Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah

 

Kejadian semalam begitu berkesan bagi Alya. Belum pernah ada teman sedekat itu dengannya, apalagi seorang pria. Rasa benci yang duu ada perlahan berubah menjadi debaran cinta. Alya merasakan dunianya sudah berbeda, lebih berwarna dan berkesan.

Hari ini Guntur ternyata tidak masuk, pria itu hanya mengirimkan pesan agar Alya mengerjakan tugas sekolah miliknya. Walaupun kecewa karena tidak bisa bertemu Guntur, tapi titah tetap Alya laksanakan dengan baik. Berharap bisa menjadi alasan untuknya bertemu dengan Guntur.

“Aku kenapa ya?” gumam Alya menepuk kedua pipinya karena tersenyum simpul mengingat kejadian semalam, padahal Guntur hanya mengusap pipinya.

...***...

Pulang dari sekolah, Alya lakukan semua tugas rumah tangga. Dia baru saja membersihkan diri dan menyelesaikan makan siang yang terlambat saat mendengar suara deru mesin motor yang berhenti di depan rumahnya.

“Guntur,” ucap Alya menyadari pria yang mengisi hari dan pikirannya akhir-akhir ini sudah berada di depan rumah. Alya sempat terpaku dan memeriksa penampilannya sekilas. Khawatir jika dia terlihat buruk di mata Guntur.

Sedangkan Guntur yang masih duduk di atas motor setelah melepas helm, memandang Alya tidak berkedip. Penampilan gadis itu dengan setelan rumahan, tanpa kaca mata dan rambut panjang terurai terlihat cantik alami.

“Kamu … ngapain ke sini?”

“Ck, ada tamu tuh disambut senyum dong,” ujar Guntur.

Tidak menghiraukan pertanyaan Alya dan kegundahan gadis itu karena Guntur sudah berada di dalam rumah. Duduk di sofa yang terlihat kontras dengan penampilan Guntur.

“Guntur ….”

“Gue mau ambil buku tugas doang,” sahut Guntur beralasan. Sebenarnya sudah rencananya datang ke kediaman Alya dengan alasan mengambil tugas. Dia harus bergerak cepat untuk mengakhiri misinya karena desakan Refan. Jika dalam waktu dekat dia belum berhasil membuat Alya jatuh cinta atau mendapatkan Alya sepenuhnya, maka Refan akan memberikan tantangan lain yang mungkin lebih gila.

Tas sekolah Alya kebetulan tergeletak di atas sofa. Buku tugas Guntur tentu saja sudah diberikan. Khawatir Alya akan mengusirnya pulang, Guntur memikirkan ide agar bisa berlama. Ternyata semesta mendukung keinginan pria itu, langit sore yang sejak tadi mendung akhirnya semakin gelap dan turunlah hujan.

“Kayaknya minum yang anget-anget, enak nih.”

“Habis minum, kamu pulang ya. Aku nggak enak sama Ibu dan tetangga.”

“Ya ampun, lo ngusir gue. Nggak lihat di luar hujan deras. Lo tega gue kehujanan, basah kuyup.”

Alya membuatkan teh manis hangat untuk Guntur dan meletakan di atas meja. Keduanya duduk berhadapan.

Kalau kayak gini mana gue bisa beraksi, batin Guntur.

Alya menatap keluar rumah di mana hujan semakin deras, dia memikirkan ibunya yang belum pulang.

“Gue nggak ngerti soal yang ini nih, ajarin dong!”

Alya berbalik mendengar permintaan Guntur, lalu duduk di samping pria itu. Setelah membaca soal yang dimaksud, Alya menjelaskan sambil menatap pada buku yang ada di tangan Guntur. Sedangkan Guntur mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Alya.

“Eh,” pekik Alya yang terkejut karena ulah Guntur dan wajah mereka begitu dekat.

Jantung Alya berdetak tak beraturan, wajahnya semakin merona karena mereka sangat-sangat dekat. Apalagi Gintur kembali memgulurkan tangan mengusap pipinya. Serasa ada banyak kupu-kupu mengepakan sayap di perutnya dan meninggalkan sensasi yang tidak biasa.

“Guntur ….”

“Sttt.” Guntur kembali mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Alya sekilas.

Gadis itu mematung, tidak menolak dan tidak merespon apapun. Guntur yang merasa Alya tidak menolaknya, mungkin saja menyukai ulahnya tadi melanjutkan kembali aksinya. Kali ini bukan hanya sekilas, tapi Guntur meraup bibir Alya dan menahan tengkuk gadis itu. Alya awalnya hanya diam, perlahan dia merespon dan membuka pelan bibirnya membuat Guntur kembali menjelajah. Pertukaran saliva dengan situasi yang mendukung membuat Guntur bebas melakukan aksinya.

Saat tangan Guntur mulai beraksi menyentuh bagian lain karena Alya yang polos terbawa suasana dan terlena oleh ulah Guntur, tiba-tiba ….

Brak.

“Woy, ngapain lo!”

Guntur dan Alya terkejut, sudah ada beberapa orang merangsek masuk ke dalam rumahnya.

“Eh, tenang dulu Bang,” ujar Guntur sudah berdiri.

“Tenang … tenang. Lo berdua kalau nggak dihentikan pasti bakal enak-enak. Alya mana ibu lo?”

Alya yang ketakutan hanya menggelengkan kepala sambil memilin jemarinya. Sedangkan Guntur masih berdebat dengan orang-orang itu, sampai akhirnya seseorang datang lagi bersama Pak RT. Akhirnya semua kondusif dan kini Guntur, Alya dan Pak RT duduk berhadapan.

“Coba ceritakan bagaimana kejadiannya!” titah Pak RT pada salah satu saksi.

Ternyata tetangga Alya yang heran ada motor mewah rumah si depan rumah tersebut, penasaran dan berusaha melihat siapa yang datang. Bertepatan dengan ulah Guntur yang sedang berpagut ria bersama Alya.

“Nggak bener mereka, si Alya ini juga semalam pulang jam satu pagi Pak. Pasti sama bocah ini juga.”

“Sudah pak, nikahin aja. Bikin malu doang.”

“Eh, nanti dulu dong. Nikah apa? Kita nggak macem-macem Cuma ….”

“Nggak macem-macem karena ketahuan, coba kalau nggak?”

Alya menunduk masih memilin jemarinya, bukan hanya gugup tapi juga didera ketakutan. Apalagi saat ibunya datang.

“Kenapa rumah saya ramai begini?”

“I-ibu,” ucap Alya terbata.

“Duduk dulu, Bu!” titah Pak RT lalu menceritakan kronologis kejadian pada Ibu Alya.

Ibu Alya menatap putrinya dan Guntur bergantian, dia tidak menduga Alya melakukan hal itu.

“Alya, katakan kalau orang-orang ini salah. Anak Ibu nggak mungkin lakukan hal begini!”

Alya tidak menjawab, malah terisak.

“Alya!”

“Maaf Bu.”

“Halah drama, udah Pak RT nikahin aja atu kita arak. Pilih mana tuh.”

Suasana kembali ramai dan akhirnya Pak RT menyetujui usulan dari orang-orang itu. Alya dan Guntur dinikahkan secara agama. Berbeda dengan Alya dan Ibunya yang bungkam, Guntur protes.

“Yaelah Pak, hari gini Cuma nyosor bibir aja dinikahin. Kayak kalian nggak pernah muda aja,” seru Guntur yang memancing kemarahan. Suasana kembali gaduh, bahkan Guntur dan salah satu warga hampir adu jotos.

“Sudah, ini hampir maghrib. Kamu harus terima karena salah,” ujar Pak RT pada Guntur. Kemudian meminta warga memanggil pemuka agama untuk menikahkan Guntur dan Alya.

