“Ah lama banget sih. Kemana itu cewek cupu.”
Guntur menunggu Alya di pojok kantin. Sampai kantin mulai sepi karena waktu istirahat hampir habis dan gadis itu belum menunjukkan batang hidungnya. Kalau bukan karena taruhan si4lan itu, Guntur tidak mungkin berada di sini menunggu si gadis cupu. Bahkan dia bisa mendapatkan pick me girl di geng-nya Mona atau siswi yang sering berteriak memanggil namanya.
Kenyataannya Guntur masih setia menunggu kedatangan Alya. Jati dan Kanta sedang asyik menggoda adik kelas yang kelihatan manis dan polos. Bukan bermaksud jahat atau punya ide kotor di pikiran mereka, tapi hanya sekedar iseng menyapa.
“Dalam lima menit nggak ada juga, gue acak-acak kelasnya,” gumam Guntur.
Akhirnya yang ditunggu datang juga. Alya menatap sekeliling kantin untuk menemukan sosok Guntur.
“Kelas lo sama kantin masih satu negara bukan sih?” tanya Guntur dengan asal karena kesal menunggu terlalu lama.
“Tau dah, Guntur sampe dilalerin gitu nungguin lo,” ejek Jati.
“Bangk3, nggak gitu juga. Lo pikir gue ikan asin tanpa formalin pake dilalerin,” sahut Guntur lalu menggerakan jarinya sebagai perintah agar Alya mendekat.
“Maaf, aku ada tugas yang belum selesai. Jadi ….”
“Lo harus ketemu gua juga sebuah tugas dan gue nggak main-main,” pekik Guntur.
“Aku juga nggak pernah main.” Alya bergumam, tapi masih bisa didengar oleh ketiga orang di hadapannya.
Kalau bukan karena tidak sengaja menyentuh motor pria itu, dia tidak akan berakhir seperti sekarang. Padahal urusan dengan Mona dan teman-temannya juga belum beres. Sarapan perempuan itu yang harus berakhir di tong sampah karena insiden motor Guntur dan Mona murka.
“Sekarang dengerin!” titah Guntur yang bersedekap. Bel istirahat berakhir pun terdengar, kantin mulai ditinggalkan. Namun, keberadaan Alya yang duduk satu meja dengan Guntur tentu saja menjadi perhatian para penggemar Guntur.
“Iya aku dengar.”
“Mulai besok, setiap jam istirahat lo harus belikan gue makanan sesuai request. Jangan khawatir, gue kasih uangnya lo Cuma beliin doang.” Guntur menggeser posisi duduknya lalu mengambil dompet dari kantong celana dan mengeluarkan beberapa lembar uang merah dan meletakan di depan Alya. “Kalau sudah habis lo ngomong lagi sama gue, karena gue mau makanan yang layak.”
Alya tidak menjawab dan tidak mengangguk, tentu saja ini membuat tiga trio kwek-kwek merasa aneh. Sebenarnya Alya paham atau tidak dengan perintah Guntur.
“Eh jawab dong, jangan kayak ayam kebingungan,” seru Jati.
“Tugas lain ….” Guntur menjeda kalimatnya sambil mengusap dagu. “Lo harus kerjakan semua tugas pelajaran gue. Untuk yang ini bisa lo ambil pas pulang aja,” titahnya lagi.
Alya menghela nafasnya dan menatap Guntur sambil mengerucutkan bibirnya.
“Ngerti nggak?”
“Aku ngerti, tapi nggak bisa. Mona dan teman-temannya juga minta dibelikan sarapan bergantian dan tugas-tugas Mona itu sudah mutlak aku kerjakan. Ditambah dengan permintaan kamu, aku nggak akan sanggup untuk mengerjakan karena aku juga harus pikirkan tugas milikku.”
“Halah, banyak bac0t loh,” pekik Guntur lagi dan saat ini sudah bersiap meninggalkan kantin.
“Tapi itu memang kenyataannya dan juga aku harus sampai kapan mengerjakan apa yang kamu perintahkan?” Alya bertanya dengan suara lirih, takut jika Guntur emosi dan kembali menggelegar.
“Sampai … lunaslah. Gue yang berhak bilang kapan sudah lunas,” sahut Guntur dan rasanya ingin terbahak. “Ponsel lo pantengin, jangan sampai pesan dari gue nggak lo gubris. Urusan Mona gampang, siapa juga berani saingan sama gue,” tutur Guntur lalu meninggalkan Alya.
“Ck, keluar kandang sapi masuk kandang beruang,” gumam gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rinisa
next
2024-10-01
0
Sopandi
cerita terlalu memikirkan seseorang
2024-02-10
3
Abinaya Albab
ditndas mona cs skg ditambah guntur gk ada gitu niat berontak
2024-01-22
1