Dan hari pun terus berlalu.
Alwi dan Bulan pun sering bertemu di pabrik dan sering berkomunikasi tentang pekerjaan, Teman-temannya melihat keakraban mereka berdua yang sepertinya mereka selalu saja berbicara dengan akrab antara satu sama lain.
"Wi... elu suka sama Bulan? " tanya Tono teman se meja Alwi.
"Hah... nggak kok" jawab Alwi gugup.
"Nggak... nggak salah lagi maksud lu hehe, udah nggak apa-apa kalian cocok kok kelihatannya" Tono berusaha mengompori Alwi.
Alwi terdiam saat mendengar ucapan Tono dan diri tanpa sadar melihat ke arah objek yang sedang di bahas saat ini, yaitu Bulan yang sedang bekerja bersama teman-teman nya di meja seberang nya.
"Nggak tahu dah" ucap Alwi tiba-tiba.
"Jiah... Alwi jatuh cinta tuh.... hehe" ledek Tono.
"Hah jadi beneran nih cie.... sama Bulan ya...?"ledek temen yang satu lagi yang bernama Sulaiman.
" Apaan sih nggak gitu juga"Alwi panik takut-takut Bulan mendengar ocehan kedua temannya ini.
Tapi kedua temannya itu bukan berhenti malah semakin jadi mereka malah meneriaki Bulan dari meja mereka.
"Bulan... kata Alwi I Love You hahahaha" teriak Tono dan teriakan itu bukan hanya di dengar oleh Bulan dan kawan-kawan nya tapi hingga ke line lain hingga satu ruangan produksi pun ikut menyoraki Alwi.
"Cie.... Alwi... cie... Alwi jatuh cinta" ledek para seniornya yang rata-rata wanita.
Bahkan pengawas pun mendengar itu dan ikut meledek Alwi.
"Wah... ada yang jatuh cinta rupanya" celetuk pengawas yang bernama bapak Udin.
Alwi yang merasa malu karena kalkuan teman-temannya akhirnya berwajah pucat.
"Astaghfirullahalazim gara-gara elu pada gue jadi malu" gumam Alwi kesal.
"Hehehe dia malu-malu gitu" ledek Tono.
"Bulan jangan lupa nanti istirahat biasa bareng ya cie... " ledek Sulaiman.
Bulan pun tertunduk malu, karena baginya seperti mimpi, kedekatannya dengan Alwi disalah artikan oleh teman-temannya Alwi.
Ketika Alwi ingin berbicara untuk mengkonfirmasi semua ini, mulutnya di bekap oleh Tono agar tidak bicara lagi dan meneruskan pekerjaan mereka.
Hingga akhirnya waktu istirahat tiba.
Alwi berjalan sendirian tapi kedua temannya itu sangat iseng hingga mereka berdua mendorong Alwi saat Bulan berjalan di depan mereka, hingga Alwi menabrak punggung Bulan.
"Ah... maaf Lan.... maaf" Alwi langsung meminta maaf pada Bulan.
"Eh... nggak apa-apa" Bulan tersipu malu.
"Ck kalian apa-apaan sih?! " Alwi kesal bahkan wajahnya saat ini terlihat sangat marah pada kedua kawannya itu.
Alwi berjalan cepat dan mendahului mereka semua.Kedua temannya yang melihat Alwi marah jadi merasa tak enak hati pada Alwi hingga mereka berdua pun akhirnya ikut mengejar langkah Alwi.
"Wi.... Alwi... tunggu" teriak Tono dan Sulaiman.
Alwi menghentikan langkahnya menunggu temannya mendekat padanya.
"Sorry maafin kita ya... kalo kita keterlaluan"ucap Tono. dengan nada menyesal.
" Ya nggak apa-apa"ucap Alwi datar.
"Kita nggak ada maksud jelek kok, kita cuma mau bantu ajah" jelas Sulaiman.
"Bantu? bantu apaan? " tanya Alwi sewot.
"Bantu elu pedekate sama Bulan" ucap mereka berdua kompak.
"Ck... apaan sih lu berdua gue itu sama dia... " ucapan Alwi terputus saat melihat Bulan lewat di depannya.
Sulaiman dan Tono yang melihat itu langsung senggol-senggolan karena melihat reaksi temannya itu yang langsung terdiam saat melihat seseorang nyang sedang jadi bahan pembicaraan mereka.
"Kata nggak suka... " singgung Tono.
"Tapi orang nya lewat langsung mingkem? " Sulaiman pun ikut menyinggung.
"Apa sih?! " Alwi jadi kesal lagi.
Tapi Sulaiman dan Tono bukannya minta maaf mereka hanya tertawa kecil saja.
