Pemilik Hati
Bulan gadis berusia 25 tahun itu sedang berjalan di lorong kantornya, matanya masih saja fokus pada layar ponselnya ada raut wajah kesal terlukis di wajah gadis manis tersebut.
Saat sampai meja kerjanya dia yang sedang kesal pun menaruh tas kerjanya dengan kesal hingga menimbulkan bunyi berisik, teman di sebelahnya bertanya padanya.
"Kenapa? " tanya Lily temannya.
"Biasalah ada orang aneh nih" Bukan kesal dan menunjukkan ponselnya ke pada Lily.
"Ada orang yang mau ngajak ketemuan? " tanya Lily dengan lembut, Lily memang wanita dewasa dan lembut dan berfikiran dewasa dia lah tempat curhat dari Bulan selama ini, dia sudah menganggap Lily seperti kakaknya sendiri.
"Tau tuh orang nggak jelas" Bukan masih kesal hingga berbicara pun dengan sewot.
"Ya temuin ajah kali ajah jodoh" ucap Lily masih tetap lembut.
"Hah jodoh?! nggak deh itu orang pengecut kak... lihat ajah fotonya ajah nggak jelas, diminta foto aslinya dia bilang ketemuan dulu biar lebih dekat sinting kan dia, dasar pengecut" gerutunya.
Lily hanya menggeleng pelan saja mendengar gerutuan Bulan, dia tahu bulan itu sudah sering di bohongi laki-laki mangkanya dia trauma dan galak dengan lawan jenisnya.
"Tidak semua laki-laki bersalah pada mu Lan" ledek Lily dengan menyanyikan lagu dangdut.
"Ihhh kak Lily, tapi mereka semua sama laki-laki" ucap Bulan ketus.
Lily hanya tersenyum saja mendengar perkataan Bulan.
Dan setelah itu mereka pun fokus dengan pekerjaan masing-masing, hingga Bulan lupa dengan kekesalannya pagi tadi.
Dan saat jam makan siang tiba, Bulan yang seolah sengaja menyibukan diri agar tidak. memikirkan sesuatu yang tidak penting pun tetap bekerja, meski pun Lily mengajaknya makan siang bersama tapi dia tidak mau meningalkan mejanya dan tetap fokus menatap ke layar komputer nya.
Ponselnya pun dia matikan datanya agar tidak ada orang yang menghubungi nya dan mengganggunya, baik dari medsos atau pun dari nomor pribadinya.
Lily yang melihat itu langsung meninggalkan saja temannya itu di meja kerjanya, bukan karena Bulan gila kerja atau ingin menarik perhatian atasan hingga dia tidak mau beristirahat bersama teman-teman nya tapi itu semua dia lakukan, bila fikirannya sedang kacau dan Lily tahu hal itu, dan Lily juga tahu apa yang ada di fikiran Bulan saat ini.
"Kumat lagi ni anak" gumam Lily dia pu berlalu dari meja kantornya dan menuju kantin perusahaan untuk mengisi kekosongan perutnya siang ini.
Tapi tak lupa Lily juga membelikan makan kesukaan Bulan dikantin agar perut Bulan tak kosong saat bekerja.
Setelah selesai makan siang Lily kembali ke atas ke kantor dan berjalan ke mejanya, dia meletakan roti gandum di meja Bulan.
"Nih... isi perut lu" ucap Lily saat memberikan itu pada Bulan.
Bulan langsung menghentikan tangannya yang masih menari-nari di atas tuts keyboard.
Bulan melihat sebungkus roti gandum dengan pandangan kosong, dan mengelus bungkus roti tersebut matanya berkaca-kaca, Lily yang tahu apa yang ada di fikiran Bulan saat ini hanya menepuk pundak Bulan pelan.
"Kak... maksih ya... " ucap Bulan pelan.
"Ya... makan dulu baru kerja lagi" ucap Lily lembut.
Bulan pun akhirnya memakan roti gandum pemberian Lily, bahkan dia menitikan air matanya di ujung matanya namun itu langsung dihapusnya agar tak ada orang yang melihat itu.
"Keingetan lagi ya? " tanya Lily.
Bulan hanya mengangguk saja.
