Bab. 17

Sebulan telah berlalu, Kini liburan tengah semester sudah di mulai, Regan banyak menghabiskan waktunya di Toko percetakan miliknya dan Diki, Kini dirinya tidak lagi bekerja paru waktu, Dirinya kini lebih fokus mengembangkan usaha percetakan nya itu,

Regan yang tengah fokus memeriksa laporan pengeluaran dan juga pemasukan Usahanya itu, Sedikit teralihkan dengan dering ponsel yang ada di atas meja tersebut,

Regan meraih ponsel nya, Dilihat nya sejenak id sang pemanggil yang ternyata adalah papi nya, Regan menghela Nafas nya sebelum menggeser ikon hijau pada layar benda pipih nya itu, Kemudian menempelkan nya di telinganya sembari berucap,

"Halo pi! "

Sejenak hening di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu, Regan mengurut pelipis nya terasa berdenyut kala mendengar serentetan kata yang di sampaikan oleh Papi nya itu,

"Baik pi. Regan akan segera pulang, Hem.." Setelah nya Regan segera beranjak dari ruangan nyaman nya itu, Tidak bisa di pungkiri hati kecil nya sangat menghawatirkan keadaan sang Mami, Walaupun dirinya sedikit curiga, Jika ada udang di balik bakwan,

KE ESOK kAN HARINYA.

" Re. Lo jadi pulang ke indo? " Tanya Diki yang baru saja tiba di depan Unit Regan, Bersamaan dirinya melihat Regan yang baru keluar dari Unit nya dengan pakaian yang sudah rapih, Sebuah Tas ransel telah bertengger di punggung nya,

Ya semalam Regan sempat mengabari Diki jika dirinya akan pulang ke tanah air, Regan juga menyampaikan kecurigaan nya terhadap kedua orang tuanya itu, Pria itu meminta pendapat teman baiknya itu, apakah harus pulang sesuai permintaan orang tuanya atau tidak,

Diki menyerahkan semua keputusan pada diri Regan sendiri,

"Iya bro! Gue harus pulang, " Regan menjawab sembari berjalan menuju lift yang akan membawanya ke Lobby Apartemen tersebut,

Diki pun mengikuti langkah pria itu,

" Semalam bokap gue nelpon lagi nyuruh pulang hari ini juga, Mami gue sakit parah. dan ingin gue pulang' Gue.. percayakan semua urusan disini sama lo ya bro! Kalau ada apa-apa segera kabarin gue,". Tukas Regan sembari memencet tombol lift. Setelah nya keduanya masuk kedalam kotak besi yang akan mengantar kan mereka ke lantai bawah dimana tujuan mereka,

Regan begitu khawatir terhadap keadaan sang mami, Kecurigaannya lenyap kala mendengar suara lemah mami sarah, Walau bagaimana pun perlakuan maminya, Tetap saja Regan tidak sampai hati untuk membenci wanita yang telah melahirkan nya ke dunia ini, Sebagai anak Regan akan selalu menghawatirkan keadaan orang tuanya, Terutama itu maminya,

"Aman! Lo Jangan pikirin yang disini, gue akan menghandle semuanya, Semoga nyokap lo cepat sembuh ya, ". Ucap Diki tulus, Diki tidak pulang kali ini, pria itu juga sudah menggambarkan kepada keluarga nya jika dirinya tidak pulang liburan kali ini, Keluarga nya pun mengerti dan tidak mempermasalahkan hal itu,

"Ayo gue anter lo ke bandara, Pakai mobil gue aja. " Lanjut Diki lagi, keduanya memasuki mobil, Sejurus kemudian mobil yang di kemudikan oleh Diki itu sudah membelah jalan raya yang cukup ramai namun sangat tertip

"Thanks bro! Gue berangkat dulu, " Regan berpamitan pada Diki sembari memeluk nya ala pria dewasa, Yang di respon dengan anggukan kepala oleh Diki,

"Ok, semoga selamat samai tujuan, kabarin gue jika lo sudah sampai ya! "

Regan hanya mengangkat jempol nya sembari melangkah memasuki area keberangkatan,

Setelah punggung Regan sudah tidak terlihat lagi dari pandangan nya, Diki kemudian kembali pulang ke Apartemen nya untuk bersiap-siap memulai aktivitas nya hari ini,

