Bab 14

Hingga seminggu berlalu, Alwi merencanakan untuk bertemu dengan Bulan di suatu tempat, tempat yang pasti nya sangat di sukai oleh Bulan, yaitu di taman kota yang dimana disana banyak begitu pemandangan indah pada malam hari, karena begitu banyak lamou-lampu yang menerangi taman tersebut dan terlihat view yang sangat indah bila di malam hari.

Bulan sudah bersiap-siap malam ini untuk bertemu dengan pujaan hatinya setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu, dia berdandan simole dan sederhana dia hanya memakai rok rempel pajang, memakai kaos panjang longgar dan kerudung panjang yang menutupi dadanya, dia pun hanya menggunakan sepatu flat saja yang berwarna hitam sesuai dengan kerudung yang dia pakai malam ini.

Bulan pun berjalan keluar dari rumahnya, menuju ke tempat yang sudah mereka janjikan, di setiap jalan wajah dan senyuman selalu menghiasi dirinya.

Dan Bulan pun tiba lebih dulu dari pada Alwi dia menunggu Alwi dengan sabar di sebuah jembatan dekat taman kota, dirinya menoleh ke setiap arah kadang ke kanan kadang kekiri menantikan kedatangan Alwi, yang tak terasa sudah dua jam dirinya menunggu Alwi disana tapi Alwi masih tak muncul juga, Bulan mencoba menghubungi ponsel Alwi tapi tidak aktif.

"Kok nggak aktif" Bulan sudah pesimis terlebih dahulu air matanya rasanya ingin tumpah saat itu juga Alwi seolah memberikan harapan palsu padanya kali ini.

Tring...

Bunyi ponsel pertanda pesan masuk langsung lah di buka oleh Bulan tapi dia benar-benar terkejut saat melihat pesan masuk ke ponselnya tersebut, dan air mata yang tadi tertahan akhirnya tumpah juga saat itu.

"Hiks.... hiks.... hiks... kenapa kamu seperti ini Wi... kenapa kamu setega ini sama aku,seharusnya kamu nggak perlu hubungi aku lagi kalau hanya untuk nyakitin hati aku ajah" Bulan menangis tersedu di bangku taman tersebut.

"Ya Allah mungkinkah ini petunjuk mu agar aku tidak selalu berharap kepada manusia? agar aku hanya selalu bersandar dan berharap kepada mu saja? maafkan aku ya Allah karena aku yang selalu lupa dengan kehadiran mu yang maha menciptakan seluruh alam raya ini hiks... hiks... " Bulan pun bangkit dari kursi tamab tersebut dan berjalan tak tentu arah dengan perasaan sedih yang melanda hatinya.

...🌛🌛🌛...

"Hiks... hiks... huhuhu.... " Bulan menangjs tersedu.

"Udah sih Lan... udah... sekarang elu udah tahu dia kaya begitu cuma kasih harapan palsu ajah udah lupain dia, cowo bukan dia doang kok di dunia ini banyak.... banyak juga yang demen sama elu udah udah jangan nangis" Gita mengoceh sambil mengelus punggung sahabatnya itu.

"Hiks.... hiks.... hiks... sruuut" Bulan menangis sampai-sampai lendir keluar dari hidungnya.

"Hiks tapi susah Ta... susah buat lupa sama dia gue juga nggak ngerti kenapa, gue nggak bisa lupa sama dia tapi kita nggak bisa bersama kenapa ada hal yang kaya begini sih Ta... kenapa hiks... hiks... ini menyakitkan tahu Ta... gue benci sama cinta hiks... hiks...."

Gita hanya menghela nafasnya dalam saja saat melihat betapa sedihnya sahabatnya ini, dia bisa merasakan apa yang di rasakan Bulan saat ini bagaimana tidak selama bertahun-tahun Bulan hanya mencintai satu orang meski dia sudah mendapatkan gantinya saat Alwi pergi tapi hatinya hanya milik seseorang seolah-olah cintanya hanya untuk Satu orang saja, seolah-olah dia hanya bisa jatuh cinta satu kali saja dan tak akan jatuh cinta untuk kedua kalinya pada orang lain selain Alwi.