Saat di ruang makan semua karyawan sudah mendapatkan jatah makan siang dan duduk di kursi dan meja dan makan jatah makan siang mereka.
Alwi dan kedua kawani yang telat datang akhirnya hanya kebahagiaan tempat di pojok ruangan dan meja tersebut di isi oleh anak-anak baru seperti Bulan dan kawan-kawan nya.
Saat Alwi duduk disana mulut para senior langsung gatal untuk meledek Alwi dan Bulan.
"Cie... Alwi... Diam-diam ya... " ledek seniornya.
Alwi jadi salah tingkah.
Bulan yang melihat itu langsung berbicara dengan Alwi.
"Wi... udah jangan di dengerin makan ajah, ngedengerin mereka yang ada perut elu lapar nantinya" ucap Bulan.
Alwi melihat ke arah Bulan dan membenarkan perkataan Bulan.
"Cie.... yang setia... ngebelain pacar nie ye cerita nya" ledek Tono.
"Kita bukan pacaran kita itu kenal karena kami dulu nya satu sekolah" jelas Bulan ketus.
"Heh... satu sekolah? " Sulaiman bingung.
"Iya kak Leman... aku adek kelas dia waktu SMK" jelas Bulan.
Alwi tersenyum mendengar penjelasan Bulan.
"Serius? tapi Alwi kayanya beneran suka sama elu Lan.... " jelas Tono.
"Apaan sih?! " Alwi kesal.
"Rasa suka itu wajar, aku nggak masalah, kenapa kalian yang heboh? " ucap Bulan ketus.
Deg...
Jantung Alwi seolah ada yang memukul saat Bulan mengatakan itu.
apa maksud nya nggak masalah, apa dia juga menyukai ku?.
Batin Alwi.
"Udah buruan makan nanti keburu bel loh" ucap Bulan lagi.
Sementara ketiga teman Bulan, Rifa, Uci, dan Dila tertawa kecil saat mendengar Bulan berkata ketus pada kedua seniornya Toni dan Leman.
Hingga waktu pun berlalu sore dan semua pekerja di pabrik pun bubar keluar pabrik dan pulang ke rumah masing-masing, Alwi yang melihat Bulan berjalan sendirian, akhirnya mendekat pada Bulan, dia ingin menjelaskan pada Bulan agar Bulan tidak salah faham. dengan perkataan Toni dan Leman.
"Lan... " sapa Alwi.
Bulan yang berjalan sendirian ke arah gerbang pabrik pun berhenti saat di panggil oleh Alwi.
"Ya ada apa? " tanya Bulan.
"Itu gue cuma mau bilang, jangan dengerin omongan Toni sama Leman" jelas Alwi.
"Kalo di bilang jangan dengerin gue punya kuping Alwi.... dan masih bisa dengar hehe" Bulan tertawa hambar.
Alwi tertegun saat Bulan mengatakan itu.
"Gue bukan nggak akan dengar tapi gue nggak akan mikirin perkataan mereka" jelas Bulan.
"Eh... " Alwi seolah tak bisa berkata-kata lagi.
"Udah ya... " Bulan ingin berjalan lagi.
Tapi baru dia langkah dirinya berjalan Alwi berbicara lagi.
"Tapi kalau yang mereka bilang itu benar, apa nggak jadi masalah buat lu? " tanya Alwi hingga membuat langkah Bulan terhenti.
Bulan terdiam saat Alwi megatakan itu, tapi beberapa detik kemudian Bulan tersenyum.
"Hihi Wi... elu kenapa? bahan candaan jangan di masukin ke hati nanti stress loh" Bulan tertawa kecil.
Alwi pun tertawa kecil. saat mendengar perkataan Bulan, dia mendekat pada Bulan dua langkah.
"Kalau itu semua benar gimana?" tanya Alwi.
"Gim... gimana apanya? " Bulan bingung.
"Kalau gue bener suka sama elu? " ucap Alwi akhirnya.
Deg....
Jantung Bulan langsung berpacu kencang saat ini, irama dan ritme jantungnya lebih cepat dari batas normal nya.
Tanpa mereka sadari kelakuan mereka berdua itu disaksikan oleh orang-orang satu pabrik, hingga pada saat Bulan terdiam langsung munculah sorak-sorai dari para senior dan teman-temannya.
"Cie... ada yang lagi mengatakan cinta nie ye... " ledek Tono.
"Dan pabrik ini menjadi saksi bisu nya" teriak Rifa.
"Hahaha" tawa para senior nya.
Keduanya yang baru menyadari hal itu, pun akhirnya tersipu malu.
"Bulan ayo dong jawab, Terima dong Lan... Terima... Terima... Terima... " sorak sorai para senior dan temenan-temannya membuat Bulan jadi serba salah dan malu.
Gue harus bagaimana...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments