Bab 11 ~ Tidak Aman

Alya memandang takjub bangunan di hadapannya. Memastikan kalau ojek online yang mengantarnya benar telah sampai tujuan.

“Daebak, ini rumah besar banget,” gumam Alya.

Pagi ini sesuai janjinya dengan Guntur, Alya mendatangi kediaman pria itu. Mengenakan jeans dan kaos lengan panjang dengan rambut terurai serta membawa tottebag.

“Neng, cari siapa?” tanya petugas keamanan lewat jendela pos di samping gerbang rumah tersebut.

“Hm, Guntur benar tinggal di sini?” tanya Alya.

“Oh, temannya Den Guntur. Masuk aja, sebentar dibuka gerbangnya.”

Tidak lama gerbang pun terbuka dan Alya melangkah pelan sambil mengagumi suasana kediaman itu.

“Neng Alya ‘kan?”

“Iya, saya Alya.”

“Kemarin den Guntur sudah bilang ada kawannya mau datang. Masuk aja neng, nanti tekan bel kalau pintunya masih tertutup.”

Alya menganggukkan kepalanya lalu berjalan sesuai arahan dari petugas keamanan. Sampai di beranda, pintu masih tertutup. Alya pun menekan bel dan tidak lama ada seorang wanita paruh baya yang membuka pintu.

“Gunturnya ada?”

“Masuk dulu, Den Guntur masih di kamar. Sepertinya masih tidur.”

“Hah, masih tidur! Aku buru-buru takut dia ngambek, eh taunya masih tidur,” ucap Alya dalam hati.

Alya duduk di sofa di mana di hadapannya ada TV layar datar dengan ukuran besar.  Tidak lama wanita tadi kembali membawakan minum serta cemilan.

“Silahkah neng, bibi ke dapur lagi.”

Lima belas menit menunggu, Guntur belum juga terlihat. Alya pun mulai kesal. Apalagi dia berada di tengah mewahnya kediaman Guntur yang begitu asing untuknya.

“Bik,” panggil Alya. “Gunturnya belum bangun juga?”

“Temui aja neng, ke kamarnya. Semalam pesan kalau ada kawannya untuk belajar, diminta langsung naik saja.”

“Hahh, ke kamarnya?”

Alya pun menaiki anak tangga untuk sampai di lantai dua di mana kamar Guntur berada. Tidak sulit menemukan kamar pria itu, karena ada tulisan “Area Terlarang Milik Guntur”.

“Ini pasti kamarnya.”

Alya mengetuk dua kali, tidak ada jawaban. Dia ketuk lagi, masih sama tidak ada jawaban. Dia pun memberanikan diri menekan handle pintu dan ternyata tidak terkunci. Suasana kamar itu temaram dengan lampu tidur dan jendela yang masih tertutup rapat. Kamar Guntur begitu luas, bahkan lebih luas dari rumah petak yang Alya tinggal bersama Ibunya.

“Guntur,” panggil Alya yang sudah berdiri di samping ranjang.

Pria itu berbaring telungkup dengan selimut menutupi sampai pinggang. Merasa tidak ada pergerakan dari Guntur, Alya kembali membangunkan Guntur dengan memanggil lebih keras. Pria itu hanya merubah posisinya menjadi terlentang, tapi masih terlelap.

“Guntur,” panggil Alya menepuk tangan pria itu.

Masih tidak ada pergerakan.

“Guntur,” panggil Alya lagi dengan menepuk lebih kencang.

 “Berisik.” Guntur menarik tangan Alya membuat gadis itu memekik dan membuatnya terjatuh tepat di atas tubuhnya. Kacamata yang dikenakan oleh Alya terlepas.

Merasakan berada dalam posisi berbahaya, Alya pun berontak. Apalagi tangan Guntur malah berada di pinggangnya.

“Guntur, lepas!”

“Ck, suruh siapa kamu ganggu gue tidur. Junior gue ikut bangun juga nih.”

Alya membulatkan matanya merasakan sesuatu mengeras tepat di perutnya.