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Tiara menikmati keseharian nya dengan menekuni usaha kecil-kecilannya, Kios kecil yang di buat tepat di depan rumah nek Diah menjadi tempat nya sehari-hari bersama putri nya Shanum,

Setiap hari keduanya berada di kios tersebut, kios kecil milik nya itu cukup nyaman bagi ibu dan anak itu, Baby Shanum selalu membuat nya bersemangat menjalani peran nya sebagai ibu tunggal, yang mencurahkan kasih sayang nya sepenuh hati pada sang putri,

Walaupun tak jarang pelanggan yang datang membeli paket data yang merupakan tetangga nya itu menanyakan keberadaan Ayah Shanum, Bahkan ada juga yang mengatainya yang tidak-tidak, Namun Tiara tidak memperdulikan omongan orang lain yang memandang nya jelek,

Tiara tidak mau ambil pusing dengan tetangga julid, Dirinya harus bahagia karena ada Shanum yang menjadi tanggung jawabnya,

Jika dirinya menanggapi itu semua bisa-bisa dirinya stress,

"Nak sini si cantik sama nenek saja. Nenek mau nonton voli, Biar dia ikut jalan-jalan sore juga, " Nek Diah mendatangi kios dimana Tiara bersama putrinya,

Nek Diah sudah cantik usai mandi sore, dengan mengenakkan daster batik andalan nya nek Diah sudah siap untuk pergi menonton para anak muda bermain voli,

Wanita tua itu memang telah menggemari olahraga voli tersebut sejak dirinya masih muda,

Saat masih muda dulu dirinya kerap bermain Voli bersama teman-teman nya, Namun sekarang usia sudah rentah, Tulang-tulang pun sudah tidak kuat lagi untuk bermain Voli, Maka sekarang dirinya hanya bisa menonton saja sambil bersorak menyemangati anak muda yang bermain Voli,

Di tempat mereka tinggal sekitar 50 meter dari rumah nek Diah, Terdapat lapangan Futsal Voli dan Basket, Tempat itu akan sangat ramai pada hari libur, Banyak orang-orang yang datang bermain Futsal. Basket dan Voli, Dari pagi hingga sore hari tempat itu akan sangat ramai

"Iya nek, tapi apakah nenek nggak capek nanti sambil gendong Shanum? "

"Nggak, nenek bisa duduk di sana kalau pegal berdiri, " Jawab nya,

Tiara pun mendatangi putrinya yang tengah tengkurap sembari memainkan mainan nya,

"Sayang! sini Uyut mau ngajakin Shasa jalan-jalan tuh! " Tiara memangku putrinya yang sedari tadi anteng dengan mainan nya kemudian membawanya keluar Kios untuk menyerahkan nya pada nek Diah,

"Bye putri nya bunda!! Jangan rewel ya sayang! " Tiara melambaikan tangan nya pada putrinya yang berada dalam gendongan Uyut nya,

"Mba Tiara! apa mba nggak ada niatan untuk menikah lagi? "

Tiara sedikit terkejut saat suara seseorang menelusup indera pendengaran nya, Tanpa melihat pun dirinya sudah tahu siapa pemilik suara dan kata-kata yang telah di ucapkan berulang kali kepada dirinya itu,

"Belum nemu yang cocok bu," Jawab Tiara asal. sembari membalikkan tubuh nya masuk kedalam Kios nya, Benar saja di samping Kios nya sudah berdiri seorang ibu parubaya dengan ponsel di tangan nya,

Bu Susi nama nya, Susi adalah salah satu tetangga yang julid nan menggemaskan. Yang selalu kepo tentang kehidupan masalalu Tiara, Tak jarang juga bu Susi melontarkan kata-kata yang membuat Tiara mengelus dada,

Hai!! maaf kan yang baru nungul🙈🙏 Othor lagi tepar bestie. Sudah di ketik beberapa hari lalu namun belum rampung, hari ini baru bisa di rampungkan 😁🙏

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

Dimana2 tempat kok ada tetangga julid ya nggak di real nggak di halu 🤣🤭

2024-02-23

0

Pasrah

Pasrah

kenapa lama sekali belum ada lanjutannya ya

2024-02-20

0

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

tapi mami mu tipe mami durhaka

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!