"Ya Allah cinta itu kenapa se menyakitkan ini ya" Gita jadi gelisah sendiri karena seumur hidup nya dirinya pun belum pernah jatuh cinta.

Gita melihat ponsel Bulan kembali dan itu membuat dirinya semakin kesal dan benci dengan Alwi karena di layar ponsel tersebut terlihat jelas Alwi sedang bersama wanita lain padahal hari ini seharusnya mereka bertemu kembali setelah sekian lama.

"Pantes ajah dia nangis kaya begini, ckckck Lan elu berobat sih Lan ke psikiater atau ke hipnoterapi gitu biar bisa lupa sama dia Lan... biar elu nggak kaya orang gila gini" Gita gemas pada sahabatnya ini.

Bulan terlihat berfikir saat Gita menyarankan padanya hal yang seperti itu.

"Bisa gitu Ta... kalo gue berobat begitu gue bisa lupa sama dia? " tanya Bulan.

"Nggak tahu juga sih tapi ada sih kata orang elu bisa ngelupain sesuatu yang pengen elu lupain kalo elu di hipnotis gitu, elu mau kalo elu mau nanti gue tanya-tanya sama orang yang tahu tempatnya" ucap Gita bersemangat dia senang karena sahabatnya ini mau mengikuti sarannya.

"Apa gue bisa move on gitu? " tanya Bulan antusias.

"Ya pastinya bisa lah Lan.... " Gita juga ikut antusias.

"Gue mau lah Ta... kalo begitu biarin mahal nggak apa-apa yang penting gue bisa lupa sama dia Ta... gue dah nggak mau inget-inget dia lagi terlalu menyakitkan Ta.... hiks... hiks..."Bulan menangis lagi.

" Ya elu pake nangis lagi udah sih... udah sekarang tanamin dihati elu kebencian sama dia bukan cinta hingga elu mantap untuk ngelupain dia oke... "Gita berusaha membangkitkan sahabat nya dia tak ingin Bulan terpuruk hanya karena seoarang pria yang tak punya perasaan yang tak pernah memperdulikan hatinya yang tulus.

Tiga setelah kejadian tersebut.

Bulan sudah menghapus dan memblokir nomor Alwi agar Alwi tak dapat menghubungi nya lagi dan dia pun sudah mengatur jadwal pertemuannya dengan seorang hipnoterapi agar dirinya bisa melupakan Alwi dan menghilangkan nama Alwi dari fikiran nya.

Dan pagi ini saat dirinya sedang di kantor, direktur pemasaran meminta bantuannya untuk ikut meeting dengannya di kantor pusat yang berada di tangerang, dan Bulan pun mengikuti langkah atasan nya itu, karena hari ini ada meeting dengan semua tim direktur pemasaran dari setiap cabang dan hari ini sekertaris direktur sedang tidak masuk kerja hingga direktur tersebut meminta bantuan Bulan untuk menemaninya karena Bulan sangat berpengalaman di bidang pemasaran dan marketing.

Dan saat ini semua telah berkumpul di ruang meeting di kantor pusat hanya satu orang yang belum hadir disini yaitu direktur pusat, Bulan yang sedang membaca laporan direktur nya, dengan serius tak menyadari kedatangan atasannya yang baru saja tiba di ruang meeting bersama sekertaris nya.

"Baiklah bisa kita mulai meeting nya" ucap kepala direktur pusat.

Suara ini...

Bulan yang sejak tadi tertunduk melihat catatan laporan langsung menoleh ke asal suara, dan berapa terkejut nya dia melihat seseorang yang ingin dia lupakan saat ini berada di depan semua petinggi perusahaan tempatnya bekerja.

Sang direktur utama pun tertegun melihat keberadaan Bulan di antara para petinggi perusahaan.

Bulan... kenapa dia ada disini?.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!