bab 12. Shareen hamil

Para pelayat sudah pulang, hanya tinggal Shareen bersama Alan dan juga bu RT. Bu RT sengaja belum pulang. Ia sangat kasihan dengan Shareen yang masih saja menangis sambil memeluk Alan.

Tadinya bu RT sudah meminta Allia untuk menemani Shareen. Allia mengatakan ia akan pulang dulu karna akan memasak untuk ayah dan juga suaminya. Setelah itu ia akan balik lagi. Tapi sudah dua jam lebih, belum juga nampak batang hidungnya.

Selain karna kasihan, bu RT juga ingin menanyakan tentang Aditya. Bukan karna ingin mencampuri rumah tangga Shareen, tapi bu RT merasa perlu menanyakan itu, karna merasa ada yang tidak beres dengan rumah tangga mereka. Sebagai seorang bu RT, ia merasa terpanggil untuk memperhatikan warganya, apalagi keluarga Shareen seperti tidak peduli dengan Shareen.

"Alan, sini sama ibu," ucap bu RT pada Alan. Tapi Alan menolak, ia bahkan makin erat memeluk mamanya. Bu RT pun tidak memaksanya. Sedangkan Shareen masih saja terisak.

"Shareen, apa saya boleh bertanya sesuatu. Maaf, saya tidak bermaksud ikut campur dengan rumah tangga kamu. Tapi saya benar-benar peduli dengan kamu. Tapi kalau kamu belum mau bercerita sekarang tidak apa. Kamu bisa bercerita kalau sudah siap. Tapi saya sarankan, jika kamu memang sedang ada masalah. Berbagilah dengan, jangan dipendam sendiri, nanti bisa membuatmu sakit. Kamu harus kuat demi Alan. Dia sangat membutuhkan mu," kata bu RT sambil mengelus-elus punggung Shareen.

Shareen tidak menjawab, tapi ia langsung memeluk bu RT. Sedangkan tangisnya yang tadi udah reda, sekarang makin keras saja.

Bu RT membiarkan Shareen memeluknya, sampai tangis Shareen reda kembali. Ia kasihan dengan Shareen yang begitu rapuh. Bu RT juga heran dengan sikap keluarga Shareen yang sangat acuh. Padahal saat ini Shareen butuh keluarga untuk menguatkannya.

"Tidak apa, menangislah! Lepaskan beban di hatimu."

Cukup lama Shareen menangis dan memeluk bu RT. Ia melepaskan pelukan saat Alan menangis, mungkin ia sesak karna berada di pelukan sang ibu yang juga memeluk bu RT.

"Mas Aditya, Bu," ucap Shareen sambil terisak.

"Kenapa dengan Aditya? Apa yang terjadi sehingga ia tidak ada saat Alana pergi?"

Shareen terdiam, tapi tangisnya sudah tak terdengar lagi. Pandangan matanya kosong dan menyiratkan kesedihan yang teramat dalam. Kemudian terlihat Shareen menarik nafas panjang.

"Jangan dipaksa, jika memang kamu belum siap," ucap bu RT lagi sambil menyentuh pundak Shareen.

"Mas Aditya yang membunuh Alana Bu, huhu ... huhu ...."

Bu RT menutup mulutnya dengan telapak tangan, ia sangat kaget mendengar perkataan Shareen. Ia benar-benar tidak mengerti apa maksud Shareen berkata seperti itu. Karna bu RT taunya Alana demam tinggi dan kejang-kejang.

"Shareen, tenangkan dirimu, tidak baik berkata seperti itu. Nanti kalau orang lain mendengarnya, mereka akan salah paham."

Shareen menggelengkan kepalanya.

"Tidak Bu, biarkan saja orang lain tau. Toh saya berkata yang sebenarnya."

Bu RT berfikir sejenak. Ia bingung harus berkata apa. Ini bukan masalah sepele, jika apa yang dikatakan Shareen tadi benar adanya.

"Shareen, apa maksudnya Aditya yang membunuh Alana? Bukankah Alana meninggal karna demam? Bahkan saya masih ingat saat kamu kemarin membawa Alana ke rumah sakit. Terus bagaimana bisa Aditya yang membunuhnya."

Shareen pun menceritakan semuanya. Mulai dari saat Aditya mengigau nama Rhania. Sampai saat Alana terjatuh karena mengejar Aditya. Sehingga membuat Alana demam dan akhirnya meninggal.

Bu RT benar-benar tidak menyangka kejadiannya serumit itu. Ternyata selama ini Aditya mengalami amnesia.

"Kamu tau dimana rumah mereka?"

"Tidak, lagi pula, saya sudah tidak mau lagi berhubungan dengan keluarga mereka. Mereka semua yang telah membunuh Alana. Saya tidak akan pernah memaafkan mereka. Saya berharap suatu saat mereka bisa merasakan sakit yang saya rasakan ini."

Shareen sengaja menekankan kata membunuh. Karna ia sangat sakit hati dengan keluarga Aditya yang sebenarnya bernama Keenan.

"Istighfar Shareen. Jangan berkata seperti itu, Allah tau rasa sakit yang kamu rasakan. Tapi kamu harus ikhlas. Biarkan Allah yang akan membalasnya. Bagaimana pun, masih ada Alan yang masih membutuhkan papanya.

"Tidak, Alan tidak memerlukan papanya. Saya bisa menjadi mama sekaligus papa untuknya. Saya sudah ikhlas berpisah dengan mas Adit. Lagi pula, saya yakin, dia tidak membutuhkan kami lagi," ucap Shareen.

"Bagaimana dengan bayi yang ada di dalam kandunganmu? Apa kamu akan membiarkannya lahir tanpa tau papanya?"

"Bayi? Maksud bu RT? Saya tidak sedang hamil, Bu."

"Kamu tidak tau, kalau kamu hamil. Kemarin saat kamu pingsan, dokter mengatakan kamu hamil. Saya pikir kamu sudah tau."

"Jangan bercanda, Bu. Saya tidak suka," kata Shareen lagi.

Bu RT pun menjelaskan pada Shareen, apa yang dikatakan Dokter padanya kemaren. Bu RT juga menyarankan Shareen untuk menceknya agar jelas.

Shareen mencoba mengingat jadwal tamu bulanannya. Ia menutup mulutnya saat tahu jadwal bulanannya sudah telat dua minggu.

Berbagai masalah belakangan ini membuatnya tidak memperhatikan jadwal tamu bulanannya.

Shareen terisak. Ia tidak tau harus senang atau sedih. Ia tidak tau rahasia apa yang sedang disiapkan oleh Allah. Saat Allah mengambil Alana, Allah juga mempersiapkan satu kehidupan lain untuk menggantinya.

Tapi sekarang yang jadi masalah, ia hamil saat hubungannya dengan Aditya sedang bermasalah.

***

Malam ini bu RT dan dua orang warga lain, terpaksa tidur di rumah Shareen. Mereka tidak sampai hati membiarkan Shareen bersua saja dengan Alan.

Mereka sepakat bergantian menemani Shareen. Mereka sangat geram dengan keluarga Shareen yang begitu tidak peduli dengan Shareen.

Terutama Allia sang kakak. Ia bahkan tak datang saat orang-orang melakukan yasinan untuk Alana.

***

Hari ini, sudah seminggu Alana meninggalkan Shareen. Meski hatinya masih dilanda kesedihan mendalam, Shareen mulai berusaha untuk bangkit demi Alan dan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Bagaimana pun ia butuh uang untuk makan, ia tidak mengharapkan Aditya lagi. Aditya bahkan tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. Beruntung seminggu ini warga bergantian mengantarkan makanan untuknya.

Jangan ditanya tentang Allia, bukannya membantu, ia bahkan hanya datang menagih hutang. Beruntung Shareen punya uang pemberian Aditya waktu itu. Sehingga ia bisa membayarnya. Kalau tidak pasti Shareen akan mendengar kata-kata tak pantas dari mulut Allia.

Soal kandungan, Shareen sudah menceknya. Bu RT juga yang membelikannya testpack. Dan ternyata hasilnya memang positif.

Tok ... tok ... tok.

Shareen yang sedang duduk sambil memikirkan nasib keluarganya, dikejutkan oleh suara pintu yang diketuk dari luar.

Shareen segera berdiri dan membukakan pintu.

"Mas Dion."

"Iya, kamu kenapa tidak memberi tau saya kalau Alana meninggal. Saya kan sudah bilang kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya."

"Maaf Mas Dion, saya rasa itu tidak perlu. Lagi pula banyak warga yang membantu saya."

Shareen heran, kenapa Dion marah padanya. Ia merasa penting untuk diberi tahu. Padahal selama ini mereka tidak begitu dekat.

Bahkan sekarang Dion menyelonong masuk, tanpa disuruh Shareen. Ia langsung mendekati Alan yang duduk di lantai.

Shareen tetap berdiri di pintu, ia tidak mau masuk, ia takut nanti orang-orang yang melihat akan berfikiran buruk. Warga sudah tau kalau Aditya sudah tidak pernah pulang. Entah apa nanti yang akan mereka katakan saat tau ada laki-laki lain di rumah Shareen.

"Huhu ... mama."

Shareen melirik ke arah Alan. Ternyata ia menangis karna di gendong oleh Dion. Shareen kesal, harusnya Dion tidak lancang.

Semenjak Alana meninggal, Alan memang menjadi sensitif dan takut dengan orang lain. Ia hanya mau dengan Shareen saja.

Mau tak mau Shareen harus ke dalam untuk menenangkan Alan. Ia bahkan sudah histeris di gendongan Dion.

"Enak ya, siang-siang berduaan."

Shareen yang tadinya sedang mengambil Alan dari gendongan Dion, langsung melihat ke sumber suara.

Ia kaget saat tau siapa yang datang. Apa yang ditakutkan Shareen terjadi. Pasti orang itu akan berfikir yang macam-macam.

Shareen melirik Dion, Shareen muak saat Dion masih sempat tersenyum dan tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!