Bab 16 Mengeluh Itu Wajar

Alesa baru selesai Sholat Isha walaupun sakit Alesa tetap menjalankan kewajiban nya,saat sakit tidak ada yang menjaga bukan hal yang mudah, untung nya Airin setelah pulang kerja datang ke rumah sakit membawakan keperluan untuk Alesa. Selesai Sholat Alesa memutuskan untuk tidur.

Tengah malam Alesa bangun dia merasa kepala nya sakit keringat sudah memenuhi badan Alesa dan dia merasa sesak nafas, melihat Dokter dan Perawat memeriksanya membuat Alesa bertanya tanya ada apa dengan dia?pada hal saat akan tidur dia sudah merasa lebih baik.

"Alesa kamu bisa dengar saya." Ucap Dokter Bagas dan diangguki Alesa.

Perawat memasang oxymetry dan memeriksa tekanan darah Alesa. "Dokter saturasi oksigen dan tekanan darah pasien menurun."

Dokter memasangkan masker oksigen untuk Alesa dan menyuntikkan obat, lima belas menit Dokter menangani Alesa akhir nya kondisi nya stabil.

Dokter Bagas merasa lega tekanan darah Alesa juga mulai normal. "Syukur lah kondisi pasien sudah stabil, jika saturasi oksigen pasien sudah normal masker oksigen nya bisa di lepas."

"Baik Dokter."

Dokter Bagas kembali ke ruangan nya tapi dia berhenti saat melihat Zahra ada di resepsionis akhir nya Dokter Bagas menghampiri Zahra. "Saya kira Dokter sudah pulang."

"Saya sedang mengurus administrasi adek saya, karena tadi saya ada pasien jadi Pak sopir yang mengurus dan ada beberapa data yang belum di isi." Ucap Dokter Zahra.

Dokter Bagas hanya mengangguk, setelah Dokter Zahra selesai mereka ke ruangan saat akan naik lift Dokter Bagas memberi tau Dokter Zahra jika kondisi Alesa tadi menurun.

"Dokter Zahra sudah melihat Alesa." Tanya Dokter Bagas.

"Saya lupa Dokter." Karena Alby masuk rumah sakit dia lupa melihat Alesa.

"Tadi saya baru selesai menangani Alesa kondisi nya menurun."

Dokter Zahra kaget kenapa tiba tiba kondisi Alesa bisa menurun pada hal sebelum nya Dokter Bagas bilang kondisi nya sudah membaik. "Kok bisa?"

"Sebelum di bawa ke rumah sakit pasien sudah mengalami demam dan pasien mengabaikan kesehatan nya, saat di bawa ke rumah sakit dia sudah pingsan dan karena telat mendapat pengobatan jadi kondisi nya parah." Jelas Dokter Bagas.

"Maaf Dokter saya harus melihat Alesa saya permisi." Dokter Zahra pergi untuk melihat kondisi Alesa walaupun mereka berdua baru kenal, tapi karena kebaikan Alesa membuat Dokter Zahra sudah menganggap Alesa seperti adek nya sendiri.

Saat sampai di ruang rawat Dokter Zahra melihat Alesa tidur melihat Alesa tidak ada yang menjaga membuat dia sedih, dia mengusap kepala Alesa yang masih menggunakan jilbab karena masih ada urusan Dokter Zahra kembali ke ruangan nya.

Saat Alesa sadar dia melihat ada laki laki berdiri di samping nya menatap dia dengan tatapan khawatir, perlahan pandangan Alesa yang awal nya buram mulai jelas. Alby berdiri di samping nya tapi yang membuat Alesa heran kenapa Alby memakai baju pasien.

"Sudah bangun, ada yang sakit." Tanya Alby.

Alesa yang masih menggunakan masker oksigen tersenyum dia senang ada yang mengkhawatirkan nya. Setelah Alesa sadar Dokter dan Perawat memeriksa nya masker oksigen yang dia pakai di lepas karena saturasi oksigen Alesa sudah normal.

Setelah Dokter pergi Alby mendapat telfon dari Zahra untuk membantu dia membawa buah yang dia beli untuk Alesa. Alby pergi keluar handphone Alesa berdering orang tua nya menelfon.

