Alya memandang takjub bangunan di hadapannya. Memastikan kalau ojek online yang mengantarnya benar telah sampai tujuan.
“Daebak, ini rumah besar banget,” gumam Alya.
Pagi ini sesuai janjinya dengan Guntur, Alya mendatangi kediaman pria itu. Mengenakan jeans dan kaos lengan panjang dengan rambut terurai serta membawa tottebag.
“Neng, cari siapa?” tanya petugas keamanan lewat jendela pos di samping gerbang rumah tersebut.
“Hm, Guntur benar tinggal di sini?” tanya Alya.
“Oh, temannya Den Guntur. Masuk aja, sebentar dibuka gerbangnya.”
Tidak lama gerbang pun terbuka dan Alya melangkah pelan sambil mengagumi suasana kediaman itu.
“Neng Alya ‘kan?”
“Iya, saya Alya.”
“Kemarin den Guntur sudah bilang ada kawannya mau datang. Masuk aja neng, nanti tekan bel kalau pintunya masih tertutup.”
Alya menganggukkan kepalanya lalu berjalan sesuai arahan dari petugas keamanan. Sampai di beranda, pintu masih tertutup. Alya pun menekan bel dan tidak lama ada seorang wanita paruh baya yang membuka pintu.
“Gunturnya ada?”
“Masuk dulu, Den Guntur masih di kamar. Sepertinya masih tidur.”
“Hah, masih tidur! Aku buru-buru takut dia ngambek, eh taunya masih tidur,” ucap Alya dalam hati.
Alya duduk di sofa di mana di hadapannya ada TV layar datar dengan ukuran besar. Tidak lama wanita tadi kembali membawakan minum serta cemilan.
“Silahkah neng, bibi ke dapur lagi.”
Lima belas menit menunggu, Guntur belum juga terlihat. Alya pun mulai kesal. Apalagi dia berada di tengah mewahnya kediaman Guntur yang begitu asing untuknya.
“Bik,” panggil Alya. “Gunturnya belum bangun juga?”
“Temui aja neng, ke kamarnya. Semalam pesan kalau ada kawannya untuk belajar, diminta langsung naik saja.”
“Hahh, ke kamarnya?”
Alya pun menaiki anak tangga untuk sampai di lantai dua di mana kamar Guntur berada. Tidak sulit menemukan kamar pria itu, karena ada tulisan “Area Terlarang Milik Guntur”.
“Ini pasti kamarnya.”
Alya mengetuk dua kali, tidak ada jawaban. Dia ketuk lagi, masih sama tidak ada jawaban. Dia pun memberanikan diri menekan handle pintu dan ternyata tidak terkunci. Suasana kamar itu temaram dengan lampu tidur dan jendela yang masih tertutup rapat. Kamar Guntur begitu luas, bahkan lebih luas dari rumah petak yang Alya tinggal bersama Ibunya.
“Guntur,” panggil Alya yang sudah berdiri di samping ranjang.
Pria itu berbaring telungkup dengan selimut menutupi sampai pinggang. Merasa tidak ada pergerakan dari Guntur, Alya kembali membangunkan Guntur dengan memanggil lebih keras. Pria itu hanya merubah posisinya menjadi terlentang, tapi masih terlelap.
“Guntur,” panggil Alya menepuk tangan pria itu.
Masih tidak ada pergerakan.
“Guntur,” panggil Alya lagi dengan menepuk lebih kencang.
“Berisik.” Guntur menarik tangan Alya membuat gadis itu memekik dan membuatnya terjatuh tepat di atas tubuhnya. Kacamata yang dikenakan oleh Alya terlepas.
Merasakan berada dalam posisi berbahaya, Alya pun berontak. Apalagi tangan Guntur malah berada di pinggangnya.
“Guntur, lepas!”
“Ck, suruh siapa kamu ganggu gue tidur. Junior gue ikut bangun juga nih.”
Alya membulatkan matanya merasakan sesuatu mengeras tepat di perutnya.
