Bab 16 ~ Bukan Jelangkung

“Lama amat sih,” keluh Guntur.

Alya hanya diam, percuma membalas ucapan Guntur. Namun, dalam hatinya dia bersorak gembira bisa bertemu pria itu. Semalam dia susah tidur karena memikirkan Guntur dan tidak ada alasan yang masuk akal untuk bisa menemuinya.

Tidak mungkin Alya membawakan makanan pada Guntur, padahal tidak pesan. Apalagi sengaja mengajak belajar bersama. Sedangkan sebelumnya mereka belajar dan berujung Guntur tersungkur akibat didorong Alya karena hampir bersilaturahmi bibir.

“Emang lo nggak ada ponsel lagi?” tanya Guntur.

“Nggak ada.”

“Nanti malam jam sepuluh gue jemput lo di tempat biasa,” titah Guntur.

“Nanti malam? Mau ke mana?”

“Gue mau balap, lo harus ikut,” jawab Guntur lirih.

“Hah, balap? Maksudnya balap motor?”

“Ya iyalah balap motor, masa balap sepeda.”

“Tapi ‘kan kamu belum cukup umur dan balapan harusnya di sirkuit,” ungkap Alya.

“Ini balap liar cupu, kalau di sirkuit mah profesional.”

“Jadi bener kamu itu anggota geng motor?”

“Menurut lo?” tanya Guntur sambil memakai helmnya.

“Maaf aku nggak ikut,” tolak Alya.

“Eh, berani lo ….”

“Balap liar itu bahaya Guntur, bisa ditangkap polisi,” ujar Alya lirih agar tidak didengar oleh siswa yang masih ada di sekelilingnya.

“Bawel, kayak yang tahu aja lo. Pokoknya jam sepuluh atau gue jemput ke rumah lo dan bilang sama orangtua lo kalau ….”

“Jangan! Ibu jangan sampai tahu.”

“Jam sepuluh, jangan telat,” ujar Guntur lalu menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan Alya.

...***...

Alya beralasan akan menginap di rumah temannya karena ada tugas kelompok. Ibunya percaya dan memberikan izin. Tepat jam sepuluh malam, Alya sudah menunggu di ujung gang tempat biasa Guntur mengantarkannya.

Ada motor mendekat dan Alya tahu itu milik Guntur. Motor yang dipakai Guntur untuk balap tentu saja berbeda dengan motor yang biasa digunakan ke sekolah.

“Bagus, gue pikir lo bakal ingkar,” ujar Guntur lalu mengeluarkan sesuatu dari kantong jaket kulitnya dan memberikan pada Alya.

“Ponsel?” tanya Alya.

“Iya, itu ponsel lama punya gue. Mungkin dua atau tiga bulan lalu. Lo pake, biar gue nggak susah hubungin lo.”

“Tapi ….”

“Nggak usah nolak, gue kasih untuk keperluan gue bukan karena lo spesial,” ungkap Guntur. “Naik!” titahnya.

Alya sudah duduk di belakang Guntur dan tidak bicara selama perjalanan. Sampai akhirnya tiba di lokasi balap liar, di mana sudah ramai bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan. Ada yang hanya menonton untuk taruhan ada juga yang menjadi joki, termasuk Guntur.

“Wuih, kemajuan nih,” ejek Refan yang melihat Guntur membawa Alya.

“Bac0t,” sahut Guntur.

Alya turun dari motor Guntur dan mendengarkan arahan dari pria itu, di mana dia harus menunggu ketika Guntur beraksi.

“Jangan ke mana-mana, lo nonton di sini. Nanti bakal ramai bahkan berisik.”

“Iya.”                 

Guntur meninggalkan Alya, berkumpul dengan joki lainnya dan saling menggerungkan deru motornya. Garis start agak jauh dari tempat Alya berada. Alya menatap sekeliling, dia merasa berada di tempat yang aneh.

Dari jauh terdengar sirine mobil polisi dan terdengar semakin nyaring dan dekat. Semua orang panik dan berusaha melarikan diri, Alya bingung harus menunggu Guntur atau pergi. Yang dia ingat, untuk berada di tempat itu agak jauh dari jalan besar.