Alesa senang karena orang tua nya menelfon. "Hallo Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam Alesa kamu dimana kok Reska dari kemarin nelfon gk kamu angkat." Ucap Ibu Devi.

Alesa kira orang tua nya menelfon untuk menanyakan kabar nya tapi ternyata mereka menelfon karena Reska menelfon dan nomer Alesa tidak aktif, kemarin Alesa tidak memegang handphone jadi dia tidak tau Reska menelfon nya.

"Maaf buk kemarin Alesa sakit."

"Gini adek kamu harus bayar uang kos dan ada buku yang harus dia beli, kemarin udah Ibu kirim uang untuk beli buku tapi masih kurang untuk bayar kos adek kamu."

Alesa baru merasa kondisi nya membaik tapi dia harus memikirkan uang kos adek nya, sebenar nya dia juga sedih saat orang tua nya tau dia sakit tapi mereka tidak peduli.

"Sekarang Alesa lagi gk ada uang karena Alesa lagi sakit." Alesa mencoba memberi pengertian ke orang tua nya.

"Bapak sama Ibu udah gk punya uang, kamu sakit apa emang sampai gk bisa bayar uang kos adek kamu." Ucap Ibu Devi.

Karena Alesa malas berdebat akhir nya dia mengalah. "Baik buk nanti Alesa kirim uang untuk Reska bayar kos, udah dulu ya buk Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam."

Alesa langsung mentransfer uang untuk Reska setelah mentransfer dia meletakkan handphone dan memijat kepala nya yang sakit, tanpa Alesa sadari Alby dan Dokter Zahra mendengar pembicaraan Alesa dan orang tua nya hal itu membuat mereka sedih keadaan Alesa sedang sakit tapi orang tua Alesa seperti tidak peduli.

"Alesa." Panggil Dokter Zahra.

Alesa yang tadi nya melamun saat melihat Dokter Zahra dia tersenyum. "Dokter Zahra."

Alesa memanggil Zahra dengan sebutan kakak hanya saat Zahra tidak bekerja, jika bekerja Alesa memanggil Dokter Zahra.

Zahra meletakkan buah yang mereka bawa ke atas nakas dan duduk di bangku samping Alesa. "Maaf baru jenguk kamu, kemarin saya sibuk dan Alby sakit itu lah kenapa Alby memakai baju pasien."

"Tidak pa pa Dokter. Kamu sakit apa Alby."

"Cuma demam tapi udah membaik kok."

Zahra mendapat telfon dia harus segera kembali bekerja dia sengaja berangkat lebih awal supaya bisa menjenguk Alesa. "Saya mau ke ruangan saya cepat sembuh Alesa."

Alesa tersenyum dia merasa hati nya menghangat terkadang kita mendapat kasih sayang dari orang lain.

"Kamu sendiri gk ada yang jagain?" Tanya Alby.

"Hm aku udah biasa, hidup jauh dari keluarga mengajarkan aku untuk bisa mandiri dalam keadaan apa pun."

Posisi mereka sekarang Alby masih berdiri di samping Alesa dan menatap Alesa yang tiduran, mendengar jawaban Alesa membuat Alby malu.

"Kamu kenapa?" Tanya Alesa melihat Alby sedih.

"Aku malu karena kamu saja bisa mandiri tanpa mengeluh sedangkan aku?baru belajar bekerja aku sudah mengeluh."

"Memang apa salah nya kalau kita mengeluh?mengeluh itu wajar yang penting jangan menyerah tetap berdoa dan berusaha." Ucap Alesa.

"Kamu pernah mengeluh?" Tanya Alby.

"Tentu saja pernah mau sekuat apa pun seseorang pasti dia pernah mengeluh, jangan anggap orang yang terlihat kuat gk pernah mengeluh."

Alby semakin belajar banyak hal dari Alesa hal hal sederhana yang Alby kira tidak penting ternyata penting bagi orang lain.

Episodes
1 Bab 1 Alesa Almeira
2 Bab 2 Aku baik baik saja
3 Bab 3
4 Bab 4 Hujan dan Baikan
5 Bab 5 Tersenyum Untuk Menutupi Rasa Sakit
6 Bab 6 Pertandingan Basket
7 Bab 7 Walaupun Lelah Aku Tetap Kuat
8 Bab 8 Kalau Suka Bilang Suka
9 Episode 9 Makan Sambil Menangis
10 Bab 10 Alby
11 Bab 11 Kakak Adek Berantem
12 Bab 12 Abang Penjual Bakso
13 Bab 13 Yang Tidak Merasakan Mana Paham
14 Bab 14 Coklat Untuk Alesa
15 Bab 15 Sakit
16 Bab 16 Mengeluh Itu Wajar
17 Bab 17 Aku Hanya Ingin Tenang
18 Bab 18 Alby Kefikiran Alesa
19 Bab 19 Di Rendahkan
20 Bab 20 Membuktikan Ke Orang Yang Merendahkan
21 Bab 20 Jangan Dengarkan Kata Mereka
22 Bab 22 Insecure
23 Bab 23 Sakit Perut
24 Bab 24 Khawatir
25 Bab 25 Sia Sia?
26 Bab 26 Tidak Ada Yang Sia Sia
27 Episode 27 Momen
28 Bab 28 Barista Baru
29 Bab 29 Gado Gado
30 Bab 30 Alesa Di Tabrak Mobil
31 Bab 31 Alesa Kesakitan
32 Bab 32
33 Bab 33 Pulang Ke Kos
34 Bab 34
35 Bab 35 Melankolia
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38 Setiap Orang Mempunyai Kelebihan Dan Kekurangan
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41 Tomboy
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44 Wisata Masa Lalu
45 Bab 45 Sampai Aku Lelah
46 Bab 46 Aneh
47 Bab 47 Usaha Alby
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51 Alby Cemburu
52 Bab 52 Alesa dan Andri
53 Bab 53 Hamdan
54 Episode 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 Insecure Lagi
61 Bab 61
62 Bab 62 Bingung
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65 Insecure Karena perbedaan
66 Bab 66 Tidak Pernah Melihat Ke Arahku
67 Bab 67
68 Bab 68 Haikal Dan Karin
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 Ingin Yang Terbaik
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 Bahagia
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Alesa Almeira
2
Bab 2 Aku baik baik saja
3
Bab 3
4
Bab 4 Hujan dan Baikan
5
Bab 5 Tersenyum Untuk Menutupi Rasa Sakit
6
Bab 6 Pertandingan Basket
7
Bab 7 Walaupun Lelah Aku Tetap Kuat
8
Bab 8 Kalau Suka Bilang Suka
9
Episode 9 Makan Sambil Menangis
10
Bab 10 Alby
11
Bab 11 Kakak Adek Berantem
12
Bab 12 Abang Penjual Bakso
13
Bab 13 Yang Tidak Merasakan Mana Paham
14
Bab 14 Coklat Untuk Alesa
15
Bab 15 Sakit
16
Bab 16 Mengeluh Itu Wajar
17
Bab 17 Aku Hanya Ingin Tenang
18
Bab 18 Alby Kefikiran Alesa
19
Bab 19 Di Rendahkan
20
Bab 20 Membuktikan Ke Orang Yang Merendahkan
21
Bab 20 Jangan Dengarkan Kata Mereka
22
Bab 22 Insecure
23
Bab 23 Sakit Perut
24
Bab 24 Khawatir
25
Bab 25 Sia Sia?
26
Bab 26 Tidak Ada Yang Sia Sia
27
Episode 27 Momen
28
Bab 28 Barista Baru
29
Bab 29 Gado Gado
30
Bab 30 Alesa Di Tabrak Mobil
31
Bab 31 Alesa Kesakitan
32
Bab 32
33
Bab 33 Pulang Ke Kos
34
Bab 34
35
Bab 35 Melankolia
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38 Setiap Orang Mempunyai Kelebihan Dan Kekurangan
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41 Tomboy
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44 Wisata Masa Lalu
45
Bab 45 Sampai Aku Lelah
46
Bab 46 Aneh
47
Bab 47 Usaha Alby
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51 Alby Cemburu
52
Bab 52 Alesa dan Andri
53
Bab 53 Hamdan
54
Episode 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 Insecure Lagi
61
Bab 61
62
Bab 62 Bingung
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65 Insecure Karena perbedaan
66
Bab 66 Tidak Pernah Melihat Ke Arahku
67
Bab 67
68
Bab 68 Haikal Dan Karin
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 Ingin Yang Terbaik
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!