Bab 2. pertengkaran di pasar.

"Mbak, aku nitip anak-anak sebentar, ya, Mbak," ucap Shareen pada Allia, kakak perempuannya.

Kebetulan rumah mereka masih berdekatan. Tepatnya, Rumah yang di tempati Allia adalah rumah orang tua mereka. Sedangkan Shareen mengontrak karna ia dan keluarganya tidak begitu akur. Padahal rumah orang tuanya lumayan besar. Di sana hanya di tempati oleh pak Tyo, yang tak lain adalah ayahnya Shareen, Allia dan suaminya beserta satu orang anak mereka.

"Ehh ... ehh ... enak aja, emangnya kamu mau kemana?" tanya Allia keberatan.

"Ada perlu, sebentar aja, Mbak," ucap Shareen sambil berlalu pergi. Jika bukan karna ingin mengikuti Aditya, ia tidak akan menitipkan anaknya. Karna ia tau, Allia tidak pernah mau membantunya. Tapi jika sedang butuh bantuan, pasti Allia minta tolong pada Shareen. Shareen pun tidak pernah menolak, meski ia harus kesusahan sendiri.

***

"Mas Dion, tunggu Mas," teriak Shareen, Saat melihat teman sesama kerja suaminya.

"Eh Shareen, ada apa? Oh ya, Aditya mana? Kenapa kamu yang ke pasar?" tanya laki-laki bernama Dion itu.

Shareen mengerutkan keningnya karna heran. Aditya sudah berangkat dari tadi, tapi Dion malah menanyakan Aditya. Itu artinya Aditya belum sampai ke tempat kerjanya.

"Loh, emangnya Mas Aditya belum sampai ya? Padahal tadi udah berangkat duluan," jawab Shareen yang membuat Dion heran.

"Belom, mungkin masih di jalan kali, emangnya ada apa?"

Shareen melihat ke sekelilingnya. Dion pun mengikuti arah pandang Shareen.

"Mas Dion, aku mau bertanya boleh gak?"

"Nanya apa?"

"Tapi jangan bilang Mas Aditya ya, kalau aku bertanya pada Mas Dion."

"Iya."

"Mas tau gak, sama Rhania."

"Rhania, kayaknya gak tau tuh."

"Atau Mas pernah dengar, Mas Aditya menyebut nama Rhania?"

"Kayaknya gak pernah juga tuh, emangnya kenapa?" tanya Dion kepo.

"Ya sudah, gak kenapa-kenapa. Tapi Mas janji ya. Jangan bilang sama Mas Aditya."

"Iya."

Shareen pun pergi meninggalkan Dion yang penasaran. Ia kembali menanyai pada teman-teman Aditya yang lain, tapi tidak ada satu pun yang tau dengan Rhania.

Sekarang Shareen semakin yakin, jika Aditya selingkuh, bahkan Aditya menyembunyikan dari teman-temannya.

"Ehh Shareen, tumben ke pasar, nyari Aditya ya?" tanya bu Ratri, tetangga Shareen yang kebetulan sedang belanja di pasar.

Shareen memang jarang ke pasar. Karna Aditya yang belanja. Ia tinggal memasak saja. Ia harus mencukup-cukupi apa pun yang diberikan Aditya. Ia tidak pernah diberi uang pegangan oleh Aditya.

"Iya Bu Ratri, Bu Ratri sedang belanja ya?" tanya Shareen berbasa-basi.

"Ya iyalah belanja, masak ke pasar mau berenang. Makanya sering-sering ke pasar. Oh ya, kamu nyari Aditya kan. Saya tadi melihatnya di ujung sana. Sedang ngobrol sama seorang wanita cantik."

Shareen langsung pergi ke arah yang ditunjukkan bu Ratri.

"Ehh ... ehh, main pergi saja, bilang makasi kek. Udah dikasih tau juga," gerutu bu Ratri.

Bukan apa-apa, Shareen sebenarnya malas bicara sama bu Ratri, karna ia sangat julid pada Shareen.

***

"Mas, Mas Aditya," teriak Shareen.

Ia melihat Aditya berjalan sambil memegangi kepalanya.

"Shareen, ngapain kamu ke sini, si kembar mana?"

"Mana dia Mas, mana perempuan itu?" tanya Shareen dengan nada penuh amarah.

Bukannya menjawab , Shareen malah mencecarnya dengan pertanyaan.

"Perempuan siapa?"

"Gak usah pura-pura, Mas. Mana pelakor itu. Kamu baru siap ketemuan kan, sama dia. Ngaku kamu Mas. Mana perempuan itu. Kamu selingkuh kan, Mas."

Kali ini Shareen berbicara dengan keras, sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya.

"Kamu ngomong apaan sih, jangan bicara yang tidak-tidak. Ayok pulang."

Aditya menarik tangan Shareen. Ia malu menjadi perhatian banyak orang.

"Lepas, Mas. Kamu jangan umpetin dia, aku mau bicara sama dia, dia harus tau kalau kamu sudah punya istri dan anak," teriak Shareen sambil berusaha berontak.

Tapi Aditya tidak melepaskannya. Ia terus menarik tangan Shareen ke tempat parkir motor. Kemudian menyuruh Shareen naik, dan Aditya langsung melajukan motornya menuju rumah.

***

Setibanya di rumah, Aditya bergegas turun dari motornya. Ia mencoba membuka pintu, ternyata pintu dikunci oleh Shareen.

Sedangkan Shareen tidak mau turun dari motor karna ia masih marah pada Aditya.

"Sini kuncinya, kalau kamu masih mau di sini silahkan saja," ucap Aditya.

Shareen pun turun dari motor. Ia segera membuka kunci pintu dan masuk kedalam rumah. Disusul oleh Aditya di belakangnya.

"Sejak kapan kamu berhubungan dengan wanita itu, Mas?"

Shareen menodong Aditya dengan pertanyaan.

"Ya Allah Shareen, kenapa kamu mulai lagi? Belum cukup kamu mempermalukan aku di pasar tadi. Sebenarnya apa mau kamu?"

"Aku mau, Mas mengakui perbuatan Mas. Dan jauhi wanita itu. Ingat Mas, kamu sudah punya istri dan anak. Apa kamu tidak memikirkan perasaan kami? Tega kamu, Mas. Tega kamu nyakitin aku dan anak-anak kamu. Apa kurangnya aku selama ini dalam melayani mu," ucap Shareen berapi-api.

"Wanita, wanita dan wanita terus yang kamu sebut dari tadi. Entah apa yang terjadi dengan mu? Bisa-bisanya kamu menuduh aku yang tidak-tidak."

Kali ini Aditya menjawab dengan keras.

"Aku bukan menuduh, tapi itu kenyataannya. Tadi bu Ratri juga lihat, kalau Mas sedang berduaan dengan wanita itu."

"Cukup!"

Aditya berteriak sambil menggebrak meja yang ada di depannya. Shareen pun sampai terlonjak karna kaget. Ia menangis, hatinya yang masih sakit, bertambah sakit karna Aditya membentaknya.

"Permisi."

Aditya dan Shareen serentak melihat ke arah pintu. Seorang wanita cantik berdiri di sana.

"Rhania," ucap Aditya, ia ingat, tadi saat bertemu wanita itu menyebutkan namanya.

Shareen yang mendengar itu, bergegas menuju pintu, sekarang ia tambah yakin jika Aditya telah berselingkuh. Bahkan sekarang selingkuhannya, terang-terangan datang ke rumah. Ia ingin melabrak Rhania.

"Pelakor, berani-beraninya kamu datang ke sini."

Shareen bersiap menjambak rambut Rhania. Tapi teriakan Aditya menghentikannya.

"Berhenti ...."

Aditya berteriak sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Kali ini, sakitnya lebih parah dari tadi.

Saking sakitnya, Aditya tidak sanggup menahannya. Sehingga ia jatuh pingsan.

"Mas Aditya."

"Mas Keenan."

Shareen dan Rhania serentak berteriak. Mereka berlari ke arah Aditya yang pingsan. Beberapa tetangga yang tadi datang karena mendengar keributan, ikut menolong Aditya.

"Mas ... Mas Keenan, bangun Mas," kata Rhania sambil menangis.

"Pelakor, awas kamu. Ngapain kamu pegang-pegang suami saya. Lagi pula nama suami saya Aditya bukan Keenan."

Shareen marah, lalu mendorong Rhania keluar rumah. Ia menyuruh Rhania untuk pergi. Rhania sempat menolak, ia ingin memastikan jika Aditya adalah Keenan, sang suami, yang sudah lama pergi. Para tetangga hanya melongo melihat pertengkaran Shareen dan Rhania. Mereka juga bingung dengan apa yang terjadi.

Meski sedih, Rhania akhirnya memilih pergi. Sesaat kemudian ia tersenyum sambil berkata. "Akhirnya, aku menemukan mu, Mas Keenan."

Terpopuler

Comments

humaira agustine

humaira agustine

ikutan gemes ya kk

2023-09-28

0

JasmineSeroja82

JasmineSeroja82

gemes sma istri y

2023-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!