Berlari pun percuma, karena dengan mobil akan terkejar lalu tertangkap.

“Ibu, maafkan Alya,” ujar gadis itu sudah berurai air mata.

Bugh.

Alya terdorong oleh orang yang panik dan berlarian, bahkan dia terjerembab. Dirinya sudah pasrah kalau sampai tertangkap dan dibawa oleh polisi.

Namun ….

“Alya, ayo,” teriak Guntur.

Alya bergegas bangun dan berlari menghampiri Guntur lalu naik ke motor. Guntur melajukan motornya dengan cepat bersama joki lainnya. Alya memeluk Guntur dan membenamkan wajahnya di punggung kekar pria itu.

Ada rasa kesal karena dia hampir saja membuat kesalahan dan menyusahkan ibunya, tapi Guntur ternyata bertanggung jawab dengan menjemputnya kembali.

Akhirnya mereka berhasil meninggalkan arena balap dan menghindari kejaran polisi. Guntur menepikan motornya di pinggir jalan.

“Lo nangis?” tanya Guntur tanpa turun dari motor sambil mengusap tangan Alya yang masih melingkar di perutnya.

“Kamu jahat, gimana kalau tadi aku dibawa polisi. Kamu yang paksa aku ikut dan nggak ngerti apa-apa,” tutur Alya masih dengan isak tangis.

“Percaya sama gue, Guntur Rakabuming,” ujar Guntur sambil menepuk dadanya sombong. “Gue yang jemput lo, gue juga yang bakal anter lo pulang dengan selamat. Lo ‘kan bukan jelangkung yang datang nggak dijemput pulang nggak diantar,” seru Guntur membuat Alya kesal lalu melepaskan pelukannya dan memukul punggu Guntur.

“Eh kok dilepas, ini gue mau jalan lagi.”

“Bodo amat.”

“Ayo peluk lagi, baru gue jalan. Gue nggak mau lo jatuh, nanti lecet,” ejek Guntur.

Alya bergeming dan Guntur menarik paksa tangan Alya agar kembali melingkar di perutnya.

“Nah gini, baru bener.” Guntur kembali melaju dengan wajah tersenyum, tentu saja Alya tidak bisa melihat itu. Biasanya Guntur akan melaju dengan cepat, tapi kali ini dia melaju lambat dan santai.

“Kenapa nggak ngebut?” tanya Alya.

“Ini udah malam, bahkan udah lewat tengah malam. Ngebut nanti masuk angin.  Pelan-pelan aja ya, cari aman.”

Keduanya sudah sampai di tempat Guntur menjemput dan mengantar Alya.

“Gue anter sampe rumah lo ya?” tanya Guntur setelah melepas helmnya.

“Jangan, udah dekat kok. Nanti Ibu pikir aku bohong, padahal memang bohong,” sahut Alya sambil cemberut. “Aku nggak mau ke tempat kayak tadi lagi, kamu boleh minta aku kerjakan tugas pelajaran apapun tapi tidak untuk ke tempat tadi.”

“Iya, nggak bakal lagi. Jangan lupa sim cardnya pasang di ponsel tadi,” titah Guntur.

Alya menganggukkan kepalanya dan Guntur mengulurkan tangan mengusap pipi gadis itu. Untungnya suasana malam dan gelap, jadi tidak terlihat kalau wajah Alya sudah merona.

 

Terpopuler

Comments

➷•°🄽🄰🅁🄰🄻🄸🄰🄽°•➹

➷•°🄽🄰🅁🄰🄻🄸🄰🄽°•➹

Modus, paling biar lama dipeluk Alya.🤣

2024-05-19

2

Luzi

Luzi

ciiieee ciiieeee cciieeee yg lope lope 😘😘😘😘

2024-03-04

1

reza indrayana

reza indrayana

Bikin Baper aja Sikap Guntur ....
🥰🥰🥰😘😘😘💙💙💛💙💙

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!