bab 16. Shareen akan tetap disini.

"Shareen akan tetap disini sampai bayinya lahir."

Rhania melotot tidak percaya dengan perkataan Aditya. Begitu juga mama Lucy.

Sedangkan papanya Keenan tersenyum, ia bangga, Keenan mau mendengarkan perkataannya.

"Mas! Apa yang kamu katakan? Kenapa membiarkannya tinggal di sini? Jangan bilang kamu masih mencintainya?" tanya Rhania dengan suara keras.

"Iya, Nak. Kenapa mengambil keputusan seperti itu? Kasihan Rhania. Ia sudah setia menunggumu selama ini," kata mama Lucy membela Rhania. Kemudian Ia berusaha menenangkan Rhania.

"Aku melakukannya demi Alan, Ma. Aku kasihan melihatnya terus menangis dan murung, tolong mama mendukung keputusanku," ucap Keenan lagi.

"Papa juga sih, kenapa Papa menyuruh Keenan melakukan itu?" protes mama Lucy

"Itu keputusan Keenan. Papa hanya memberinya pengertian. Papa tidak ingin dia salah dalam mengambil keputusan dan nantinya akan menyesal, papa setuju dengan keputusan Keenan, karena itulah yang terbaik," jawab papa Keenan

Meski Shareen tidak bisa membawa Alan pergi. Tapi ia cukup senang mendengar perkataan Keenan. Shareen tidak peduli dengan alasan Keenan membiarkannya tetap tinggal di sini. Yang penting ia bisa bersama Alan.

"Tapi dengan satu syarat. Jangan pernah berniat atau mencoba membawa kabur Alan dari sini. Kalau itu terjadi, selamanya saya tidak akan membiarkan kamu bertemu dengan Alan. Saya akan membawanya pergi jauh, sampai kamu tidak bisa menemukannya lagi," lanjut Keenan.

Shareen menganggukkan kepalanya. Iya tidak masalah dengan syarat yang diajukan Keenan. Baginya yang terpenting ia bisa bersama Alan. Soal yang lainnya, ia pasti bisa menghadapi. Ia bahkan sudah tak sabar untuk memeluk putranya itu.

"Tega kamu, Mas. Aku pikir kamu tidak akan membelanya lagi. Tapi ternyata kamu malah membiarkannya tinggal di sini "

Rhania pergi meninggalkan ruangan itu. Dengan kaki yang dihentak-hentakkan, Ia langsung masuk ke kamarnya. Keenan pun bergegas menyusulnya. Tidak lama mama Lucy pun berdiri dan pergi dari situ. Ia sama kesalnya dengan Rhania.

"Baiklah, sekarang kamu bisa istirahat. Nanti saya akan meminta bik Rum untuk menyiapkan kamar untuk mu. Kamu juga bisa menemui Alan. Sekarang ia sedang tidur. Jangan sungkan, sekarang ini juga rumah kamu," kata papa Keenan lagi.

"Terima kasih banyak, Pak. Bapak telah mengizinkan saya tinggal di sini dan bertemu anak saya. Selamanya saya akan berhutang budi pada Bapak, saya tidak akan pernah melupakan kebaikan Bapak," ucap Shareen sambil menangis haru.

Dan dijawab dengan anggukan oleh papanya Keenan.

"Kalau begitu, saya pulang dulu, Mas. Sepertinya sebentar lagi mas Burhan akan pulang," kata tante Serly pada kakaknya itu. Ia lalu menyalami tangan sang kakak.

"Baiklah, hati-hati, saya juga mau istirahat," jawab papa Keenan. Kemudian ia memanggil bik Rum dan memintanya untuk menyiapkan kamar untuk Shareen. Ia juga meminta bik Rum untuk membantu keperluan Shareen.

"Shareen, tante pulang dulu. Keputusan Keenan sudah tepat. Kamu tidak perlu takut. Kamu hanya perlu bersabar. Yang penting kamu bisa bersama anakmu," pesan tante Serly sebelum ia pulang.

Shareen pun mengiyakannya. Ia juga berterima kasih. Berkat tante Serly, ia bisa berada disini.

***

"Sayang, dengar kan mas dulu. Mas melakukannya demi Alan dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Mas tidak mau kehilangan mereka," kata Keenan sambil memeluk Rhania dari belakang. Ia mencoba memberi pengertian pada Rhania.

"Kenapa Mas? Kenapa kamu sangat takut kehilangan mereka? Kenapa? Apa karna aku tidak bisa memberimu anak? Begitu maksud kamu mas," kata Rhania sambil menangis. Ia juga melepaskan tubuhnya dari pelukan Keenan.

"Sayang, mas tidak berkata begitu, lagi pula mereka juga akan menjadi anak-anak kamu. Jadi mas mohon, kamu mengerti posisi mas," kata Keenan lagi. Ia mencoba mendekati Rhania lagi. Tapi ditolak oleh Rhania.

"Lagi pula, apa mas percaya begitu saja, kalau anak yang dikandungnya itu adalah darah daging mas sendiri? Bagaimana kalau itu anak dari laki-laki lain? Mas lihat sendiri kan, saat kita kesana, ia memasukkan laki-laki lain ke dalam rumah?"

"Sayang jangan berkata seperti itu, mas percaya Shareen tidak seperti itu. Mungkin saja kemarin itu kita hanya salah paham."

"Haha ... haha ... aku tidak percaya Mas. Kamu membelanya. Aku sangat sedih mendengarnya. Bahkan belum sehari dia di sini, ia sudah menghinaku. Tapi kamu tidak memarahinya. Entah apa maksudnya mengatakan pada papa, aku akan melahirkan cucu untuk papa?"

Kali ini tangis Rhania makin pecah.

"Sayang, kamu salah paham. Shareen tidak tau dengan kondisimu. Kalau ia tau, aku yakin dia tidak akan berbicara seperti itu."

"Astaga Mas. Kamu bahkan membelanya lagi. Kamu juga menyebut namanya saat berbicara dengan aku. Kalau tau begini aku menyesal Mas sudah membuat ingatanmu kembali. Aku juga menyesal setia menunggumu selama ini."

Aditya kaget dengan perkataan Rhania. Ia paham Rhania sangat sensitif jika bicara berhubungan dengan anak. Itu karna ia tidak akan bisa melahirkan anak dari rahimnya sendiri. Kecelakaan itu membuatnya yang waktu itu sedang hamil muda, harus merelakan kepergian calon bayinya. Tidak hanya itu, ia juga harus menerima kenyataan kalau rahimnya harus diangkat.

Kerasnya benturan diperut Rhania karna kecelakaan itu, membuat rahimnya rusak parah dan harus diangkat.

Dan itu jugalah salah satu alasan Keenan membawa Alan ke sini. Agar Rhania bisa merasakan jadi seorang ibu.

"Sayang, mas tidak bermaksud seperti itu. Mas mohon jangan katakan itu lagi. Mas sedih, kalau kamu masih seperti itu, mas juga menyesal. Lebih baik waktu itu, mas meninggal saja. Dari pada mas hidup, tapi hanya akan membuatmu sedih dan menangis," kata Keenan.

Sekarang Rhania yang kaget mendengar perkataan Keenan. Ia langsung memeluk Keenan dan meminta maaf. Keenan balas memeluk Rhania. Ia juga meminta maaf pada istrinya itu.

Shareen menghapus air matanya. Tadi ia diminta bik Rum untuk mengikutinya ke kamar. Ternyata ia melewati kamar Rhania. Shareen berhenti saat mendengar Rhania dan Keenan berdebat. Pintu yang terbuka sedikit juga membuat Shareen bisa melihat apa yang terjadi di dalam.

Ada rasa cemburu di hati Shareen saat melihat Keenan begitu mencintai Rhani. Tapi ia mencoba berdamai dengan perasaannya itu.

Shareen juga menyesal, ia merasa bersalah pada Rhania. Ketidak tahuannya, membuat Rhania sedih dan sakit hati. Sebagai seorang wanita dan ibu ia paham dengan yang dirasakan Rhania.

Shareen berjanji dalam hatinya akan meminta maaf pada Rhania. Bagaimana pun sekarang ia sudah tinggal di sini. Ia ingin hubungannya dengan semua orang yang ada di sini baik-baik saja. Meskipun Shareen percaya itu akan sulit.

Tapi Shareen akan tetap berusaha. Tidak ada yang tak mungkin, jika Allah mengizinkan. Kata itulah yang selalu dipegang Shareen.

"Mama."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!