“Ini pesanan kamu, ini tugas yang sudah selesai tinggal yang bahasa inggris.” Alya menyerahkan makanan pesanan Guntur dan buku tugas yang sudah dikerjakan oleh gadis itu.
Guntur memeriksa hasil pekerjaan Alya.
“Oke, nggak ada yang salah.”
“Kalau kamu bisa kenapa harus minta aku yang kerjakan,” protes Alya.
“Lo nggak mau, ya udah bayar ganti rugi kerusakan motor gue.”
Alya tidak bisa berkelit lagi kalau harus mengganti uang. Dia hanya berharap agar segera selesai urusannya dengan Guntur. Sedangkan Guntur menilai Alya belum ada bibit-bibit rasa cinta kepadanya. Bahkan tatapan atau gesture tubuh gadis itu biasa saja.
“Balik ke kelas lo. Pulang nanti, tugas gue harus sudah selesai.”
Guntur pun kembali ke kelasnya dan melemparkan makanan yang dia pesan pada Alya ke pangkuan Jati.
“Selama lo ngerjain Alya, gue nggak usah sarapan di rumah nih.” Jati dan Kanta berebut isi kantong yang berisi gorengan dan nasi kuning.
“Kayaknya cara ini nggak berhasil,” keluh Guntur.
“Cara apaan?” tanya Kanta.
“Cara biar Alya suka sama gue, tiap hari ketemu gue isengin tetep aja nggak ada tuh tatapan dia lope-lope sama gue. Bahkan gue udah kaya superhero nolongin dia di toilet, tapi responnya biasa aja.”
“Bakal berhasil kok, lo tenang aja dah,” seru Kanta yang tetap optimis dengan idenya.
“Tapi kapan?”
“Nah itu dia. Kita nggak tahu kapan akan berhasil, prinsipnya alon-alon asal kelakon.”
“Dasar p3a, lo pikir Refan kasih gue waktu panjang. Daripada diganti yang lebih aneh, gue pengen ini cepat kelar,” cetus Guntur.
“Buat situasinya lo semakin dekat dengan Alya. Cewek itu mudah terpesona dan tersentuh hatinya kalau ada situasi yang buat dia merasa diinginkan dan dipuja,” tutur Jati.
“Dan cara itu adalah ….” ujar Guntur menjeda kalimatnya agar diteruskan oleh Jati.
“Mana gue tau, lo yang player malah nanya ke kita gimana naklukin cewek. Waktu lo manfaatin si Arba, gimana caranya. Pakai aja cara itu.”
“Bedalah, Alya masih polos. Arba gue kedipin langsung nempel.”
“Ya udah buat aja biar si Alya nempel sama lo terus,” usul Kanta.
Obrolan trio gesrek itu harus berakhir karena istirahat berakhir. Selama pelajaran Guntur tidak fokus, walaupun sering tidak fokus tapi kali ini karena dia memikirkan ide apa untuk membuat Alya akan terus dekat dengannya.
“Tidak usah banyak acara, fokus dengan persiapan ujian. Kalau perlu ikut kelas tambahan di sekolah dan bimbingan belajar di luar,” nasehat wali kelas sebelum menutup pelajaran hari ini.
Guntur pun seperti mendapat hidayah, ide untuk kembali menjerat Alya semakin dekat pun sudah terekam di benaknya.
[Temuin gue di tempat biasa]
Pesan terkirim untuk Alya.
Sambil bersiul, pria itu menunggu kedatangan Alya sambil duduk di atas motor. Para siswa sudah mulai meninggalkan sekolah termasuk motor-motor yang terparkir sudah mulai kosong.
“Lama amat, kebiasaan,” keluh Guntur.
Akhirnya Alya pun menunjukkan batang hidungnya.
“Nih, sudah selesai. Senin pekan ulangan, jangan kasih aku tugas lagi karena aku juga perlu belajar,” ungkap Alya.
“Nah justru itu, karena minggu depan pekan ulangan dan gue juga perlu belajar. Gimana kalau kita belajar bareng, lo ajarin gue. Jadi tutor gue gitu.”
Alya mengernyitkan dahinya. Tidak percaya kalau pria di hadapannya ini mengajak belajar bersama. Yang Alya tahu, Guntur bukan siswa bod*h jadi untuk apa minta dirinya menjadi tutor.
“Kenapa nggak ikut bimbel profesional. Aku tahu kamu mampu untuk bayar tutor.”
“Kelamaan, gue butuhnya cepet ‘kan minggu depan pekan ulangannya.”
“Terus kapan belajarnya dan di mana?” tanya Alya.
“Hm, lusa. Di rumah gue.”
Alya kembali menolak permintaan Guntur dan menyarankan untuk belajar bersama Jati dan Kanta.
“Kok jadi lo yang ngatur sih. Ya udah lo bayar aja ganti rugi motor gue, males gue berurusan sama lo. Udah cupu, bolot pula.” Guntur mengulurkan telapak tangan seakan menunggu Alya menyerahkan pembayaran ganti ruginya.
“Iya, aku mau.”
“Kagak jadi, udah nggak minat gue. Bayar sekarang!”
“Aku siap mengajarkan kamu, minggu ‘kan?”
Guntur berdecak walaupun dalam hati bersorak, karena Alya akhirnya setuju dengan usulnya.
“Awas kalau sampe lo nggak dateng,” ancam Guntur lalu menghidupkan mesin motornya dan siap berlalu.
“Tapi aku nggak tahu alamat rumah kamu.”
“Nanti gue share loc,” teriak Guntur yang sudah melaju dengan motornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
maya ummu ihsan
ya gimana bisa cinta kelakuan lo g ada akhlaq
2024-02-08
0
luiya tuzahra
smoga alya gak jatuh cinta biar si guntur duluan yg jatuh cinta
2024-02-04
0
reza indrayana
sedih nichh ...😥😥
2024-01-18
1