Bab 9

Saat sedang kebingungan, Tiba-tiba tubuh Bulan ada yang mendorong hingga saat ini jarak Bulan dan Alwi begitu dekat hanya satu langkah saja.

Wajah Bulan terlihat pias, saat matanya bertemu dengan mata Alwi begitu pun Alwi wajahnya nampak merah saat ini.

Sementara teman-temannya masih terus menyoraki Terima.... Terima... Terima... padahal Alwi belum benar-benar jelas mengatakan kalau dirinya menyukai Bulan Alwi baru bertanya dan belum berbicara terus terang tentang isi hatinya. tapi teman-temannya sudah menyoraki seperti itu.

"Gu... gue harus bagaimana? " gumam Bulan.

"Wi... bilang Wi... I Love You gitohhhh" Leman yang geregetan.

Alwi menoleh ke arah teman-temannya dan menoleh lagi ke arah Bulan, dan tanpa fikir panjang lagi Alwi langsung menarik tangan Bulan dan mengajak Bulan berlari dari hadapan semua orang yang ada di pabrik, tapi itu tidak mengurangi sorakan mereka tetap saja bersorak meneriaki mereka berdua yang terlihat malu-malu.

Alwi membawa lari Bulan keluar dari pabrik dan menjauh dari daerah pabrik, nafas keduanya bahkan sampai ngos-ngosan.

"Lan.... maaf ya... elu jadi malu begini" ucap Alwi yang ngos-ngosan.

"Eh... nggak apa-apa" ucap Bulan sambil tertunduk.

Alwi melepaskan tangannya dari Bulan dan mulai berbicara serius.

"Lan... maaf ya tapi boleh gue tanya sekali lagi sama elu? " tanya Alwi.

"Tanya apa? " Bulan bingung.

"Bagaimana perasaan elu kalo gue benar suka sama elu? " tanya Alwi.

"Eh... " Bulan kebingungan. masalah nya Alwi adalah orang yang paling menyebalkan dulu yang dia tahu saat di sekolah, walaupun saat ini Alwi ada perubahan saat di dunia kerja.

"Hehehe Wi... bisa nggak kita bahas nggak pembicaraan ini? " ucap Bulan dia malah cengar-cengir.

Alwi menghela nafasnya dalam.

"Nggak bisa, karena sejujurnya gue emang suka sama elu" akhirnya Alwi mengucapkan kata-kata itu. Kata-kata yang selalu tertahan dan tak bisa dia ucapkan, dia selalu bertingkah aneh dan menyebalkan bila di depan Bulan dulu tapi setelah satu tahun tak bertemu dan mereka di pertemukan kembali oleh waktu di tempat yang tak terduga juga, Alwi mulai menyadari kalau hati nya saat ini telah di terisi sebuah nama yaitu Bulan.

Bulan terdiam dan tertegun saat mendengar perkataan Alwi, dirinya seolah tak percaya dengan apa yang di dengar nya saat ini, seorang Alwi orang yang paling sulit untuk berbicara dengan lawan jenis, kini mengatakan kalau dirinya menyukai nya.

"Se... sejak kapan? " tanya Bulan ragu bahkan Bulan melangkah mundur karena dia takut kalau Alwi hanya mengerjainnya walau dia tahu Alwi bukan tipe orang yang suka bercanda Alwi tipe orang yang serius.

"Nggak tahu" Alwi menggidikan bahunya saat menjawab pertanyaan Bulan.

"Elu nggak lagi bercanda kan Wi? " tanya Bulan lagi.

"Emang kapan gue pernah bercanda? " tanya Alwi.

"I... iya sih" Bulan tertunduk malu, ini adalah yang pertama kali baginya merasakan getsran di dadanya saat seseorang mengatakan cinta padanya biasanya dia tak pernah merasakan hal seperti ini sebelum nya setiap ada laki-laki yang mengatakan menyukainya.

"Nggak usah di fikirin omongan gue, nggak penting ya dah elu balik gih hati-hati di jalan ya" ucap Alwi saat dia melihat kebingungan di wajah Bulan.

Bulan terdiam beberapa detik dan saat Alwi ingin berjalan meninggalkan nya Bulan memanggilnya kembali.

"Alwi... maaf tapi bisa elu kasih waktu buat gue? " ucap Bulan yang menghentikan langkah Alwi.

"Waktu? waktu apa? " tanya Alwi bingung.

"Beri gue waktu, gue perlu berfikir tentang hubungan kita selanjutnya, jujur gue belum pernah ngerasain hal yang seperti ini, biasanya gue... "

Alwi tersenyum.

"Iya gue. tahu biasanya elu nggak diam, biasanya elu langsung tegas nolak mentah-mentah, oke gue tunggu elu, tapi jangan lama-lama ya" ucap Alwi lembut.

Bulan pun tersenyum saat Alwi memberikan nya kesempatan, untuk hubungan ini.

Dan keduanya pun berpisah di jalan karena arah rumah mereka berbeda.

Di perjalanan keduanya tersenyum-senyum sendiri karena ini hal yang pertama kali bagi mereka yang mereka rasakan.

Alwi sendiri sadar kalau perasaannya ini salah pada Bulan karena, bila keluarga apa lagi orang tuanya tahu kalau dirinya menyukai lawan jenis di usianya yang masih muda, di tambah lagi melanggar aturan keluarga kalau dirinya di larang pacaran, karena pacaran itu hanya akan merusak iman saja, tapi dirinya tak bisa membohongi hatinya karena dirinya memang menyukai Bulan.

Alwi juga tak bermaksud untuk menjalin hubungan dengan Bulan dengan ketidkanyamanan seriusan dan bukan hanya mengandalkan nafsu saja, ini benar-benar dari hatinya yang terdalam bukan hanya karena nafsu belakang saja.

Bulan berlari di sebuah gang kecil dan berhenti di sebuah rumah sederhana itu bukan rumah orang tuanya melainkan itu rumah sahabat kecilnya bernama Gita.

Saat sampai di rumah Gita ibu Gita yang menganggap Bulan seperti anaknya sendiri pun membiarkannya masuk ke kamar Gita yang memang sedang berada di kamarnya.

Bulan berjalan cepat ke kamar Gita dan langsung membuka pintu kamar Gita.

"Ta... " sapa Bulan saat dirinya muncul dari balik pintu tersebut.

"Eh elu ada apaan? pulang kerja langsung kesini? " tanya Gita bingung.

"Ta... Ta... Alwi nembak gua Ta... " ucap Bulan menggebu-gebu.

"Apa?! " Gita terkejut.

"Si item jelek nembak elu? " Gita mengatai Alwi hitam dan jelek karena jukukan itu berasal dari Bulan.

Gita yang tidak tahu sosok Alwi seperti apa aslinya karena mereka tidak satu sekolah saat mereka SMK, keduanya bersekolah di sekolah berbeda, dan Gita hanya tahu sosok Alwi dari cerita Bulan saja.

Karena Bulan selalu menyebutkan kalau Alwi itu hitam dan jelek jadinya yang tertanam di benak Gita adalah Alwi itu Hitam dan jelek, padahal tak sejelek itu juga Alwi itu sebenarnya hitam manis bak aktor film India.bahkan dulu teman-temannya yang fans Alwi ada yang mengatakan kalau Alwi itu mirip dengan Ajay Devgan, tapi karena Bulan itu selalu kesal dengan Alwi mangkanya Bulan tak pernah melihat kelebihan Alwi hanya kejelekannya saja yang di lihatnya.

"Terus elu Terima gitu cinta si item itu? " tanya Gita.

"Belum sih tapi gue ngerasa aneh Ta... dada gue deg... degan loh pas dia bilang di suka sama gue" jelas Bulan.

Gita melihat ke arah sahabatnya itu, memperhatikan wajah sahabatnya yang tersipu malu yang sepertinya sedang jatuh cinta.

"Lan... elu suka juga sama dia? " tanya Gita.

"Nggak tahu" jawab Bulan malu-malu.

Ya ampun sahabat gue yang cantik, putih wajahnya perpaduan Jepang belanda masa dapet pacarnya hitam jelek sih kasihan amat.

Batin Gita, yang tak rela sahabat nya yang sebenarnya cantik ini mendapatkan pacar yang jelek, padahal Alwi nggak sejelek yang di bayangkan oleh Gita. 🤣🤣🤣.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!