Bab 2

"Alwi... " ucap Bulan pelan.

Lily yang mendengar nama tersebut di ucapkan oleh Bulan langsung menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dia sendiri pun terkejut, orang yang selama ini selalu membuat temannya ini galau bukan main hari ini menghubunginya dengan cara yang tak terduga.

Wajah Bulan masih terlihat pucat dia seolah masih tak percaya dengan kenyataan yang ada saat ini, pacar yang lima tahun lalu dia putuskan karena alasan yang tak masuk di akal, kekasih yang meninggalkan nya dengan alasan yang tidak jelas, bukan tidak jelas lagi bahkan tanpa alasan Alwi pergi begitu saja tanpa kata-kata tanpa berita dan tak mengabari dirinya selama bertahun-tahun.

Hubungan yang sangat rumit bagi keduanya yang di mulai dari sikap Alwi yang tidak jelas pada Bulan.

Bulan seolah tertarik kembali ke masa lalu, masa dimana dirinya pertama kali bertemu dengan Alwi, memory tentang Alwi tak ada yang terlupakan di ingatan Bulan meski pun memori tersebut sehalus butiran debu.

Kembali ke masa 8 tahun yang lalu.

Dimasa pertama kali mereka bertemu.

Kala waktu itu Bulan yang baru saja masuk ke sebuah SMK jurusan perkantoran, Bulan yang tidak terlalu feminim mempunyai teman sekelas yang semuanya perempuan, namun ada sebagian kelas lain, yang berjurusan lain seperti komputer dan teknik mesin yang ada anggota laki-laki nya.

Teman-teman sekelas Bulan sebagian mengagumi teman dari kelas anak teknik yang rata-rata adalah siswa laki-laki. dan diantara siswa tersebut ada Alwi yang juga banyak di gemari oleh teman sekelas Bulan, Alwi adalah kakak kelas Bulan mereka beda satu kelas saja, selain beda satu tingkat mereka juga beda jurusan.

Boleh di bilang Bulan awalnya sangat membenci Alwi karena Alwi itu sangat pendiam dan dingin pada semua siswi, dia hanya mau berbicara dengan siswa laki-laki, dan berbicara dengan siswi perempuan yang dia kenal dan hanya bicara seperlunya saja.

Awalnya Bulan tak perduli dengan Alwi yang bersikap sok keren begitu menurut Bulan tapi, saat dia menyaksikan temannya sekelas nya yang di tolak mentah-mentah oleh Alwi Bulan seolah naik pitam pada kakak kelasnya yang hitam manis tapi memang tampan itu, tapi tetap tak menggetarkan hati Bulan sama sekali.

Bagi Bulan dia tak ingin jatuh cinta sebelum dirinya lulus sekolah, karena dia tak ingin di pusingkan oleh yang namanya cinta saat remaja apa lagi saat sekolah karena bisa menggangu dirinya dalam menjalani akademi.

Srek...!

Sebuah kotak berbungkus kertas kado di buang ke tempat sampah oleh Alwi di depan siswi yang memberikannya hadiah, mata siswi tersebut terlihat berkaca-kaca saat melihat itu.

Tapi lain dengan mata Bulan matanya terbelalak saat melihat itu, hingga emosi nya pun tersulut untuk memprotes sikap kakak kelasnya yang sangat sombong itu.

"Hei... kak... sok kegantengan banget sih lu?!"sentak Bulan pada Alwi.

Alwi melihat sekilas pada Bulan kemudian dia menundukan pandangannya kembali dan menatap ke lantai, dan Alwi pun berjalan meninggalkan Bulan dan temannya itu.

" Astaghfirullah ini orang bener-bener nggak punya sopan santun ya, orang ngomong dia cuekin "Bulan kesal dan akhirnya mengejar langkah Alwi.

Bulan langsung menepuk pundak Alwi tapi tak di hiraukan oleh Alwi dan dia tetap berjalan menuju kelasnya, Bulan tak menyerah dan terus melangkah mengejar langkah Alwi dan akhirnya karena kesal dia mencengkram pundak Alwi keras dan menarik pundak Alwi agar Alwi melihat ke arah nya dan berhenti berjalan.

Dan itu berhasil Alwi berhenti dan melihat ke arah nya meski sejenak.

"Eh manusia nggak berperasaan, cowo sok ganteng, seharusnya elu tuh nggak boleh bersikap begitu sama orang yang berniat baik sama elu, itu nyakitin tahu, bukannya berterima kasih malah begitu" omel Bulan.