Alya terisak, kecewa dengan ulah dan nasib dirinya. Sedangkan Ibu Alya hanya bisa diam dan pasrah dengan kenyataan yang ada. Guntur masih berkelit menolak pernikahan itu. dia bersedia karena ancaman salah satu warga yang akan membakar motornya kalau tidak mempertanggung jawabkan ulahnya.

Dengan dibimbing oleh pemuka Agama, Guntur berhasil melakukan ijab qabul. Pernikahan dadakan, bahkan mahar yang Guntur berikan hanya beberapa lembar uang.

Setelah kepergian para warga, tangis Alya semakin kencang.

“Bu, maafkan Alya.”

“Ibu kecewa dengan kamu, tapi Ibu bisa apa kalau sudah begini.”

Guntur mengusap kasar wajahnya. Berharap bisa menyelesaikan tantangan malah membuat situasi menjadi kacau bahkan berakhir dengan pernikahan.

 

Terpopuler

Comments

Dian Wati

Dian Wati

kapokk😃😃😄😄😄

2025-01-10

1

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Lagian si Alya udh tau si Guntur gt napa msh aja baper,ga liat gmn cewe cantik aja dijadiin taruhan apalagi kamu Alya 🤦‍♀️Ya mudah2an aja si Guntur bucin abis ma Alya

2024-10-02

0

Al Fatih

Al Fatih

Guntur akan beneran cinta koq Alya....

