Perdebatan antara keduanya masih terjadi apa lagi saat Alwi mengatakan akan menanggung tempat tinggal juga untuk Bulan.
"Maksud bapak apa saya di sediakan tempat tinggal? bukan tinggal dengan bapak kan? " tanya Bulan curiga.
"Ya tidak lah Bulan... Astaghfirullah kenapa kamu ini su'udzon terus sih sama saya, apa saya ini terlihat seperti penipu gitu? " Alwi gemas dengan wanita yang di kasihinya ini.
"Bapak nggak seperti penipu tapi bapak juara buat pemberi harapa palsu, bapak tuh juara banget dah ngejatuhin mental orang, bapak angkat tinggi-tinggi lalu bapak jatuhkan ke tanah begitu saja, bapak belum tahu rasa sakitnya seperti apa, itu sakit pak sakit banget" ucap Bulan lirih.
Alwi melihat kesedihan di mata gadis ini, dia tahu dirinya salah pada gadis ini, oleh karena itu di saat ada kesempatan untuk dekat dengan Bulan itu semua tidak di sia-siakan olehnya dia langsung menggunakan jabatannya untuk bisa menarik Bulan ke sisinya lagi.
"Bisa nggak bahas masalah pribadi ke lingkungan kerja? " ucap Alwi dingin meski hatinya terasa sakit mengatakan itu, meski sebenarnya dia ingin sekali memeluk gadis di depannya ini.
Karena bagaimana pun juga dia sendiri pun menyadari bila dia sudah terlalu sering menyakiti hati Bulan baik itu di sengaja maupun tidak, dia bisa melihat kekecewaan yang sudah teramat dalam di mata gadis ini.
Maaf Bulan... tapi cara ku mencintai mu memang berbeda dari kebanyakan laki-laki.
Batin Alwi.
"Saya nggak bawa-bawa urusan pribadi kok bapak ajah yang sensitif" ucap Bulan ketus.
Alwi tersenyum saat mendengar perkataan Bulan yang seperti itu, karena itu berarti Bulan sudah kembali ke mode biasanya.
Dan mulai hari itu Bulan pun akhirnya bekerja satu kantor bersama dengan Alwi meski jabatan mereka berbeda, tapi Alwi melakukan ini agar dirinya bisa dekat kembali dengan Bulan, meski pun kemungkinan nya tak bisa karena Bulan sudah terlanjur kecewa dengan Alwi.
Alwi tahu Bulan pasti sangat marah saat dirinya membatalkan janji mereka untuk bertemu saat beberapa hari yang lalu dan dia pun tahu kalau ibunya ikut campur tangan dalam pembatalan nya untuk bertemu lagi dengan Bulan, meski sudah di rencakan.
Tapi semesta seolah berpihak padanya saat ini karena kebetulan mereka akhirnya di pertemukan kembali oleh sesuatu yang sangat tidak di duga, hingga akhirnya Alwi langsung berinisiatif untuk memindahkan Bulan ke kantor nya agar mereka bisa dekat kembali.
Hingga sore pun tiba, Bulan yang kebingungan juga karena jarak rumah dan kantor nya saat ini sangat jauh, dan dia juga tidak mungkin pulang dengan ojek online karena ongkosnya terlalu besar.
"Ck argghhh ngeselin banget sih nih orang, gue jadi sudah nih mau balik" gerutu Bulan.
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Bulan dia adalah sekertaris Alwi.
"Mba Bulan... mau pulang? " tanya sekertaris tersebut.
"Eh iya mba cuma bingung mau naik apa ini hehe" jawab Bulan.
"Ayo ikut dengan saya tadi pak Alwi sudah meminta saya untuk membantu anda, beliau sudah menyiapkan tempat tinggal untuk anda sejak kemarin malam" jelas sekertaris tersebut.
"Hah? " Bulan kebingungan.
"Tapi saya juga nggak bawa baju untuk ganti, pokoknya saya nggak bawa persiapan apa-apa buat pindah ngedadak begini mba... " Bulan panik.
"Tenang saja semuanya sudah di persiapkan oleh pak Alwi disana sudah ada lemari lengkap dengan pakaian ganti untuk anda dan juga semua kebutuhan Anda sudah di siapkan olehnya" jelas sekertaris tersebut.
Bulan nampak bengong saat mendengar penjelasan sekertaris tersebut.
"Mari mba saya antar anda kesana pak Alwi tak bisa mengantsr anda karena beliau harus segera pulang kerumah orang tuanya yang berada di Jakarta" jelas sekertaris.
