Di dalam perpustakaan Bulan membersihkan debu-debu yang menempel di rak dan buku-buku yang jarang bahkan sepertinya sudah tak ada yang membacanya lagi.
Buku-buku dengan sampul yang sebenarnya masih bagus jadi terlihat udang karena debu yang menempel di Covernya.
"Uhuk... uhuk... hachi... " Bulan terbatuk-batuk dan bersin-bersin karena debu yang berterbangan diudara.
"Akh... nyebelin... ini semua gara-gara si item jelek itu, gue heran pelet apaan sih yang di pake orang itu sampe pada kegilaan sama dia ish... " gerutu Bulan ketika membersihkan perpus.
Dia pun mengatur buku sesuai dengan genre dan juga alphabet nya.
"Eh... ada novel cinta dan doa,asik... kayanya seru nih novel baca dulu kali ya... kerja mulu istirahat bentar kali ya" Bulan mulai membaca novel yang dia temui itu dan terduduk di bawah rak di pojokan perpustakaan, dia duduk dengan asal nya tanpa memikirkan kotornya debu yang berserakan di lantai perpustakaan.
Bulan membaca novel tersebut hingga dia tak terasa menghabiskan waktunya disana dengan membaca buku bukan membersihkan perpustakaan.
Bahkan dia tak menyadari ada seseorang yang masuk ke perpustakaan tersebut, untuk melihat keadaannya, bukan khawatir tapi karena hari sudah menjelang sore tapi Bulan belum juga keluar dari perpustakaan, sedangkan sebagian murid yang menjalankan ekskul di sekolah sudah ingin pulang dan meninggalkan sekolah.
"Bagus... di hukum bukannya bikin elu kapok malah makin jadi ajah" ucap Alwi ketus di berdiri di lorong rak dimana Bulan sedang membaca novel tersebut.
"Eh... udah jam berapa ini, maaf gue nggak inget waktu, elu ngawasin gue? " ucap Bulan dengan nada biasa saja tak se sewot biasanya.
"Udah jam empat sore elu nggak mau balik? mau nginep lu di sini? " ucap Alwi ketus.
"Astaghfirullah udah jam empat sore, ya ampun gue telat balik, besok gue terusin lagi dah hukumnya" Bulan berjalan cepat ke arah Alwi dia ingin keluar dari perpustakaan sambil membawa kemoceng bulu ayam di tangannya.
Tapi saat langkahnya mendekati Alwi tiba-tiba Alwi membentangkan tangannya seperti tadi pagi.
"Ck apaan lagu sih Alwi minggir sih gue buru-buru ini kalo gue balik telat bisa kena omel gue dirumah" ucap Bulan kesal.
"Kenapa elu takut di omelin ortu lu? " tanya Alwi datar.
"Bukan begitu elu nggak tahu bapak gue orang nya kaya gimana, dia itu kalo udah ngomel nyebelin banget, udah minggir sih" Bulan meminta Alwi menyingkir dari hadapannya, tapi Alwi tak urung menyingkir juga.
Dan akhirnya keluar lah keisengannya Bulan, dia lalu menggunakan kemoceng bulu ayam dan di arahkan ke wajah Alwi hingga Alwi bersin dan batuk-batuk karena debu yang menempel di kemoceng tersebut.
"Hachi... hachi... uhuk... uhuk... "
"Hahaha salah elu sendiri lagian nggak mau kasih gue jalan" Bulan terpingkal.
"Bulan.... " geram Alwi.
Bulan akhirnya berlari di perpustakaan menghindari kejaran Alwi hingga akhirnya terjadilah kejar-kejaran di perpustakaan antar Alwi dan Bulan.
Hasnah yang meminta Alwi melihat Bulan di perpustakaan pun akhirnya menyusul Alwi ke perpustakaan karena Alwi terlalu lama di sana, dan saat tiba disana dia terkejut ketika melihat Bulan dan Alwi malah kejar-kejaran seperti anak TK saja, terlihat Bulan tertawa dan meledek Alwi dan Alwi terlihat tersenyum padahal tadinya sebelum Hasnah sampai Alwi sangat terlihat kesal dengan Bulan.
Tapi entah kenapa Alwi jadi tersenyum saat mengejar Bulan.
"Ehm.... " Hasnah berdehem dan mereka yang kejar-kejaran pun akhirnya berhenti.
Alwi langsung memasang wajah datarnya pada Bulan.
"Eh... elu balik sana lanjutin lagi beres-beresnya besok" ucap Alwi.
Bulan melangkah dan ingin keluar dari perpustakaan, tapi langkahnya terhenti ketika Hasnah berbicara.
"Alwi seharusnya sejak tadi kamu menyuruh nya pulang kenapa malah kejar-kejaran? kau bukannya tahu bila terlalu lama perempuan dan laki-laki di tempat sepi maka yang ketiganya adalah setan? " ucap Hasnah dingin.