2024-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar Cupu
2 Bab 2 ~Cupu
3 Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4 Bab 4~ Rencana
5 Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6 Bab 6 ~ Perintah
7 Bab 7 ~ Setannn
8 Bab 8 ~ Terjebak
9 Bab 9 ~ Superhero
10 Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11 Bab 11 ~ Tidak Aman
12 Bab 12 ~ Ulah Guntur
13 Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14 Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15 Bab 15 ~ Zaman Purba
16 Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17 Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18 Bab 18 ~ Ada Aku
19 Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20 Bab 20 ~ Pacar Gue
21 Bab 21 ~ Janji Guntur
22 Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23 Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24 Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25 Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26 Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27 Bab 27 ~ Tidak Sabar
28 Bab 28 ~ Akhirnya ....
29 Bab 29 ~ Ayo ....
30 Bab 30 - Bertemu Mona
31 Bab 31 ~ Beneran Cinta
32 Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33 Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34 Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35 Bab 35~ Cemburu
36 Bab 36 ~ Cemburu (2)
37 Bab 37 ~ Resepsi
38 Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39 Bab 39 ~ Jadi Oma
40 Bab 40 ~ Banyak Anak
41 Bab 41 ~ Baby Twin
42 Bab 42 ~ Mau Peluk
43 Bab 43 ~ Janji Guntur
44 Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45 Bab 45 ~ Lucu
46 Bab 46 ~ Bayi Kembar
47 Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48 Bab 48 ~ Cemburu Buta
49 Bab 49 ~ Geng Motor
50 Bab 50 ~ Drama si Kembar
51 Bab 51 ~ Masalah Baru
52 Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53 Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54 Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55 Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56 Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57 Bab 57 ~ Khawatir
58 Bab 58 ~ Balikin Aja
59 Bab 59 ~ Kayak Macan
60 Bab 60 ~ Firasat
61 Bab 61 ~ Adik Gue
62 Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63 Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64 Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65 Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66 Bab 66 ~ Siapa?
67 Bab 67 ~ Babak Belur
68 Bab 68 ~ Menolak
69 Bab 69 ~ Mode Galak
70 Bab 70 ~ Lope Lope
71 Bab 71 ~ Nanti Malam
72 Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73 Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74 Bab 74 ~ Tapi Suka
75 Bab 75 ~ Gue Kangen
76 Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77 Bab 77 ~ Kembali Lagi
78 Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79 Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80 Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81 Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82 Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83 Bab 83 ~ Duo Bumil
84 Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85 Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar Cupu
2
Bab 2 ~Cupu
3
Bab 3 ~ Mana Mungkin Jatuh Cinta
4
Bab 4~ Rencana
5
Bab 5 ~ Rencana Berhasil
6
Bab 6 ~ Perintah
7
Bab 7 ~ Setannn
8
Bab 8 ~ Terjebak
9
Bab 9 ~ Superhero
10
Bab 10 ~ Rencana (Lagi)
11
Bab 11 ~ Tidak Aman
12
Bab 12 ~ Ulah Guntur
13
Bab 13 ~ Nanti Jatuh Cinta
14
Bab 14 ~ Tanda ~ Tanda
15
Bab 15 ~ Zaman Purba
16
Bab 16 ~ Bukan Jelangkung
17
Bab 17 ~ Hubungan Yang Sah
18
Bab 18 ~ Ada Aku
19
Bab 19 ~ Tanggung Jawab
20
Bab 20 ~ Pacar Gue
21
Bab 21 ~ Janji Guntur
22
Bab 22 ~ Cantik Hanya Untuk Guntur
23
Bab 23 ~ Pernyataan Cinta Alya
24
Bab 24 ~ Tantangan Berakhir
25
Bab 25 ~ Pusing Kepala ....
26
Bab 26 ~ Belum Ada Judul
27
Bab 27 ~ Tidak Sabar
28
Bab 28 ~ Akhirnya ....
29
Bab 29 ~ Ayo ....
30
Bab 30 - Bertemu Mona
31
Bab 31 ~ Beneran Cinta
32
Bab 32 ~ Cupu Jadi Cinderella
33
Bab 33 ~ Hari Kelulusan
34
Bab 34 ~ Calon Mahsiswa
35
Bab 35~ Cemburu
36
Bab 36 ~ Cemburu (2)
37
Bab 37 ~ Resepsi
38
Bab 38 ~ Tanda-tanda ....
39
Bab 39 ~ Jadi Oma
40
Bab 40 ~ Banyak Anak
41
Bab 41 ~ Baby Twin
42
Bab 42 ~ Mau Peluk
43
Bab 43 ~ Janji Guntur
44
Bab 44 ~ Sudah Waktunya
45
Bab 45 ~ Lucu
46
Bab 46 ~ Bayi Kembar
47
Bab 47 ~ Dua Tahun Lagi
48
Bab 48 ~ Cemburu Buta
49
Bab 49 ~ Geng Motor
50
Bab 50 ~ Drama si Kembar
51
Bab 51 ~ Masalah Baru
52
Bab 52 ~ Belum Ada Judul
53
Bab 53 ~ Cinta Sang Berandal (2)
54
Bab 54 ~ Anak Motor (1)
55
Bab 55 ~ Tidak Memyelesaikan Masalah
56
Bab 56 ~ Tidak Tertarik
57
Bab 57 ~ Khawatir
58
Bab 58 ~ Balikin Aja
59
Bab 59 ~ Kayak Macan
60
Bab 60 ~ Firasat
61
Bab 61 ~ Adik Gue
62
Bab 62 ~ Refan Berulah (1)
63
Bab 63 ~ Refan Berulah (2)
64
Bab 64 ~ Ada Apa Dengan Para Cewek
65
Bab 65 ~ Tidak Bisa Dibiarkan
66
Bab 66 ~ Siapa?
67
Bab 67 ~ Babak Belur
68
Bab 68 ~ Menolak
69
Bab 69 ~ Mode Galak
70
Bab 70 ~ Lope Lope
71
Bab 71 ~ Nanti Malam
72
Bab 72 ~ Gue Pasti Menang
73
Bab 73 ~ Lanjut Yang Tadi
74
Bab 74 ~ Tapi Suka
75
Bab 75 ~ Gue Kangen
76
Bab 76 ~ Nanti Juga Tahu
77
Bab 77 ~ Kembali Lagi
78
Bab 78 ~ Kalau Sudah Sah
79
Bab 79 ~ Aku Sayang Kamu
80
Bab 80 ~ Aku Milikmu (1)
81
Bab 81 ~ Aku Milikmu (2)
82
Bab 82 ~ Bagaimana Denganmu?
83
Bab 83 ~ Duo Bumil
84
Bab 84 ~ Berandal Insyaf
85
Bab 85 ~ Sang Berandal Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!