"Ooo iya Terima kasih ya mba" ucap Bulan yang mengikuti langkah sekertaris tersebut menuju ke mobilnya.
di dalam mobil Bulan sendiri pun tak habis fikir kenapa Alwi bisa bertindak sejauh ini, menyiapkan semuanya untuk dirinya.
"Maksud orang itu apa sih? malah bikin gue jadi makin nggak bisa lupa sama dia hiks... nyebelin" Bulan menggumam sendirian.
"Mba kenapa menangis? " tanya sekertaris tersebut.
"Eh... nggak apa-apa mba hehe cuma terharu ajah kok ada ya bisa sebaik pak Alwi? " ucap Bulan.
"Hehe sebenarnya ini pertama kalinya mba hanya mba yang di perlakukan dia seperti ini, tapi dengan karyawan lain beliau tidak seperti ini biasanya dia selalu acuh dan serius dalam bekerja tidak pernah perduli dengan keadaan bawahnya kecuali urusan kerja" jelas sekertaris.
"Hah? serius? " tanya Bulan penasaran.
"Iya sepertinya dia tertarik dengan anda sejak lama" ucap sekertaris.
"Hah kok bisa kita kan baru ketemu kemarin?" tanya Bulan.
Sekertaris tersenyum lebar membuat Bulan semakin kebingungan.
"Saya tahu anda dan beliau pernah punya hubungan mba... karena beliau memajang foto anda di mejanya" jelas sekertaris tersebut.
"Apa?! serius?! " tanya Bulan terkejut.
Sekertaris hanya tersenyum dan mengangguk saja.
Bulan langsung menutup mulutnya karena terkejut dengan pengakuan sekertaris tersebut.
"Benarkah semua ini nyata ini bukan mimpi kan? " gumamnya.
"Alwi... tapi kemarin itu? " gumamnya lagi.
"Pak Alwi tak pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun mba kecuali anda, bahkan dia tak pernah menatap wajah wanita lain lama-lama seperti dia menatap dan berbicara dengan anda" jelas sekertaris tersebut.
Sang sekertaris yang sangat mengenal bosnya itu, sangat tahu bagaimana keseharian Alwi dan sikap Alwi yang selalu sopan dengan wanita, dia tak pernah jelalatan dengan wanita-wanita yang selalu ada di sekelilingnya dan dia pun tak pernah berbicara kasar pada orang, Alwi sangat lembut dan sopan, tapi dia melihat hal yang berbeda saat melihat Alwi berinteraksi dengan Bulan ada sesuatu di mata Alwi saat menatap Bulan saat berbicara, dan sang sekertaris baru menyadari kalau Bulan adalah wanita yang ada di bingkai foto yang selalu terpajang di atas meja kerja nya.
Memang foto yang di panjang Alwi di meja itu adalah foto lama Bulan saat Bulan masih berusia 19tahun dan saat ini Bulan sudah berusia 25tahun tapi parasnya tak banyak berubah masih sama polosnya seperti di dalam foto tersebut.
Mobil yang di kendarai sekertaris pun tiba di sebuah rumah minimalis, mereka berdua pun turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu, sekertaris membuka pintu rumah tersebut dan mempersilahkan Bulan masuk kedalamnya.
Betapa terkejut nya Bulan saat masuk kedalam rumah tersebut karena disana sudah tersedia semua fasilitas bahkan sofa dan tempat tidur bersama bantal dan guling nya pun sudah lengkap.
"Di... dia menyiapkan semua ini? " tanya Bulan ragu.
"Iya mba bahkan semua perlengkapan mandi dan dapur pun sudah di siapkan, dan di dalam kulkas pun sudah tersedia stok bahan makanan untuk satu minggu, bila anda ingin memasak anda tinggal memasaknya di dapur yang sudah lengkap dengan perkakas nya'jelas sekertaris.
Bulan seolah ingin pingsan karena tidak percaya dengan apa yang dilihat nya saat ini, seorang Alwi mempersiapkan semua ini dalam waktu semalam hanya untuk dirinya.
"Hiks... hiks... " Bulan menangis.
"Mba kenapa mba menangis? " tanya Sekertaris.
"Tidak saya tidak apa-apa" ucap Bulan lirih.
"Apa anda terharu dengan perlakuan pak Alwi pada anda? " tanya Sekertaris.
"Bukan itu tapi ada hal yang lain yang membuat air mata ini menetes" ucap Bulan lirih.
Serumit apa sih hubungan mereka sepertinya sangat rumit hingga mereka berdua seolah sama-sama tersakiti karena terpisah oleh waktu yang cukup lama.
Batin sekertaris.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments