Bab 5

"Apa?! Hukum? hukum apa? emang elu hakim gila lu ya?! " Bulan sewot dan menepis tangan Alwi yang mencengkram kerah baju bagian belakang baju Bulan.

Hingga tanpa mereka sadari kulit mereka bersentuhan. bagi Bulan itu tak masalah tapi bagi Alwi itu sudah sangat keterlaluan, karena ini pertama kali baginya kulitnya bersentuhan dengan wanita meskipun itu tidak sengaja.

Alwi menatap Bulan dengan tatapan tajam, karena benar-benar tak suka dengan prilaku urakan Bulan, dirinya tak pernah bertemu dengan wanita yang sangat urakan seperti ini.

"Elu beneran harus di hukum, karena selalu melanggar peraturan sekolah" ucap Alwi ketus.

"Melanggar apaan sih maksud lu? gue nggak pernah ngelanggar peraturan? " tanya Bulan kesal.

"Datang tidak pernah tepat waktu ke sekolah" jelas Alwi.

Mereka berdua berdebat di depan pintu kantin yang tanpa mereka sadari perdebatan mereka ini di saksi kan oleh, para murid yang sedang beristirahat.

Saat sedang berdebat tiba-tiba ada seorang siswi berhijab dia juga anggota OSIS mendekat pada mereka berdua. dia adalah siswi yang kemarin mengobrol dengan Alwi di halte bus.

"Bulan.... bisa kau ikut saya" ucap siswi itu lembut dia juga berusaha menengahi perdebatan antara Bulan dan Alwi karena terlihat sangat memalukan di sekolah.

Bulan pun melihat sinis ke arah Alwi.

"Serahkan saja dia sama saya" ucap siswi tersebut lembut pada Alwi.

Alwi pun akhirnya menyerahkan Bulan pada siswi tersebut, karena sudah malas berdebat dengan Bulan.

Siswi tersebut membawa Bulan keruang OSIS, mereka lalu duduk berhadapan.

"Bulan.... Alwi ingin menghukum mu bukan tanpa alasan tapi karena kamu sering sekali terlambat, begitu banyak catatan sejak kau baru masuk sekolah hingga tadi pagi, kau datang tidak pernah tepat waktu, tapi kami sebagai pihak OSIS yang di beri tanggung jawab untuk kedisiplinan sekolah selalu membiarkan kamu masuk gerbang" jelas siswi tersebut yang Bulan baru tahu namanya dari name tag yang di gunakan nya yaitu Hasnah.

"Kak... Hasnah lalu mau menghukum saya apaan? " tanya Bulan santai.

Hasnah hanya menggeleng kepala pelan saja karena adik kelasnya ini sungguh sangat tidak bisa serius.

"Kau menerima dihukum? " tanya Hasnah.

"Nggak sih sebenernya" jawabannya santai hingga membuat Hasnah menghela nafasnya dalam.

"Apa alasan mu tidak mau dihukum? " tanya Hasnah.

"Karena saya datang dan ada di kelas sebelum bel sekolah berdering, seharusnya peraturan sekolah yang di rubah bukan saya yang di hukum, seharusnya gerbang tutup pukul 7.00 tepat bukan pukul 06.40,gerbang tutup jam segitu tapi bel sekolah belum berdering apa maksud nya sih buat peraturan begitu?! " Bulan sewot.

"Sekolah melakukan peraturan seperti itu untuk mendisiplinkan semua siswa dan siswi yang mengemban ilmu di sekolah ini, di maksud kan datang lebih pagi dan di tutupnya gerbang sebelum bel sekolah berdering itu maksudnya adalah agar semua siswa dan siswi sudah berada di kelas dan tidak berkeliaran di luar kelas dan luar sekolah karena disiplin itu penting "jelas Hasnah.

Bulan hanya melipat tangannya di depan dadanya dan mendengarkan ocehan Hasnah yang menurutnya sangat menyebalkan.

" Terserah kalian lah gue males berdebat "ucap Bulan kesal.

" Dan kenapa kau mau berdebat dengan Alwi? kau mau mencari perhatian nya?"tanya Hasnah penuh selidik.

"Buat apa nyari perhatian orang jelek" ucap Bulan kesal.

"Dia yang cari masalah duluan sama gue bukan gue?! " sambung Bulan dengan nada yang masih sama sewot nya.

Hasnah bahkan sampai menggelengkan kepalanya pelan karena adik kelasnya ini sangat urakan, benar-benar tidak bisa di ajak bicara baik-baik.

"Gue heran orang jelek kaya dia banyak yang suka apa sih yang dilihat dari orang itu" gerutu Bulan masih berlanjut.

