Bab, 20

Senyum bahagia terus tersungging di bibir yang berpoles lipstik merah maroon itu, Wajah parubaya nya nampak cantik oleh make up yang mendempul nya, dengan sempurna.

Beberapa kerabat dan keluarga dekat silih berganti mengucapkan selamat kepada Regan dan Raya. Atas pertunangan mereka hari ini,

Regan menanggapinya dengan acuh tak acuh, hatinya panas, menahan amarah yang ingin meluap-luap, ingin sekali mengamuk dan memperlihatkan rasa ketidak sukaan nya atas semua yang di lakukan oleh kedua orang tuanya itu,

Namun mengingat lagi ancaman sang Mami, membuatnya berusaha mengendalikan diri, sebisa mungkin dirinya menekan rasa yang bergejolak di dadanya,

"Biar aku obatin tangan mu Re! " Raya memanggil seorang Art untuk mengambilkan nya kotak P3K, untuknya, yang berencana mengobati luka yang ada di tangan Tunangan nya itu.

"Nggak perlu! sebaiknya kamu pulang sana. Jangan sok perduli sama aku, " Usai mengatakan hal itu Regan bergegas meninggalkan Raya di ruang keluarga, Regan berlalu tanpa menoleh sedikitpun kepada Raya yang memandang nya dengan wajah kesal.

Mami Sarah segera menghampiri calon menantunya itu, Setelah melihat perlakuan dingin Putra nya terhadap Raya,

"Raya sayang, maafin sikap Regan ya, maklumin dia masih capek. mungkin jetlang setelah perjalanan berjam-jam, " Ucap Mami Sarah sembari menuntun Raya dan membawanya duduk di sofa,

" Iya Tante, "

"Eit..! jangan panggil Tante, tapi Mami, oke. Sekarang kamu adalah calon menantu kesayangan Mami satu-satunya, hem. "

"Ok Mami. Tapi Raya sebel sama Regan. Dari tadi dia tuh cuek banget, di ajak ngobrol juga nggak pernah nyaut. " Adu Raya dengan suara manja nya,

"Iya sayang, kamu tenang aja. Nanti Mami tegur dia. Beri dia waktu, dia masih capek, "

Raya pun menurut dan tidak lagi mengeluh, Walaupun hati nya sangat dongkol dan ingin sekali menghampiri Regan yang ada di kamar nya,

Regan masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu kamar nya dengan keras, Tak perduli dengan tanggapan Raya atau Mami nya atas sikap kasar nya, yang ia tunjukkan saat ini,

Kamar yang ia acak-acak beberapa jam yang lalu itu, kini sudah rapih kembali. Seperti sang Mami telah memerintah kan Art untuk merapihkan kamar nya yang seperti kapal pecah itu.

Regan melempar tubuh nya ke atas tempat tidur king size milik nya, rasa pusing di kepalanya akibat jetlag yang ia rasakan, kian bertambah. Setelah apa yang ia alami beberapa jam yang lalu, oleh perbuatan kedua orang tua nya. Dengan mata yang tertutup rapat, buliran bening itu menyusup keluar, menetes tanpa malu, mewakili rasa sesak nan bercampur amarah yang bercokol di dada.

"Tiara....! Maafkan aku.." Lirih nya dengan bibir bergetar, Lagi dan lagi dirinya tidak berguna menjadi seorang lelaki, Tidak punya kekuatan untuk menolak apa yang telah di aturkan oleh kedua orang tuanya,

💐💐💐💐

"Jadi.. begitu nek. Mil, menurut nenek gimana? " Tanya Tiara setelah menjelaskan apa yang di sampaikan orang yang mengaku utusan nya Tuan Bagas Sinantria, dengan detail.

Nek Diah terdiam beberapa saat, menelaah dan mencermati setiap kalimat yang di paparkan oleh Tiara barusan,

"Menurut nenek, sebaiknya Ara di temani Mila untuk pergi bertemu dengan orang itu, Nenek hanya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, Biar Shanum nenek yang jaga." Ucap Nek Diah, memberi saran.

"Kapan rencananya mau bertemu nak? "

"Besok nek. Kata mas Bintang dia akan menjemput Ara. jika sudah siap bertemu dengan orang yang menggaku sebagai papa nya Ara itu nek. Lebih cepat lebih baik, biar nggak penasaran hehe. "

Tiara memang mengubah keputusan nya untuk ikut dengan Bintang hari itu juga, Tiara berkata jika akan berpikir dan menyiapkan diri dulu, sebelum berjumpa dengan Tuan Bagas Sinantria, Dan Bintang pun menyetujui alasan Tiara itu.

" Gimana Mil? " Tiara mencolek lengan Mila yang sejak tadi hanya diam, menyimak,

"Aku siap jadi pengawal Nona Muda. " Tukas Mila dengan menepuk dadanya dan mengangkat dagu. Seolah tengah menantang lawan di depan nya, Setelah nya gadis itu cekikikan sendiri karena Tiara menendang kaki nya dengan wajah cemberut,

“ Semoga memang dia adalah Ayah mu nak. Nenek berdoa semoga ini akan menjadi awal kebahagiaan mu dan Shanum, “ Doa nek Diah dalam hati. dengan mata yang telah berkaca-kaca, menyaksikan Mila dan Tiara saling berebut perhatian Shanum,

.

.

Keesokan hari nya, pagi-pagi sekali Tiara sudah bangun. Bangun pagi sudah menjadi rutinitas ibu satu anak itu, Melakukan kegiatan beres-beres rumah. Mencuci pakaian secara manual. memasak Mpasi untuk putri tercintanya, dan juga menyiapkan sarapan untuk nya Mila dan Nek Diah,

Hal itu sudah biasa ia lakukan setelah dirinya menjadi seorang ibu tunggal, Berusaha menjadi wanita kuat, untuk putri semata wayang nya,

"Mil. Aku jadi deg-deg an ini, padahal belum juga berangkat. " Ucap Tiara saat duduk berdua di meja makan sederhana, dengan Mila, menikmati sarapan pagi yang di buat nya, menu sederhana. Nasi goreng dengan toping telor ceplok setengah matang, di tabur bawang goreng di atas nya.

" Hem...Santai aja Ra. Semoga aja beliau beneran Papa kamu, aku ikut bahagia Ra, " Ucap Milla dengan sungguh-sungguh,

.

Segitu dulu ya Bestie🤭

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

𝓐𝔂⃝❥ℛᵉˣиσνιє⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽𝐀⃝🥀

Wis lah Regan keknya memang kamu lemah bgt jadi laki.. nggak punya pendirian gitu, jika memang tidak berjodoh dengan Tiara semoga Tiara mendapatkan gantinya, pria yg menyayanginya tanpa tapi.

2024-04-19

1

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

moga aja ketemu ngak. sabar

2024-04-27

0

Pasrah

Pasrah

kenapa cerita Tiara gak di beresin dulu yg mau ketemu sama papanya, baru ganti sama keluarga iblis itu lho

2024-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!