“Kata Bibi kamu yang suruh aku ke kamar dan bangunkan kamu.”

Guntur merubah posisinya menjadi mengungkung tubuh Alya. Tangannya meraba nakas mencari saklar lampu dan akhirnya kamar pun terang benderang. Tanpa kacamata membingkai wajahnya, Alya terlihat berbeda.

“Kamu mau apa?” tanya Alya menahan dada guntur dengan kedua tangannya agar tidak menempel pada tubuhnya.

“Enaknya kita ngapain?”

“Minggir atau aku teriak,” ancam Alya.

“Teriak aja, nggak akan ada yang denger. Lo nggak baca tulisan di depan pintu? Mana ada yang berani masuk. Biar pun kita macam-macam di sini.”

“Minggir!”

Guntur pun beranjak dan melepaskan kaos yang dia kenakan. Dengan bertel*njang dada seakan tidak menyadari kehadiran Alya, berjalan bak peragawan lalu menuju toilet.

“Dasar gil4,” gumam Alya yang sudah berdiri sambil mengusap wajahnya. “Kemana kaca mataku,” ujarnya lagi lalu menyibak selimut yang tadi dikenakan Guntur.

Alya masih berada di kamar Guntur, menyadari ada pergerakan dari toilet menuju ruang ganti. Namun, dia hanya fokus pada buku di pangkuannya.

“Gue sarapan dulu,” ujar Guntur yang sudah berdiri di hadapannya.

Alya menengadah dan menelan saliva memandang Guntur yang mengenakan setelan kaos dan celana pendek, terlihat berbeda. Masih tetap tampan, tapi lebih berkharisma.

“Lo mau ikut atau tetap di sini?” tanya Guntur yang sudah berjalan menuju pintu.

“Ikut,” jawab Alya yang bergegas mengikuti Guntur.

...***...

Sudah hampir dua jam, Alya dan Guntur berada di sofa depan TV. Dengan wacana belajar bersama, Guntur hanya manggut-manggut ketika Alya mengajarkan beberapa rumus fisika dan langkah yang lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan matematika.

Namun, Guntur tetaplah Guntur. Fokusnya dengan buku pelajaran hanya sesaat, berkali-kali Alya menegur karena Guntur asyik dengan ponsel bahkan sempat minta jeda untuk main games.

“Kayaknya aku pulang aja ya, kamu udah pinter kok dari tadi ketawa-ketawa sendiri terus.”

“Ck, buka tik t*k doang. Ya udah mana lagi?”

Guntur menggeser duduknya semakin dekat dengan Alya. mengingat insiden waktu membagunkan Guntur membuat Alya menggeser duduknya menjauh.

“Kenapa? Lo takut sama gue?”

Alya menggelengkan kepalanya.

“Jadi lo berani sama gue?”

Alya kembali menggelengkan kepalanya.

Guntur berdecak, kemudian menarik tubuh Alya dan duduk rapat di dekatnya. Alya tidak bisa berkutik karena tangan pria itu berada di bahu seakan menahan agar tidak bergerak.

“Guntur, kita ….” Alya merasa suasana sangat canggung.

“Kita kenapa?”

“Kita harus menjauh, kamu terlalu dekat.” Alya menyingkirkan tangan Guntur dan berpindah duduk di sofa yang lain.

Guntur tersenyum berhasil membuat wajah Alya merona dan terlihat canggung berada didekatnya, bahkan sampai kegiatan mereka berakhir.

“Gue anter lo pulang.”

“Nggak usah, aku bisa naik ojek online.”

“Tapi gue nggak terima penolakan.”

“Eh, nggak usah,” tolak Alya sambil berjalan mengikuti Guntur. Dia tidak ingin kembali berada di situasi tidak aman berada di atas motor bersama Guntur, hatinya yang tidak aman.

 

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

ModuUusss ....😍😍😍

2024-01-18

0

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

lama2 bucin akut dah tuh

2023-12-22

1

Dwi ratna

Dwi ratna

modusssss

2023-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!