"Ya udah ketemuan ajah tuh sama orang yang ngajakin elu ketemuan itu, kali ajah bisa menghilangkan bayangannya dari fikiran lu" Lily memberikan saran.
Lily tahu saat ini Bulan sedang teringat kepada seseorang di masa lalunya yang sangat sulit untuk lepas dari fikiran Bulan selama ini.
Bulan terlihat berfikir dia memikirkan ucapan Lily, apa iya dirinya harus berkelana lagi menjadi petualang cinta meski gagal dan gagal lagi, dirinya sendiri pun rasanya lelah selalu gagal seperti ini.
"Capek kak... malas kalau ujung-ujungnya sama saja, sebenarnya ada apa sih sama diri gue ini ya... hiks... hiks... laki-laki pada tega amat mainin hati gue sama kaya dia, dan begonya gue meski udah di sakitin di tinggalin begitu ajah gue masih nggak lupa sama dia" ucap Bulan sedih.
"Ya setidaknya coba ajah telponan dan chatan dulu dah baru ketemuan sama orang itu, siapa tahu elu bisa lupa sama Alwi" ucap Lily lembut.
"Hehe bisa sih tapi cuma sebentar nanti kalo. orang itu pergi juga ujung-ujungnya sama masih inget dia lagi, gue juga heran kenapa sih dia nggak bisa hilang dari fikiran gue, gue di apain sih sama dia? " Bulan kesal.
"Udah sabar... mangkanya sering-sering ibadah biar nggak di ganggu jin hihi" ledek Lily.
"Tiap hari juga ibadah kak" Bulan cemberut.
Hingga akhirnya mereka pun larut kembali pada pekerjaan mereka masing-masing hingga tak terasa sore menjelang dan sudah waktunya mereka pun pulang karena waktu pulang telah tiba.
Bulan pun Bersiap-siap untuk pulang, dia mengambil tasnya dan menyalakan kembali jaringan di ponselnya.
Saat menyalakan jaringan di ponselnya begitu banyak pesan masuk dari medsosnya, ya itu dari pria misterius yang mengajak ketemuan dan berkenalan dengannya.
Boleh minta nomor ponsel mu? agar kita bisa berbicara lebih dekat.
"Apaan sih orang ini makin nggak jelas ajah" gerutu Bulan.
Lily yang melirik ponsel Bulan dan sempat membaca pesan tersebut, akhirnya mengeluarkan saran.
"Kasih ajah Lan... coba telponan dulu terus ketemuan kali ajah jodoh" Lily memberikan saran.
"Tapi ini orang nggak jelas Kak" keluh Bulan lemas.
"Mungkin setelah bertukar nomor dia akan menjadi orang yang jelas" ucap Lily meyakinkan.
Dan Bulan pun entah kenapa akhirnya memberikan nomor ponselnya kepada orang tersebut.
Dan benar saja orang tersebut langsung menghubunginya.
Bulan kebingungan untuk menerima telpon tersebut atau tidak, tapi Lily yang masih ada di samping nya berusaha meyakinkan Bulan untuk menerima telpon tersebut.
Hingga Bulan pun akhirnya menggeser tombol hijau di layar ponselnya, dan tak lupa dia menyalakan loudspeakernya agar Lily mendengar apa yang di bicarakan oleh orang tersebut.
Tapi baru Satu kata Bulan mendengar suara orang tersebut tangannya langsung bergetar bahkan ponselnya hampir saja jatuh dari tangannya.
Lily yang melihat ke anehan pada temannya langsung berusaha menenangkan Bulan bahkan saat ini dia yang memegang ponsel Bulan karena ponsel tersebut hampir saja terjatuh ke tanah.
Bulan menutup mulutnya rapat-rapat dengan sebelah tangannya, Lily kebingungan melihat reaksi temannya itu.
"Haloo assalamu'alaikum" ucap pria itu di ponselnya.
Suara pria yang serak dan dewasa terdengar di ponsel tersebut.
"Bulan.... kok diam saja" tegur pria tersebut lembut.
"Kaget ya? " ucapnya lagi.
"Alwi... " ucap Bulan pelan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
mampir kka
2023-07-23
1