“Kata Bibi kamu yang suruh aku ke kamar dan bangunkan kamu.”
Guntur merubah posisinya menjadi mengungkung tubuh Alya. Tangannya meraba nakas mencari saklar lampu dan akhirnya kamar pun terang benderang. Tanpa kacamata membingkai wajahnya, Alya terlihat berbeda.
“Kamu mau apa?” tanya Alya menahan dada guntur dengan kedua tangannya agar tidak menempel pada tubuhnya.
“Enaknya kita ngapain?”
“Minggir atau aku teriak,” ancam Alya.
“Teriak aja, nggak akan ada yang denger. Lo nggak baca tulisan di depan pintu? Mana ada yang berani masuk. Biar pun kita macam-macam di sini.”
“Minggir!”
Guntur pun beranjak dan melepaskan kaos yang dia kenakan. Dengan bertel*njang dada seakan tidak menyadari kehadiran Alya, berjalan bak peragawan lalu menuju toilet.
“Dasar gil4,” gumam Alya yang sudah berdiri sambil mengusap wajahnya. “Kemana kaca mataku,” ujarnya lagi lalu menyibak selimut yang tadi dikenakan Guntur.
Alya masih berada di kamar Guntur, menyadari ada pergerakan dari toilet menuju ruang ganti. Namun, dia hanya fokus pada buku di pangkuannya.
“Gue sarapan dulu,” ujar Guntur yang sudah berdiri di hadapannya.
Alya menengadah dan menelan saliva memandang Guntur yang mengenakan setelan kaos dan celana pendek, terlihat berbeda. Masih tetap tampan, tapi lebih berkharisma.
“Lo mau ikut atau tetap di sini?” tanya Guntur yang sudah berjalan menuju pintu.
“Ikut,” jawab Alya yang bergegas mengikuti Guntur.
...***...
Sudah hampir dua jam, Alya dan Guntur berada di sofa depan TV. Dengan wacana belajar bersama, Guntur hanya manggut-manggut ketika Alya mengajarkan beberapa rumus fisika dan langkah yang lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan matematika.
Namun, Guntur tetaplah Guntur. Fokusnya dengan buku pelajaran hanya sesaat, berkali-kali Alya menegur karena Guntur asyik dengan ponsel bahkan sempat minta jeda untuk main games.
“Kayaknya aku pulang aja ya, kamu udah pinter kok dari tadi ketawa-ketawa sendiri terus.”
“Ck, buka tik t*k doang. Ya udah mana lagi?”
Guntur menggeser duduknya semakin dekat dengan Alya. mengingat insiden waktu membagunkan Guntur membuat Alya menggeser duduknya menjauh.
“Kenapa? Lo takut sama gue?”
Alya menggelengkan kepalanya.
“Jadi lo berani sama gue?”
Alya kembali menggelengkan kepalanya.
Guntur berdecak, kemudian menarik tubuh Alya dan duduk rapat di dekatnya. Alya tidak bisa berkutik karena tangan pria itu berada di bahu seakan menahan agar tidak bergerak.
“Guntur, kita ….” Alya merasa suasana sangat canggung.
“Kita kenapa?”
“Kita harus menjauh, kamu terlalu dekat.” Alya menyingkirkan tangan Guntur dan berpindah duduk di sofa yang lain.
Guntur tersenyum berhasil membuat wajah Alya merona dan terlihat canggung berada didekatnya, bahkan sampai kegiatan mereka berakhir.
“Gue anter lo pulang.”
“Nggak usah, aku bisa naik ojek online.”
“Tapi gue nggak terima penolakan.”
“Eh, nggak usah,” tolak Alya sambil berjalan mengikuti Guntur. Dia tidak ingin kembali berada di situasi tidak aman berada di atas motor bersama Guntur, hatinya yang tidak aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
reza indrayana
ModuUusss ....😍😍😍
2024-01-18
0
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
lama2 bucin akut dah tuh
2023-12-22
1
Dwi ratna
modusssss
2023-07-30
2