"Mas, ini banyak banget uangnya. Makanan ini juga pasti mahal, hari ini kamu dapat rezeki lebih ya, Mas? Alhamdulillah," ucap Shareen senang sekaligus terharu.
Baru kali ini Shareen diberi uang oleh Aditya. Apalagi nominalnya sangat banyak menurut Shareen. Ada uang kertas berwarna merah lima lembar. Ada berbagai macam roti dan buah juga.
Sambil menyuapi si kembar dengan sup daging yang dibawa Aditya. Shareen juga ikut makan bersama mereka. Si kembar terlihat senang, mereka juga makan dengan lahap.
Mereka memang jarang makan makanan enak. Mungkin hanya sesekali saja. Itu pun saat ada orang yang mengundang mereka ke kondangan. Tapi tetap saja mereka tidak bisa makan sepuasnya. Jadi tidak heran kalau sekarang mereka sangat bahagia.
Aditya tersenyum melihat itu. Saat Shareen juga menawarkan Aditya, ia menolak, ia beralasan sudah makan tadi di pasar. Padahal tadi Aditya makan di restoran mahal karna ditraktir sama mama Lucy dan Rhania.
"Iya Sayang, alhamdulillah, itu rezeki kamu dan si kembar. Hari ini ada orang baik yang butuh tenaga aku untuk angkat barang dan dia membayar lebih. Sepertinya orang kaya," jawab Aditya berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan semua itu pemberian dari Rhania. Bisa-bisa Shareen marah dan membuangnya.
Tadi Aditya menolak saat mama Lucy memberinya uang dan makanan. Tapi mama Lucy memohon agar Aditya menerima.
Mama Lucy mengatakan itu untuk si kembar dan sebagai ganti karna Aditya hari ini tidak bekerja.
Lagi-lagi Aditya tidak tega menolaknya.
"Mudah-mudahan sering seperti ini ya, Mas," ucap Shareen lagi. Ia berkata dengan kondisi mulut yang penuh dengan makanan.
"Iya."
"Kalau kamu tau itu dari siapa, Mas yakin kamu tidak akan berkata seperti itu. Maafkan Mas yang sudah berbohong," ucap Aditya dalam hatinya.
Malam telah tiba, Shareen dan si kembar sudah terlelap. Sepertinya mereka tidur dengan senang, karna perut mereka sudah kenyang dengan makanan yang enak.
Beda halnya dengan Aditya, meski badannya sudah di atas kasur, tapi dari tadi ia gelisah, kepalanya juga sedikit pusing. Bayangan mama Lucy dan Rhania terus saja memenuhi otaknya.
Tidak tahan akan sakit kepalanya, Aditya memutuskan meminum obat sakit kepala yang ada di rumahnya. Barulah setelah itu ia bisa tidur.
****
"Mas, ada apa? Kenapa mobilnya tidak bisa berhenti? Aku takut, Mas. Mas aku seperti mencium bau terbakar. Mas aku takut. Aku benar-benar takut Mas."
"Tidak ... Mas, tolong. Mas ...."
"Aghhhttt ... tidak ... Rhania."
Bughtt.
"Ahhh."
"Mas, Mas Aditya, kamu tidak apa-apa, Mas?" ucap Shareen cemas saat mendapati Aditya terjatuh dari tempat tidur. Ia mencoba membantu Aditya berdiri.
Shareen terbangun saat mendengar teriakan suaminya, disusul bunyi benda jatuh. Ternyata saat dilihatnya, Aditya lah yang sudah terjatuh di lantai.
Aditya tidak merespon. Ia terus memegangi kepalanya yang tadi sempat membentur lantai. Tidak lama Aditya jatuh pingsan.
"Mas Adit, bangun Mas. Kamu kenapa Mas?"
Shareen cemas sekaligus takut, digoyang-goyangkannya tubuh Aditya, tapi tetap tak ada respon.
Shareen melihat jam di dinding, ternyata jam menunjukkan pukul satu dini hari. Ia mau minta tolong tetangga, tapi ia juga takut keluar.
Shareen mengambil minyak kayu putih, kemudian mendekatkan ke hidung Aditya. Shareen juga menggosokkan ke telapak kaki dan tangan Aditya.
Tidak berapa lama, Aditya siuman. Shareen yang tadinya takut terjadi sesuatu pada Aditya, langsung memeluknya.
"Kenapa Mas?" tanya Shareen saat Aditya melepaskan pelukannya dan sedikit menjauhkan tubuhnya dari Shareen. Shareen pun sedikit kaget dengan reaksi Aditya.
"Mas, kamu baik-baik aja kan, Mas?"
"Ya, saya baik-baik saja," ucap Aditya datar. Shareen merasa aneh dengan ucapan Aditya. Ia memanggil saya pada dirinya sendiri. Padahal biasanya Aditya akan menggunakan kata aku saat berbicara dengan Shareen.
Shareen akan bertanya lagi. Tapi Alan terbangun dan menangis, sehingga Shareen harus mendiamkannya dulu.
Aditya masih duduk di tempat tadi. Dia hanya diam, sesekali juga ia mencuri pandang pada Shareen. Saat tatapan mata mereka bertemu, anehnya Aditya langsung mengalihkan pandangannya.
"Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan mas Adit?" kata Shareen dalam hatinya.
Cukup lama, kecanggungan terjadi diantara mereka. Akhirnya Aditya pergi tidur sambil membelakangi Shareen.
Setelah anaknya kembali terlelap. Shareen mencoba untuk tidur juga. Namun matanya sulit terlelap. Ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan Aditya?
***
"Mas Adit, Mas, Mas Aditya."
Shareen heran, kenapa Aditya yang pagi ini duduk dimeja tidak menjawab panggilannya. Padahal jarak mereka tidak begitu jauh. Tidak mungkin Aditya tidak mendengarnya. Entah apa yang sedang difikirkan Aditya saat ini?
"Mas Aditya."
Shareen mendatangi Aditya sambil memegang bahunya. Kentara sekali Aditya kaget dan memandang aneh tangan Shareen yang memegang pundaknya.
Aditya lekas berdiri dan sedikit menjauh dari Shareen. Ekspresinya sama saat tadi malam Shareen memeluknya. Shareen benar-benar tidak mengerti dengan perubahan Aditya.
"Ada apa, Mas? Kenapa kamu kaget seperti itu?" tanya Shareen.
"Hah ... oh, tidak. Maaf, saya kaget karna kamu datang tiba-tiba," jawab Aditya gugup.
"Kaget? kan emang dari tadi aku di sini, Mas. Sebenarnya kamu lagi mikirin apa Mas? Dari semalam aku merasa ada yang aneh dengan diri Mas," ucap Shareen lagi.
Hati-hati Shareen bertanya. Ia tidak ingin Aditya berfikir macam-macam. Sehingga membuat mereka bertengkar lagi.
"Tidak, saya tidak kenapa-napa?" Saya mau pergi ke pasar dulu," ucap Aditya lagi. Bahkan ia langsung pergi setelah mengatakan itu. Tinggal lah Shareen yang kebingungan sendirian.
***
"Hai, Bro. Tumben banget Loe datang cepat," sapa Dion yang baru saja datang. Ia sedikit kaget mendapati Aditya sudah datang duluan.
"Iya, Gue mau izin gak ikut kerja lagi hari ini. Gue ada janji lagi sama Rhania," jawab Aditya.
"Ya sudah, nanti Gue bilangin si bos. Lebih baik seperti itu. Loe harus selesaikan masalah Loe dulu," ucap Dion lagi.
"Ketemuan dimana?"
Aditya pun mengatakan dimana dia dan Rhania janjian bertemu. Kemarin mama Lucy yang meminta Aditya untuk menemui Rhania. Karna Rhania akan memperlihatkan sesuatu padanya. Sedangkan mama Lucy tidak ikut, karna ia akan ada acara.
***
Aditya sudah tiba ditempat mereka janjian. Ia sengaja datang lebih dulu.
Dari jauh, ia melihat Rhania turun dari mobilnya.
Jantung Aditya berdetak tak beraturan. Apalagi saat Rhania tersenyum, saat melihat kehadiran Aditya.
Deg ... deg ... deg.
Jantung Aditya makin berdebar kencang, seiring langkah Rhania yang semakin mendekat. Rhania benar-benar memperlihatkan pesonanya. Bahkan Aditya tak sanggup untuk berpaling dari pandangannya.
"Hai, Mas. Maaf aku terlam--bat."
Terbata Rhania melanjutkan ucapannya. Jantungnya terasa ingin copot. Sesaat ia merasa dunia berhenti berputar.
Dari kejauhan sepasang mata merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dunianya juga seperti berhenti berputar. Air mata jatuh membasahi pipinya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Yang dia tau saat ini hanyalah hatinya yang begitu sakit dan perih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments