Bab 19

Saat mereka sedang berbicara di lorong kantor tiba-tiba, terdengar derap langkah dari arah berlawanan, Alwi dan Bulan menoleh Alwi mengangguk hormat begitu pun dengan Bulan, karena yang saat ini mendekati mereka adalah CEO muda anak pemilik perusahaan tersebut.

Sang CEO melihat ke arah mereka dengan tatapan sinis, Bulan yang sudah mengangguk hormat lalu berwajah acuh tak peduli pada siapa yang sedang lewat di depannya ini.

Sang CEO muda dan tampan itu melihat ke arahnya dengan rasa kesal karena baru pertama kali dirinya di acuhkan oleh bawahnya seperti ini.

"Alwi siapa dia dan kenapa kalian malah mengobrol disini di saat jam kerja? "tanya CEO itu sinis.

" Ehm... dia trainer sales tuan, maaf kami tadi sedang membahas sesuatu yang memang kurang penting"jawab Alwi jujur.

"Hem lain kali jangan mengobrol di jam kerja, bila itu bukan masalah pekerjaan jangan di bahas saat jam kerja, profesional lah dalam bekerja" ucapnya ketus.

"Baik tuan" ucap Alwi dan Bulan berbarengan.

CEO tersebut pun berjalan dengan sombong nya bahkan dia menaikan dagunya saat melewati Alwi dan Bulan.

Bulan hanya menanggapi nya biasa saja, dia biasa menghadapi orang seperti atas nya itu, meski sebelum nya Bulan sudah beberapa kali pernah bertemu dengan CEO tersebut saat launcing prodak baru perusahaan yang dimana Bulan selalu hadir sebagai, panitia acara karena dia sudah hafal betul apa saja yang harus di siapkan dalam acara seperti itu agar produk dapat menarik pelanggan.

Dan saat Bulan sedang memberikan arahan kepada para calon sales baru, CEO yang kebetulan lewat depan ruang training menghentikan langkahnya, dia memperhatikan Bulan yang sedang memberikan contoh kepada seorang calon sales.

"Tuan... " sapa asistennya.

"Kapan diadakan event? " tanya CEO tersebut.

"Minggu depan tuan" jelas assisten nya.

"Apa mereka yang ada di ruangan ini akan menjadi sales promotion nya? " tanya CEO lagi.

"Iya tuan dan mba Bulan sebagai trainer mereka, dia pun nantinya akan turun kelapangan membantu supervisor disana" jelas asistennya.

Sang CEO tersenyum miring entah apa yang ada di fikiran nya saat ini asistennya sendiri pun tidak tahu, karena memang tuan mudanya ini sulit di tebak.

Hingga akhirnya sore pun tiba, Hasnah mengirim pesan kembali kepada Bulan dia ingin sekeliling bertemu dan berbicara dengan Bulan, tapi urung di balas juga oleh Bulan pesan dari Hasnah, dia malas sebenarnya meributkan seorang laki-laki, apa lagi laki-laki itu sudah tidak ada hubungannya dengan dirinya, hubungan mereka saat ini hanya sebatas rekan kerja saja.

Dan Bulan pun akhirnya memilih mengabaikan pesan Hasnah setelah dia membalas pesan Hasnah karena dia megirim pesan secara bertubi-tubi.

Maaf kak aku baru balas pesan kakak, tapi kalau kakak mau membahas masalah Alwi dengan aku, kakak salah, aku ini sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Alwi dan bila kakak memang benar-benar mencintai nya berusaha lah merebut hatinya, karena bila kita bertemu dan hanya membahas tentang Alwi bagi ku sudah tidak ada gunanya kak, karena kami tidak mempunyai hubungan lagi.

Begitu lah balasan dari Bulan.

Hasnah yang membaca pesan dari Bulan merasa kesal dengan mantan adik kelasnya itu yang memang sangat pintar sekali berbicara, dan Hasnah pun mengirimkan pesan kembali kepada Bulan.

Tapi dia masih mencintai mu Bulan...di hatinya masih terukir nama mu, dia sama sekali tak pernah menganggap aku ada, aku mohon Bulan jauhi dia, jangan kau dekati lagi dirinya.

Ingin rasanya Bulan berteriak di telinga Hasnah saat ini saat membaca pesan dari Hasnah.

Woi siapa yang ngedeketin dia gue udah berusaha pergi jauh dari dia tapi dia yang malah ngedeketin gue aaarggghhhh...

Ingin rasanya Bulan meneriakan kata-kata itu pada Hasnah yang selalu berbicara dengan lembut, tapi dia akhirnya hanya bisa mengirimkan pesan kepada Hasnah dengan kata-kata seperti itu.

Sekarang gini ajah ya kak... gue udah gak ada hubungannya sama Alwi masalah perasaannya sama gue itu urusan dia sama elu bukan urusan gue lagi, jadi sebaiknya elu bicaranya sama Alwi bukan sama gue?!

Bulan membalas pesan Hasnah lagi dia kesal karena disalahkan oleh Hasnah tentang perasaan Alwi padanya.

"Emangnya gue yang mau apa ngejar-ngejar dia, lagian itu orang kaya nggak ada laki-laki lain apa ngejar-ngejar si Alwi terus bertahun-tahun hadeuh... " gerutunya.

Bulan menggerutu sambil berjalan dan memandangi layar ponsel nya hingga dia tak sadar dirinya menabrak punggung seseorang yang sedang berjalan di depannya.

Bruk...

"Eh... " Bulan mengangkat wajahnya yang sedang menatap layar ponselnya.

"Kamu itu bisa pakai mata mu nggak sih saat berjalan? " ucap orang tersebut ketus.

"Maaf tuan saya sudah menggunakan kaki saya dengan benar hanya mata saya memang menatap ke arah lain hingga tidak melihat anda yang sedang berada di depan saya" ucap Bulan.

"Astaga bisa-bisa kamu membantah perkataan saya" ucap CEO tersebut ketus.

"Maaf tuan muda" hanya itu yang di katakn Bulan meski dalam hatinya dia merasa kesal pada sikap CEO yang sangat sombong ini.

Dasar orang kaya, sombong benar.

Batin Bulan.

"Heuh... tentu saja bukan kah itu wajar kalau aku sombong, aku kaya dan banyak uang bahkan dirimu saja bisa aku beli" ucap nya sombong.

Bulan terbelalak dia bingung karena seolah CEO nya ini bisa mendengar apa yang di katakannya dalam hatinya.

"Anda... "

"Ya... aku bisa membaca fikiran setiap orang yang berhadapan dengan ku, jadi jangan macam-macam" ucapnya sombong.

"Siapa yang macam-macam tuan... saya hanya satu macam" ucap Bulan malas.

Sang CEO pun hanya tersenyum sinis pada Bulan, Bulan menanggapinya dengan malas dan dia ingin segera meninggalkan kantor secepatnya karena malas berurusan dengan atasannya yang satu ini, karena apa karena akan berbuntut panjang nantinya.

"Kau seorang trainer bukan? " tanya CEO dingin.

"Iya tuan" jawab Bulan santai tak terlihat ketakutan di mata gadis itu.

Sang CEO melihat itu menjadi semakin kesal. dengan Bulan.

"Baiklah saat ini jalani dulu tugas mu sebagai seorang trainer tapi minggu depan kau akan turun menjadi seorang sales promotion lagi, ku turun kan jabatan mu karena kau telah berani berbuat tidak sopan pada ku" ucap CEO dingin.

Wajah Bulan bukan terlihat bersedih tapi terlihat gembira saat mendengar dirinya turun jabatan.

"Anda serius tuan saya menjadi sales kembali, saya akan turun di lapangan lagi begitu? " tanya Bulan antusias.

CEO yang melihat reaksi Bulan sungguh di luar dugaan nya pun hanya terbengong bisa-bisa nya ada orang yang sangat senang di turunkan jabatannya, dan yang membuat CEO itu kesal adalah dia tidak melihat kebohongan di mata Bulan saat menunjukan kebahagiaan saat di turunkan jabatannya.

Bahkan Bulan sampai berjingkrak kergirangan di tempat dan terlihat mengucapkan syukur karena di turunkan jabatannya, hingga dia berlari melewati atasannya itu tanpa permisi lagi.

Sang CEO hanya terbengong melihat reaksi Bulan yang jauh di luar ekspektasi nya.

"Kenapa dia sesenang itu? ck sepertinya aku salah mengambil tindakan seharusnya aku pecat saja dia tadi tapi tidak.... tidak itu nggak asik aku masih ingin melihat dia menderita bekerja disini tapi apa yang akan. membuat nya menderita ya... akan aku cari tahu nanti hehehe seperti asik bila melihat anak. kurang ajar itu menderita"gumam CEO saat melihat Bulan telah menjauh dari nya.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!