"Gue nggak anggap dia perempuan" celetuk Alwi.
"Sialan lu terus elu anggap gue apaan sialan" Bulan sewot.
"Sudah-sudah Bulan sebaiknya kamu pulang karena hari sudah sore dan besok kamu tidak boleh datang terlambat lagi dan kamu juga tak perlu meneruskan membersihkan perpustakaan" ucap Hasnah dia berusaha menahan amarah nya.
"Iya... " Jawab Bulan santai dia pun berjalan ke arah gerbang sekolah, tak ada niatnya membersihkan dulu wajahnya dari debu yang menempel di wajahnya, dan kebetulan tasnya tadi di antarkan ketiga teman sekelasnya ke perpustakaan ketika mereka ingin pulang sekolah saat siang tadi.
Alwi pun berjalan santai menuju kantin sekolah karena dia menaruh tasnya disana, hari ini dia pulang sore karena memang ada tugas OSIS yang harus dia selesaikan bersama Hasnah Hasnah adalah ketua OSIS sedangkan Alwi adalah sekertaris nya dan Eysien adalah wakil ketua OSIS.
Hasnah mengejar langkah Alwi dia meminta Alwi pulang bersamanya. Tapi Alwi tak mengiyakan dan juga tidak berkata tidak, dia diam saja.
Alwi dan Hasnah pun berjalan bersama keluar dari gerbang sekolah menuju halte bus, dan saat sampai halte bus mereka melihat Bulan sudah menaiki bus yang berhenti di depannya lebih dahulu, Alwi yang tadinya ingin berlari mengejar bus tersebut terhenti langkahnya karena Hasnah tiba-tiba terjatuh dan dia berusaha menolong temannya itu, hingga bus yang membawa Bulan pun berjalan dan berlalu dari hadapan Alwi dan Hasnah.
"Elu nggak apa-apa? " tanya Alwi datar tak ada nada kecemasan sama sekali.
"Eh... iya aku baik-baik ajah kok, ya... busnya kita jadi ketinggalan bus gara-gara aku ya" ucap Hasnah lembut.
"Ehm... ya udah nggak apa-apa masih banyak bus yang akan datang kok" jawab Alwi santai.
Sementara itu Bulan yang sudah tiba dirumah nya, seperti biasa dirinya sudah mempersiapkan telinga karena akan mendengarkan omelan ayahnya yang tak pernah berpihak padanya.
"Dari mana saja lu? " bentak ayahnya.
"Sekolah" jawab Bulan singkat.
"Jam pulang sekolah sudah lewat dari tadi dari mana ajah lu, maen kerumah temen-temen lu ya?! " bentaknya lagi.
Bulan sebenarnya sudah malas menjawab pertanyaan ayahnya hingga dia memilih diam saja.
"Bulan.... apa elu gagu sekarang orang tua nanya nggak di jawab hah?! " bentaknya.
Bulan sudah mengepalkan tangnnya keras dan akhirnya meledak lah suaranya.
"Apa kalau Bulan menjawab pertanyaan ayah, ayah akan mendengarkan nggak kan ya udah mending Bulan diam ajah Bulan capek ayah!?!"jerit Bulan di depan kamarnya.
" Dasar anak kurang ajar di tanya sama orang tua malah bentak-bentak orang tua! "sentak ayahnya.
" Tuh kan gitu tuh disahutin salah di diemin salah, salah ajah terus"gerutu Bulan.
Klontang....
Sebuah nampan stainless melayang dan hampir saja mengenai wajah Bulan kalau Bulan tak segera menghindar.
"Ya ampun ada apa ini ayah?! " ucap bibinya.
"Heh drama deh padahal seneng banget itu gue di giniin sama ayah" gerutu Bulan.
"Bulan ngomong apa lu?! " bentak ayah lagi.
"Nggak ngomong apa-apa udah ayah jangan kebanyakan marah nanti darah tinginya nggak bae-bae" ucap Bulan sebelum masuk ke kamar nya.
"Dasar anak kurang ajar" bentak ayahnya lagi.
Saat di dalam kamar Bulan langsung menaruh tasnya di kasurnya dan menjatuhkan dirinya di atas kasur kapuk tersebut, dirinya benar-benar lelah hari ini.
"Huft... gara-gara si Alwi item itu gue jadi kecapean begini" keluhannya.
"Hachi... " Alwi bersin ketika dia tiba di depan rumahnya.
"Akh.... sial ini pasti gara-gara si Bulan nih, kemoceng banyak debu di sodorin ke gue bikin gue jadi bersin-bersin begini" ucap Alwi sambil mengusap hidungnya dengan jari telunjuknya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments