Bukan hal apa-apa yang membuat Bulan sampai menangis seperti itu, tapi sesuatu yang sangat mengganjal di hatinya lah yang membuat nya menangis.
Disaat sudah ada jalan untuk melupakannya, dirinya di pertemukan lagi dengan Alwi, disaat hatinya sudah mulai mensugesti agar dirinya membenci Alwi agar rasa cinta itu pergi tapi Alwi malah memperlakukan nya seperti ini, seolah semesta tak mengijinkannya untuk membenci apa lagi untuk melupakan Alwi.
"Tapi rasa ini sakit ya Allah benar-benar sakit, kenapa kau memberikan sakit yang sesakit ini meski tak terlihat luka dan darah di dada ini tapi kenapa rasanya sesakit ini hiks... hiks... ya Allah berikan lah petunjuk mu, agar aku tidak bimbang berikan petunjuk mu bila aku memang tidak boleh melupakan dan membencinya hiks... hiks "Bulan menangis dalam doa di dalam shalat malam nya. karena saat ini tempatnya mengadu hanya kepada sang Pencipta alam semesta ini.
Hingga malam semakin larut di sisi lain ada pula yang berdoa di atas sajadah nya dengan deraian air mata yang sama meminta dan memohon kepada sang Pencipta untuk hatinya yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Setelah sekian lama tidak bertemu lalu kau pertemukan kembali kami secara tidak sengaja, doa ku selalu sama kepada Mu ya Allah agar selalu kau jaga dirinya dan juga selalu kau jaga hatinya agar hanya kepada ku, aku tak bisa mencintainya seperti kebanyakan laki-laki pada umumnya, cinta yang ku simpan dalam hati ini hanya bisa ku ucapkan dalam doa saja, walau ku tahu orang tua ku tak setuju bila aku bersamanya, tapi ku mohon kepada Mu agar kau juga bisa melunakan hati kedua orang tua ku agar kami bisa bersama dan bersatu untuk selama nya"Alwi terisak dalam doanya.
Diantara dua pilihan yang sulit bagi Alwi karena keduanya sangat dia cinta dan sangat dia sayangi yaitu kedua orang tuanya terutama ibunya dan wanita yang selama ini mengisi hatinya.
Saat beberapa hari yang lalu dia terpaksa membatalkan janji dengan Bulan bukan tanpa sebab itu semua di karena kan ibunya tiba-tiba masuk rumah sakit dan saat Alwi berkunjung ke rumah sakit ternyata ibunya sedang bersama Hasnah, dan saat Alwi mengantar Hasnah ke luar ruangan rawat ibunya, ibunya dengan sengaja mengambil foto keduanya dan di kirimkan lah ke nomor ponsel Bulan.
Sebenarnya Alwi sudah bersiap menemui Bulan saat mengantar Hasnah keluar dia tahu Bulan pasti menunggu nya meski Bulan harus menghabiskan waktu semalam di tempat mereka janjian, tapi dia tak tahu kalau ibunya lah yang membuat Bulan pergi dari tempat mereka janjian dan akhirnya memblokir nomor Alwi dan menghapus nomor tersebut agar Alwi tak bisa menghubungi nya lagi, Bukan sudah terlanjur kecewa dengan Alwi dengan perlakuan Alwi selalu dan selalu mengecewakan dirinya.
Dan saat ini keduanya sungguh dalam kebimbangan, yang satu bimbang dengan perasaan nya yang berkeinginan untuk tidak mengingat seorang Alwi Saputra, dan yang satu lagi bimbang karena diri nya yang tak bisa mengecewakan orang tuanya dan tak ingin menyakiti terus hati wanita yang di cintainya.
Bimbang karena keduanya pun bingung semesta seolah mempermainkan cinta mereka yang tulus ini, tak ingin mengingat lagi tapi tiba-tiba bertemu di suatu keadaan yang sangat tidak di sengaja, ingin lupa tapi tidak bisa lupa tapi mereka juga seolah tak bisa bersama sungguh begitu rumit kisah cinta mereka ini.
