Bab 18

Hari terus berlalu dan hari ini Bulan sedang ada di ruangan trainer dia sedang melatih calon-calon sales untuk turun kelapangan nantinya.

Ruangan yang berkaca besar dan dapat di lihat dari luar memperlihatkan dengan jelas bagaimana seorang Bulan mempraktekan caranya menjadi seorang sales.

Mulai dari dirinya menanawarkan barang kepada customer dan cara membujuk costumer agar mau mensuplai barang dari perusahaan nya, meski tanpa di bujuk pun customer sudah sangat mengenal berbagai produk dari perusahaan besar seperti ini, tapi agar seorang sales bisa berjualan dengan banyak maka kata-kata manis pun harus menjadi senjata.

"Jadi meski barang kita sudah terkenal di pasaran karena siapa sih yang nggak kenal dengan perusahaan kita tapi.... untuk prodak baru kita yang satu ini kita pun harus punya produk Knolege nya juga kan? kita harus tahu kandung di dalam produk, karena sekarang itu customer biasanya lebih kritisi ya... mereka akan banyak tanya apa ajah kandungan dalam produk ini, bahaya atau tidak bila di konsumsi oleh anak-anak dan lain sebagainya, nah untuk itu kalian jelasin disini dan tunjukkan pada customer kandungan didalam makanan ini apa saja, seperti sayuran, bebas gluten, dan makanan ini tidak digoreng melainkan di panggang, tapi rasa tetap enak begitu dan kalian juga harus banyak belajar tentang kandungan-kandungan makan dan gizi nya ya... hingga customer itu tertarik dan tidak keberatan membeli dengan harga yang sedikit lebih mahal dari harga pasaran disini memang tantangan nya ya... hehe"jelas Bulan pada sales-sales baru ini.

Mereka sales baru yang nantinya akan di turunkan ke even besar yang dimana disnaa begitu banyak perusahaan juga membuka berbagai stand mulai dari stand makanan hingga stand pakaian dan juga stand otomotif, sebuah even yang selalu diadakan oleh kota Jakarta setiap setahun sekali ini adalah even yang di tunggu oleh berbagai perusahaan untuk memasarkan produk baru biasanya dari setiap perusahaan.

Alwi yang melihat dan mendengarkan cara Bulan menjelaskan cara berjualan kepada junior nya membuat nya tersenyum pada gadis itu, dia tidak heran dengan Bulan yang percaya diri bila berada di depan banyak orang karena dirinya sudah terbiasa melihat itu saat mereka sekolah dulu.

Bahkan Bulan juara terbaik saat menjadi peserta lomba pidato antar sekolah, kemampuan bicara dan kepercayaan dirinya sudah tidak di ragukan lagi.

Bulan tak sadar bila dirinya sedang di perhatikan oleh Alwi saat dirinya sedang bekerja saat ini, dia tetap fokus memberikan arahan pada sales baru ini yang kebetulan masih fresh graduate dan Rata-rata lulusan SMA sederajat, hingga semuanya masih polos dan minim pengalaman.

"Pak Alwi" tegur Sifa sekertaris nya.

"Eh... ya mba ada apa? " tanya Alwi yang langsung menoleh kearah Sifa.

Sifa tersenyum melihat reaksi alasannya yang seolah kepergok ini.

"Meeting segera di mulai" ucap Sifa lembut.

"Ooo begitu baik lah kita keruang meeting sekarang" Alwi langsung berjalan meninggalkan ruang training walau sebelum itu dia sempat melirik ke arah gadis yang sangat dia cintai itu.

Dan saat waktu makan siang Bulan pun beristirahat di kantin kantornya dia beristirahat dengan teman-teman barunya dan dia pun memesan nasi lengkap dengan lauk dan sayuran nya.

"Hai... Lan.... gimana kerjaannya? " tanya seorang teman sejawat nya.

"Eh... baik ajah kok" ucap Bulan sambil meneguk air mineral di botol kemasan.

"Oia ngomong-ngomong gimana hubungan kamu sama pak Alwi" tanya temannya itu.

"Uhuk... uhuk... uhuk... " Bulan langsung tersedak air saat temannya tersebut menanyakan hal tersebut.

"Kenapa nanyain itu? aku nggak ada apa-apa kok sama dia" jelas Bulan saat diri nya sudah tidak batuk.

"Serius nggak ada apa-apa? tapi pak Alwi tidak pernah loh jalan sama wanita, kamu. pasti calon istrinya ya... dengar-dengar dia memang punya calon istri tidak tahunya calon istrinya bekerja satu perusahaan juga toh... hihi"

"Hah... calon istri bukan aduh... gimana ya ngejelasin nya aku itu bukan siapa-siapa dia, kita memang kenal tapi hanya karena kami dulunya teman saat SMK dan... ck... intinya aku bukan siapa-siapa dia" Bulan tak mungkin menceritakan pada teman barunya ini kalau dirinya juga adalah mantan kekasih bosnya ini, yang ada gosip semakin melebar tidak jelas.

Hingga Akhirnya Bulan tidak meneruskan makan siangnya dan memilih ke mushola dan melaksanakan shalat dzuhur disana, meski Bulan masih belum hilang rasa pada Alwi tapi entah kenapa hatinya sedikit tenaga saat ini tidak sesedih saat pertama kali dirinya bertemu dan berkomunikasi lagi dengan Alwi, Bulan sudah mengikuti saja jalan takdir yang ada dia tidak terlalu berharap pada Alwi, dirinya tak juga menghindari Alwi karena semakin ingin dia menghindar Alwi bukan semakin jauh tapi semakin dekat dengannya hingga dia menyerah kan semua perjalanan hidupnya di atur oleh sang Pencipta sekenario hidupnya.

Dan saat Bulan kembali ke kantor nya dia melihat Alwi yang sudah selesai meeting pun kembali ke ruangannya, Alwi sendiri pun tak. menyadari kalau dirinya di lihat oleh Bulan saat memasuki ruangannya.

Bulan pun hanya cuek saja dia pun membuka beberapa data untuk mempelajari produk baru tersebut, karena biar bagaimana pun sales adalah ujung tombak perusahaan dan beban itu saat ini berada di pundak Bulan, dia yang harus membimbing para sales baru untuk berjualan hingga bisa mencapai target kalau perlu melebihi target.

Saat Bulan sedang berkonsentrasi tiba-tiba ponselnya berdering tanda pesan masuk ke ponselnya.

Sebuah nomor asing mengirimkan pesan singkat padanya.

Bulan bisa kita bertemu, ini saya Hasnah saya dapat nomor mu dari mamah Vanya ibunya Alwi.

"Apa lagi ini orang ini heuh... " Bulan kesal badan mood langsung mendera dirinya.

Dia ingat betul waktu itu dia gagal bertemu dengan Alwi dan Alwi ternyata sedang bersama dia.

"Sebenarnya hubungan mereka itu apa sih? aaa kenapa gue jadi mikirin itu sih ck ganggu ajah nih orang bikin mood gue rusak ajah" gumam Bulan.

Bulan melihat jam di pergelangan tangannya waktu menunjukkan untuk dia kembali ke ruang training, dia pun berjalan keruangan training dan dia pun melewati ruangan Alwi saat dirinya berjalan melewati ruangan tersebut, rasa kesal makin menjadi di hatinya karena dia ingat pesan Hasnah tadi, dia tahu Hasnah ingin menemuinya pasti meminta dirinya menjauhi Alwi.

"Ya ampun udah kaya sinetron ajah ya... apa jangan-jangan dia mau ancem gue dan minta dekengan ibunya Alwi ya... ngancem begini jauhi Alwi dan akan saya kasih kamu sekian juta agar kamu menjauhi anak saya karena saya sudah menjodohkan anak saya dengan dia halah... basi banget tapi kalo di kasih ratusan juta.... gimana ya... dilema juga gue pilih cinta apa uang hihi aneh"Bulan berbicara sendiri hingga tak sadar kalau Alwi berada di belakang nya dan mendengarkan apa yang dia bicarakan.

"Kamu itu ngomong apa, mamah ku mana punya uang sebanyak itu" singgung Alwi.

Bulan menoleh ke arah suara Alwi, dia dengan tampang tak berdosa nya menatap Alwi dan berbicara dengan Alwi.

"Ya barang kali saja kan pak kaya di sinetron-sinetron begitu" ucap Bulan asal.

"Terus kamu lebih memilih uang dari pada aku gitu bila itu benar terjadi pada kamu? " tanya Alwi ketus.

"Hah... woah iya dong pak kapan lagi kan punya banyak duit cuma buat menghindari orang terus dapat duit banyak kerjaan gampang ya kan" dengan santainya dia berbicara seperti itu dia tidak tahu kalau itu sangat menyakiti hati Alwi.

Alwi menatap Bulan tajam, Bulan yang di tatap seperti itu hanya tertunduk dia tak sanggup melihat mata tajam Alwi mata yang meluluhkan hatinya selama ini.

"Ajak aku menemui orang yang ingin kamu temui itu dan kamu akan mendengar apa yang akan aku katakan dengan tegas pada orang tersebut" ucap Alwi dingin.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!