"Bukan tampang sebenarnya yang disukai oleh kebanyakan siswi disini tapi kepribadiannya dia sangat soleh, baik dan tidak urakan seperti kebanyakan teman-temannya" jelas Hasnah.

"Astaghfirullah soleh, baik kalau dia baik dia nggak bersikap kasar kemarin sama temen gue, pada di bohongin lu sama dia terus kalo dia itu soleh seharusnya dia itu sekolah di pesantren bukan di sekolah umum kaya begini" Bulan jadi nyerocos tambah parah.

Hasnah menghela nafasnya dalam menghadapi Bulan memang di butuhkan kesabaran.

"Pantas Alwi sangat kesal berhadapan dengan gadis ini ternyata mulutnya nggak bisa di rem" gumam Hasnah.

Tak lama ada dua orang yang masuk ke ruang OSIS mereka berdua adalah Alwi dan Eysien anggota OSIS juga.

Hasanah yang melihat kedua temannya masuk ke ruang OSIS akhirnya, memberikan hukuman pada Bulan.

"Bulan kau di hukum membersihkan perpustakaan sampai bersih dan rapih" ucap Hasnah lembut.

"Apa?! ngebersihin perpus? sampe bersih dan rapih? sendirian? " rentetan pertanyaan meluncur dari mulut Bulan.

"Yang bener ajah sampe kapan kelarnya perpus kan gede? " lanjutnya protes.

"Kalau tidak kelar hari ini bisa kamu lanjutkan besok, oleh karena itu jangan telat lagi" jelas Hasnah.

"Woi.... udah gue bilang gue nggak telat pintu gerbang ajah yang di tutupnya kecepetan?! " ngototnya.

Hasnah sudah mengepalkan tangan seolah sudah tidak bisa menahan kesabaran nya.

Tapi Eysien malah tertawa geli melihat reaksi Bulan yang menurut nya lucu.

"Ya ampun ini bocah lucu banget sih hihihi hahaha" Eysien tertawa terbahak.

"Ya udah elu mau bebas dari hukuman, tapi ada syaratnya" ucap Eysien tiba-tiba.

"Ya apa kak? " tanya Bulan antusias.

Alwi dan Hasnah terlihat kebingungan kenapa Eysien malah mau membebaskan bulan.

"Asalkan elu mau jadi pacar gue, biar tiap pagi gue jemput elu saat berangkat ke sekolah jadi elu nggak telat" ucap Eysien santai.

Alwi melotot saat mendengar perkataan Eysien.sedangkan Hasnah hanya menepuk dahinya saja karena mode ke playboy an Eysien mulai lagi, siapa yang tak kenal Eysien di sekolah ini wajah tampannya bak aktor Korea yaitu Park Hyung-sik, membuat kalangan siswi di sekolah mudah terbujuk. olehnya, selain tampan dia juga pintar dan kaya raya.

"Nggak mau" jawab Bulan singkat.

Jawaban yang di luar dugaan oleh semua yang ada di ruang OSIS tersebut.

Alwi menyembunyikan tawanya di balik tangannya, Hasnah melihat itu.

Alwi tertawa?

Batin Hasnah dia bingung karena jarang sekali Alwi tertawa, bahkan sampai menutup mulut nya seperti itu.

"El... elu nolak gue? " tanya Eysien ragu.

"Iya mending gue bersihin perpus dah dari pada pacaran" ucap Bulan ketus.

Alwi tersenyum dan membuang wajahnya ke arah lain.

"Anjir baru kali ini gue di tolak, mana yang nolak gue anak cupu lagi" gerutu Eysien.

"Cupu... cupu... elu tuh sok ganteng" Bulan sewot.

Membuat Eysien semakin terpojok.

Bulan lalu berjalan keluar dari ruang OSIS dan berjalan mengikuti langkah Hasnah menuju perpustakaan, dia lebih memilih membersihkan perpustakaan dari pada harus pacaran.

"Seneng banget lu kayanya Wi" Eysien kesal pada Alwi yang sejak tadi mentertawakan nya.

"Astaghfirullah bukan begitu Sien tapi emang lucu hihi" Alwi masih tertawa.

"Ck pokoknya bakalan gue jadiin dia pacar gue, untuk pertama kalinya gue di tolak cewe cupu" ucap Eysien kesal.

"Itu pelajaran untuk elu berarti nggak semua cewe suka sama elu Sien" ucap Alwi datar tawanya sudah lenyap dan Alwi kembali ke mode datar dan serius nya.

"Ini anak kenapa sih sikapnya jadi berubah-ubah begini? " Eysien kebingungan sendiri melihat perubahan sikap Alwi.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!