Keesokan hatinya.
Pagi-pagi Bulan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor nya dan saat dia membuka pintu rumahnya, dia di kejutkan dengan seseorang yang bersandar di pintu mobil yang terparkir di depan rumahnya.
"Mau apa dia disini? " gumam Bulan.
"Kenapa ngeliatin nya kaya begitu? " tanya Alwi saat melihat Bulan menatap nya keheranan.
"Anda sedang apa disini? " tanya Bulan bingung dia masih berdiri di depan pintu rumahnya.
"Jemput kamu" ucap Alwi singkat.
"Heh... buat apa? aku bisa kok berangkat sendiri" ucap Bulan bingung.
"Sudah kita berangkat bareng ajah yuk" Alwi membukakan pintu mobil nya.
Bulan melangkah ragu untuk mendekati mobil tersebut dan akhirnya dia pun ikut masuk ke dalam mobil tersebut.
Saat sudah di dalam mobil. Bulan mengucapkan terimakasih kasih kepada Alwi karena sudah menyediakan tempat tinggal dengan semua fasilitas di dalam nya.
Alwi hanya tersenyum tipis saja saat mendengar ucapan Terima kasih Bulan, Bulan yang melihat senyuman yang selama ini dia rindukan.
*Tampan nya.... astaghfirullah Bulan apa yang kau fikirkan jangan begitu Bulan dia bukan siapa-siapa mu, palingkan mata mu dari wajahnya agar tidak kau tidak terhipnotis dengan wajah manis dan tampannya itu. *
setelah sekian tahun tak bertemu banyak perubahan dari dirinya dia makin berkarisma kulitnya pun tak sehitam dahulu saat ini kulitnya bersih, hihi aku jadi ingat bagaimana aku dulu mengatasinya jelek dan hitam, dan mengatai para penggemarnya itu tidak punya mata tapi akhirnya aku sendiri pun akhirnya jatuh hati padanya bahkan tak bisa lupa.
Alwi yang melihat Bulan tersenyum sendirian pun penasaran dengan gadis yang ada di samping nya ini.
"Ada apa kenapa senyum-senyum sendirian hem? " tanya Alwi lembut.
"Eh... nggak apa-apa kok hehe cuma lagi inget hal yang lucu ajah" Bulan langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela sebelah kirinya dia tak sanggup untuk menatap Alwi lebih lama lagi, bisa-bisa dia khilaf dan semakin tidak bisa lupa dengan orang yang ingin dia lupakan ini.
Mobil pun akhirnya sampai di area parkir kantor dan mereka pun turun dari mobil bersamaan dan mereka tak menyadari kalau banyak orang yang melihat mereka berdua berjalan bersamaan ke arah pintu kantor, dan mulailah mulut-mulut orang-orang usil pun berdesas desus tentang mereka berdua.
"Bukan kah itu karyawan baru ya... "
"Iya ada hubungan apa ya mereka berdua"
"Iya Pak Alwi kan anti cewe banget, apa jangan-jangan itu calon nya? dengar-dengar dia sudah punya calon istri"
"Aaaa kita patah hati dong.... " ucap mereka yang memang fans Alwi yang nampak kecewa saat tahu kalau idolanya sudah mempunyai tambatan hati.
Sekertaris Alwi yang juga baru tiba di kantor hanya menggeleng pelan saja saat mendengar pembicaraan non faedah itu dari para fans Alwi.
Mereka yang menyadari sang sekertaris bos lewat pun langsunh menutup mulut mereka karena pasti sang sekertaris mendengar itu.
"ah gawat pasti mba Sifa dengar deh pembicaraan kita"
"Aduh... nanti dia ngadu sama pak bos gimana ya" ucap salah satu diantara mereka yang nampak khawatir.
"Ck mba Sifa bukan orang yang kaya begitu kok"
"Udahlah santai kita balik lagi kerja"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments