek Mona lalu menertawakan Alya.
Trio chuakerz, tidak lain dan tidak bukan Guntur serta Jati dan Kanta malas antri menggunakan fasilitas outbond, menunggu di salah satu saung mendengar keributan dari arah sungai.
“Ada yang tenggelam.”
“Panggil guru sama petugas!”
“Ada apaan sih?” tanya Guntur yang sudah membelah kerumunan diikuti Jati dan Kanta.
“Itu Alya,” pekik Jati.
Alya yang hanya jadi tontonan tentu saja membuat Guntur geram, pria itu melepas jaket dan sepatu bahkan melempar dompetnya lalu berteriak memaki teman-temannya yang hanya jadi penonton dan segera melompat ke sungai.
“Diam, gue udah pegang lo,” ujar Guntur pada Alya yang kedua kakinya terus menendang dalam air agar bisa mengapung.
Namun, Alya sepertinya panik dan tidak menyadari kehadiran Guntur untuk menolongnya. Dia menendang Guntur lalu tenggelam.
“Shittt,” teriak Guntur lalu menarik nafas dan menyelam. Dia menemukan Alya dan menarik tubuh gadis itu agar muncul dipermukaan.
Guntur membawa Alya menepi, sudah ada Jati dan Kanta membantu menarik tubuh Alya yang sudah tidak sadarkan diri.
“Ada apa ini?” tanya salah satu guru yang baru datang.
Guntur memberikan pertolongan pada Alya dengan menekan dada gadis itu dan mengabaikan teriakan panitia acara agar membawa Alya ke pos kesehatan. Entah Guntur memang tahu prosedur menyelamatkan korban tenggelam atau hanya melihat dari adegan film, dia memberikan nafas buatan yang disambut sorakan teman-temannya. Wajah Alya tanpa kaca matanya memang terlihat beda, gadis itu sebenarnya cantik dan Guntur menyadari itu.
Bug.
“Aaahh,” pekik Guntur yang kembali mendapat tendangan dari Alya.
Gadis itu sadar dan berontak, menduga dia masih ada di dalam air.
“Alya, ini gue. Lo selamat,” ujar Guntur yang sudah menangkup wajah Alya.
“Aku nggak bisa berenang,” keluhnya.
“Guntur, bawa Alya ke pos kesehatan. Sekarang!”
Alya menolak ikut ke pos kesehatan, alasannya tidak ingin menjadi perhatian. Tubuh dan pakaian gadis itu, begitu basah. Sedangkan pakaian ganti bersama tas dan perlengkapan lainnya pun juga basah
Saat ini Alya sedang berada di dalam toilet, bingung bagaimana dia hsrus keluar dan pulang dengan kondisinya.
“Alya, buka!”
Suara Guntur dan ketukan pintu. Alya hanya menyembulkan kepalanya di celah pintu yang terbuka.
“Ck, apaan sih.” Guntur malah mendorong pintu lebih lebar lalu membuka tasnya dan menyerahkan kaos serta celana training miliknya. “Pake ini, terus lapisin pake jaket gue.”
“Kamu sendiri, gimana?” tanya Alya.
“Itu urusan gue.”
“Nih.” Jati menyerahkan sandal jepit pada Alya.
“Cepet bersih-bersih terus ganti. Emang lo mau sakit?”
Alya menggelengkan kepalanya lalu menutup pintu toilet. Sedangkan Jati ber cie cie sambil mengerlingkan matanya ke arah Guntur.
“Kenapa lo?”
“Romannya perhatian banget,” ejek Jati.
...***...
Alya menghampiri Guntur yang kembali berteduh di saung. Ternyata pria itu menggunakan pakaian ganti milik Jati.
“Hm, makasih sudah tolong aku," ujar Alya sambil mengeratkan jaket yang dia kenakan untuk menutupi lekuk tubuhnya karena tidak mengenakan pakaian dalam. Pakaian Guntur sebenarnya agak kebesaran, tapi tidak masalah dari pada dia kedinginan.
“Siapa yang dorong lo?”
“Nggak ada, aku kepleset terus jatuh,” jawab Alya.
“Eh cupu, kalau mau bohong yang agak masuk akal. Otak lo nggak beg*, nggak bisa berenang terus sengaja main di pinggiran kali.”
“Udah jujur aja, biar Guntur yang kasih peringatan sama itu orang. Ini masalah nyawa, gimana kalau tadi lo lewat?” tutur Kanta.
“Setelah kejadian tadi, aku yakin mereka nggak akan berani isengin aku lagi,” ungkap Alya masih menutupi kalau Mona yang sudah dengan sengaja mendorongnya.
“Duduk lo! Berdiri terus, semakin tinggi juga nggak.”
Sampai acara berakhir, Alya tetap berada bersama Guntur CS. Sebelum pulang semua peserta kembali dikumpulkan untuk mendapatkan arahan.
“Tes tes,” ujar Guntur dengan mic di tangannya.
“Guntur, mau ngapain kamu?” tanya ketua panitia yang menunggu kehadiran kepala sekolah untuk menutup acara.
“Perhatian untuk semua siswa,” ujar Guntur yang suaranya terdengar di pengeras suara. “Hari ini terakhir gue lihat Alya dirundung dan dicelakai. Masih ada yang berani ngelukain dia, lo semua berurusan sama gue. Guntur Rakabuming.”
“Huhhhh.” Guntur disambut dengan sorakan.
“Gue serius kampreett”
“Guntur!” ketua panitia mengambil alih mic dari tangan Guntur. “Kembali ke barisan!”
Alya yang ada di tengah peserta hanya menundukkan wajahnya karena ulah Guntur membuatnya kembali menjadi pusat perhatian.
Akhirnya acara pun ditutup, semua peserta menuju bus untuk pulang. Alya bergegas naik bus, duduk dan menatap keluar jendela. Terasa ada yang duduk di sampingnya, gadis itu pun menoleh.
“Kamu kenapa di sini? Nanti dicari pembimbing kamu,” ujar Alya pada Guntur.
“Kenapa, lo nggak suka gue duduk di sini?”
“Bukan gitu, tapi ….”
“Ssttt, berisik. Gue mau tidur.” Guntur menyandarkan kepala, lalu bersedekap dan memejamkan mata.
Alya menatap Guntur dan tersenyum, hari ini terasa menyenangkan walaupun tadi dia sempat celaka. Namun, pria di sampingnya telah merubah hari-harinya yang kelabu menjadi berwarna.
“Jangan kelamaan lihatin gue, nanti lo jatuh cinta,” seru Guntur dengan mata terpejam.
Alya berdehem lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela dan kembali tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lies Atikah
semoga othor menjodoh kan . alya dan guntur aamiin
2024-12-08
0
Lies Atikah
PD X Gun
2024-12-08
0
luiya tuzahra
semua cewe pasti baperlah diperhatiin cowo,tpi kurasa guntur sbenernya udah ada rasa2 sedikit ma alya
2024-02-04
2