"Maaf bukan maksud nyakitin hati temen lu, tapi itu memang harus gue lakukan gue bukan tipe orang yang suka beramah tamah dengan lawan jenis, jadi lebih baik temen lu tahu kejelekan gue, biar dia nggak ngarep ke gue ngerti lu" ucap Alwi tegas dia berbicara tapi tak melihat kearah Bulan dia melihat kearah lain ke sisi kosong di samping Bulan.

Setelah berbicara seperti itu dengan Bulan Alwi melangkah kembali ke kelasnya, meninggal kan Bulan yang kesal. karena sikap Alwi yang sok ganteng.

Bulan berjalan mendekati temannya dan memberikan semangat pada teman sekelasnya itu, agar tidak bersedih karena ditolak oleh Alwi.

"Sudah jangan sedih elu udah tahu kan dia kaya begitu udah jangan di harapin lagi dia itu bukan laki-laki yang baik hati" ucap Bulan kesal.

Mereka pun berjalan ke kelas mereka, tanpa mereka sadari Alwi melihat punggung Bulan menjauh dari lorong kelasnya.

Alwi pun masuk kedalam kelasnya dengan fikiran yang tak bisa di mengerti oleh kawan-kawannya karena semua kawannya melihat Alwi di semprot oleh adik kelas untuk pertama kali dan itu seorang anak perempuan lagi.

"Elu baik-baik ajah Wi? " tanya teman sebangku nya yang bernama Arif.

"Iya kenapa emangnya? " tanya Alwi bingung.

"Kaga soalnya ini kan pertama kalinya elu di labrak perempuan adek kelas lagi, cinta siapa yang di tolak dia yang mencak-mencak hahaha lucu juga tuh anak" ucap Arif.

Tapi Alwi diam saja tak menanggapi ucapan Arif, dia malah membuka buku pelajaran nya, dan menatap ke arah deretan huruf dan angka yang ada di bukunya tersebut.

"Dia anak kelas perkantoran kan ya? nanti gue ajak balik bareng ah... kayanya itu anak lucu gue suka sama dia" ucap Arif mengoceh sendirian.

"Jangan sembarangan Rif... semua cewe elu bilang lucu semua cewe elu ajak jalan elu nggak takut dosa apa" ucap Alwi.

"Ck anak santri mah susah gue cuma ngajak jalan pulang doang Wi nggak ngapa-ngapain" gerutu Arif.

"Tapi lama-lama jalan ke jalan sesat, kasihan anak orang bodoh ketahuan bapaknya abis lu" oceh Alwi entah kenapa dia seolah tak rela Arif mendekati Bulan padahal ini pertama kalinya dia bertemu dan berbicara dengan Bulan dan itu bukan di momen yang indah.

"Iya Pak ustadz" ucap Arif dengan nada mengejek.

Bukan tanpa alasan Arif menjuluki Alwi pak ustadz itu karena Alwi memang sangat soleh, dan dia memang lahir dari keluarga yang agamais, bahkan Alwi tak pernah berani menatap wajah lawan jenis nya lama-lama, dan tak pernah berbicara keras pada lawan jenisnya, dia tegas tapi tidak kasar.

Berbeda dengan Bulan, Bulan terlahir dari keluarga brokenhome, ayahnya tidak menikah lagi setelah ibunya meninggal dunia di usia Bulan yang masih kecil yaitu 5tahun, ayah Bulan menitipkan Bulan kepada bibinya adik dari ayahnya, tapi bibinya tak pernah adik dengan anak-anak kakaknya selalu saja mementingkan anak kandungnya sendiri, oleh karena itu dirinya tak pernah akur dengan ayahnya karena bibinya selalu mengadukan hal-hal buruk pada ayahnya.

Namun Bulan yang sifatnya masa bodoh tak pernah mempermasalahkan itu, meski ayahnya tak pernah percaya padanya meski ayahnya selalu menyudutkan nya.

Oleh karena itu Bulan menjadi pribadi yang keras dan berani itu semua karena didikan orang tuanya yang sangat keras dan tak mau mendengarkan pendapat nya, tapi dia di paksa untuk selalu mematuhi segala perkataan dan peraturan orang tua di rumahnya, orang tuanya tak pernah bertanya apa dia menyukai atau tidak dengan peraturan tersebut, apa dia boleh melakukan segalanya seperti halnya kawan-kawan seusianya, jawabannya tidak kehidupan remaja Bulan tak semenyenangkan itu kawan dia harus berusaha keras hanya untuk mendapatkan senyuman dari ayah kandungnya dan itu pun jarang bila Bulan berprestasi barulah ayahnya tersenyum padanya tapi itu pun tak pernah lama karena ayahnya selalu di pengaruhi dan di racuni oleh adiknya sendiri agar tidak sayang pada anak kandungnya.

Miris memang tapi begitulah yang di alami Bulan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

semangat selalu bulan💞

2023-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!