Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta

“Biar aku aja Bu.” Alya mengambil alih sapu dari tangan ibunya.

“Kenapa lagi?” Alya tidak menjawab. Walaupun tidak bercerita, Ibunya tahu kalau Alya selalu dirundung teman-temannya. “Kamu diminta apa lagi?”

“Nggak ada Bu, aku dihukum karena tidak kerjakan tugas,” sahut Alya berdusta. Tidak ingin menambah pikiran Ibunya, dia hanya perlu menunggu dan bersabar satu tahun lagi lalu lulus dan bekerja.

Keberadaaan Alya di SMA Bina Bangsa, memang terlalu kontras. Di saat teman-temannya diantar mobil mewah bahkan dengan supir atau membawa kendaraan sendiri, Alya datang dan pergi menggunakan angkutan umum.

Ketika para siswa menggunakan gadget keluaran terbaru dan harga fantastis. Alya hanya menggunakan ponsel keluaran lama dengan memory sempit dan harus sering dihapus isinya.

“Kamu mandi gih, udah sore.”

Alya meletakan sapu setelah memastikan lantai sudah bersih. Dia hanya tinggal bersama ibunya, di rumah kontrakan. Sehari-hari, Marni -- ibu Alya -- berjualan kue basah di pasar. Dengan keadaannya, Alya tidak pernah terpikir untuk main ke mall, kuliah di kampus pilihan atau bergaya sesuai trend saat ini. Impiannya hanya ingin bekerja, tidak ingin lagi melihat Ibunya berjualan agar bisa makan.

Sedangkan di tempat berbeda, di mana kondisi yang sangat bertolak belakang dengan keadaan kehidupan Alya. Guntur, pulang ke rumah melempar tasnya lalu menghempaskan tubuh ke atas sofa.

“Bik,” teriak Guntur.

Seorang asisten rumah tangga, tergopoh-gopoh menghampiri Guntur.

“Den Guntur mau makan?”

“Nggak,” jawab Guntur sambil fokus pada games online. “Ada mobil Mami di depan, memang Mami pulang?”

“Iya Den.”

“Hm, aku mau es ya Bik.”

Perempuan paruh baya yang dipanggil Bibi bergegas ke dapur dan membuatkan es yang diminta majikannya. Es jeruk selasih, minuman favorit Guntur jika berada di rumah.

“Yess,” pekik Guntur, dia berhasil menang lagi.

Terdengar langkah kaki dan suara tertawa, Guntur menoleh. Seorang wanita baru saja menuruni anak tangga bersama seorang pemuda, terkejut melihat keberadaan Guntur.

“Sayang, kamu sudah pulang?” tanya Anggi -- Mami Guntur.

Guntur menatap pemuda yang merangkul Maminya. Orangtua Guntur sudah berpisah, keduanya sama-sama sibuk dan sukses di usahanya tapi tidak dengan keluarga.

“Mami kalau mau aku pulang ke sini, jangan pernah bawa laki-laki manapun ke rumah kecuali dia suami sah Mami. Terserah Mami mau main gila dengan laki manapun, tapi jangan di depanku dan jangan di rumah yang aku tempati.”

“Maaf sayang, Rico hanya temani Mami ambil berkas di kamar.”

“Mami pikir aku anak kecil yang nggak tahu apa yang kalian lakukan di kamar,” teriak Guntur. “Heh, gigol*. Terserah lo mau peras nyokap gue kayak gimana, tapi jangan berharap bisa dapatkan semua hak gue,” tunjuk Guntur.  

“Sudah, jangan ribut. Mami balik ke kantor, kamu baik-baik ya sayang,” ujar Anggi pada putranya. “Uang saku kamu, nanti Mami transfer ya.”

Begitulah Guntur, yang selalu mendapatkan kemewahan dan kucuran dana baik dari Mami atau Papinya sebagai pengganti ketidakhadiran mereka. Ada konsep yang salah di sini, karena Guntur bukan hanya butuh uang. Ada yang hilang dari kebersamaan mereka membuat karakter Guntur begitu kua, dia tumbuh dan terbentuk dengan sendirinya tanpa figur orang tua utuh dan keharmonisan keluarga.

Papi Guntur tidak jauh berbeda dengan Maminya, sibuk dengan bisnisnya. Bedanya dia sudah menikah lagi, juga ada istri muda yang mewarnai kehidupannya

...***...

“Anter gue ketemu Alya,” titah Guntur pada Jati dan Kanta.

Padahal saat ini jam istirahat, biasanya mereka akan habiskan waktu di kantin, taman belakang atau auditorium.

“Lo jangan kaget ya,” ujar Kanta lalu tertawa bersama Jati.

“Kaget gimana maksud lo?” tanya Guntur.

“Lihat saja nanti.”

Ketiga cowok itu berjalan melewati koridor

“Guntur!”

“Kak Guntur, I love you!”

Teriakan dan panggilan dari para siswi penggemar Guntur sudah tidak aneh bagi Guntur. Selain dikenal karena terlibat dengan geng motor bahkan sering bermasalah, tapi penampilan Guntur bukan kaleng-kaleng. Tubuhnya tinggi rahangnya tegas dan wajah tampan ala-ala badboy.

“Kak Guntur, mau temani aku ke perpus nggak?” tanya seorang siswi dengan suara manja.

Guntur menghentikan langkahnya lalu membelai pipi gadis itu. “Gue nggak bisa, karena lo bukan tipe gue. Sorry ya,” ujar Guntur.

“Tapi aku bisa kasih apa yang Kak Guntur mau loh.”

“Nah ini makin gue nggak suka. Lo murahan, lebih berharga pelacur yang menjual diri daripada lo yang menawarkan diri Cuma-Cuma. Cabut,’ titah Guntur pada kedua temannya.

“Kasian deh lo,” ejek Jati pada cewek tadi.

“Ini kelasnya.” Trio gabut itu sudah berada di depan kelas Alya.

“Eh, lo lihat Alya?” tanya Kanta pada salah satu siswa.

“Ada di dalam.”

Guntur pun melangkah masih dan berdiri di tengah pintu menyaksikan perundungan yang terjadi di kelas tersebut.

"Dia yang namanya Alya, yang lake kaca mata," ujar Jati pelan.

“Gue bilang kerjakan juga yang fisika, lo budek apa gimana sih?” Mona melemparkan bukunya ke wajah Alya. “Awas kalau nggak selesai!”

“Eh Guntur,” sapa Mona yang berpapasan dengan Guntur, tapi Guntur mengabaikannya. Dia sedang menatap gadis bernama Alya. Berkacamata dan kuncir rambut ekor kuda, ditindas oleh teman-temannya.

“Kayaknya Refan udah nggak waras, apa istimewa sampai gue harus buat perempuan itu jatuh cinta atau tidur bareng dia,” gumam Guntur.

“Woi, cupu,” panggil Guntur pada Alya.

Mereka bertatapan dan gadis itu mengernyitkan dahi melihat salah satu siswa populer di sekolah sudah berdiri tidak jauh darinya.

“Lo siapa sih? Kok bisa ada di sekolah ini?” tanya Guntur pada Alya.

Alya tidak paham maksud pertanyaan Guntur, dia malah duduk dan mulai mengerjakan tugas Fisika milik Mona.

Brak

Guntur menggebrak meja Alya, membuat gadis itu terkejut.

“Lo punya kuping dan mulut ‘kan?”

Alya mengangguk.

“Berarti kuping lo denger pertanyaan gue dan mulut lo harusnya jawab,” teriak Guntur.

“Tapi aku nggak ngerti maksud pertanyaan kamu.”

“Pantes aja lo di bully, lo bolot sih. Gue tanya kenapa bisa lo ada di sekolah ini, tampang lo bukan tampang orang kaya.”

“Aku ikut jalur beasiswa, lagipula tidak ada aturan kalau sekolah ini hanya untuk kalian para anak sultan.”

“Wah, dia berani ngoceh di depan Guntur,” cetus Jati.

“Tunggu aja, lo dalam pengawasan gue,” tunjuk Guntur. “Ayo, cabut. Kita cari si bangk3 Refan.”

Refan ada di kantin dan Mona berada di pangkuannya.

“Parah lo Men. Cari yang lainlah, mana ada gue tertariknya sama tuh cewek. Bawaannya pengen ngegas terus,” keluh Guntur.

Refan terbahak. “Bagus dong, kalau mau ngegas. Langsung aja lo deketin, dapat dan selesai,” ujar Refan.

“Nggak gitu juga, nggak yakin gue bisa bergair@h biar kata dia polos.”

“Jangan gitu lo, mana tahu besok-besok lo malah bucin,” ejek Refan lagi.

“Nggak, nggak mungkin. Gue nggak akan jatuh cinta sama perempuan tampang cupu kayak si Alya,” ucap Guntur dengan penuh keyakinan dan jumawa.

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Refan biang kerok..ide ide jahat..bikin Alya cantik dn kuat Thor..biar Guntur,Refan termehek mehek

2024-10-05

0

Denni Siahaan

Denni Siahaan

kok gak ada yang belaya gak punya teman apa

2024-03-21

2

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

kok persis hapeku

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!