Bab 9. ingatan Keenan sudah kembali

"M ...Mas ada apa ini? tanya Rhania ragu. Ia bahkan belum membalas pelukan Aditya. Bagaimana pun Rhania mencoba tenang, tetap saja ia tidak bisa. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.

Rhania sempat berfikir Aditya sudah mengingat siapa dirinya yang sebenarnya. Hanya saja ia tidak mau terlalu dini menduga. Ia takut nantinya akan kecewa.

"Kenapa? Kamu tidak kangen dengan Mas?"

"Mas? Kamu sudah ingat Mas. Kamu Mas Keenan?"

Bergetar suara Rhania mengatakan itu. Susah payah ia menahan air matanya untuk tidak tumpah.

"Iya Sayang. Ini Mas, Mas sudah ingat semuanya," ucap Keenan. Ia menatap lekat mata cantik Rhania.

Bahkan dengan sigap Keenan menghapus air mata Rhania yang sudah menetes.

"Hu ... hu ... Mas. Aku tidak bermimpi, kan, Mas. Ini beneran kamu?" tanya Rhania sambil menangis. Bahkan tangisannya terdengar pilu di telinga Keenan.

Keenan tersenyum, ia kembali memeluk Rhania. Sekarang Rhania sudah membalas pelukan Keenan. Bahkan ia memeluk sangat erat.

Rhania masih menangis. Ia menangis haru. Ini benar-benar keajaiban untuknya.

"Mas, jangan pergi lagi. Aku sangat takut," ucap Rhania.

Keenan melepas pelukannya. Ia mengusap air mata Rhania.

"Maafkan Mas yang sudah membuatmu takut. Mas janji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi," kata Keenan lembut.

Tangis Rhania makin kuat mendengar perkataan Keenan. Ia bahagia, ia memeluk tubuh Keenan dengan kuat. Ia merasakan kenyamanan yang telah lama hilang.

Bagaimana derasnya air mata bahagia Rhania. Lebih deras lagi, air mata seorang perempuan yang berdiri tidak jauh dari sana. Pandangannya tidak lepas dari sepasang kekasih yang saling lepas rindu itu.

Hanya saja, air mata perempuan itu, adalah air mata kesedihan. Ia tidak tau harus berbuat apa.

Shareen tidak percaya, suami yang selama ini begitu dicintainya ternyata sudah beristri. Dan yang lebih menyedihkan lagi ia menikahi lelaki yang bahkan tidak ingat siapa dirinya sebenarnya alias amnesia.

Tadinya Shareen kesini karna di beritahu Dion. Dion datang ke rumahnya. Dengan alasan kasihan dengan Shareen yang dibohongi Aditya. Dion memberi tahu kalau Aditya seharian kemaren tidak bekerja, ia pergi dengan Rhania dan mamanya.

Untuk makin meyakinkan Shareen, Dion mengajak Shareen melihat langsung Aditya yang hari ini juga bertemu Rhania.

Awalnya Shareen menolak, tapi Dion meyakinkannya. Jadilah Shareen dan Dion pergi ke tempat Aditya ketemuan.

Shareen kecewa saat Aditya benar-benar ada di sana. Tapi ternyata kenyataan yang di dapatinya tidak hanya membuatnya kecewa, tapi mampu membuat dirinya dan rumah tangganya hancur.

"Sayang, kamu mau ngapain?" tanya Keenan saat melihat Rhania mengeluarkan ponselnya.

"Aku mau telpon mama, Mas. Mama pasti senang saat tau ingatan kamu sudah kembali," jawab Rhania.

"Tidak usah, nanti aja pas di rumah. Biarkan ini jadi kejutan untuk mama," ucap Keenan lagi, sambil mengambil ponsel Rhania.

Keenan tersenyum membayangkan bahagianya mama Lucy saat nanti mendapati ia datang ke rumah sang mama.

"Mas, kamu mau pulang ke rumah?" tanya Rhania tak percaya.

"Iya dong Sayang. Emangnya mas mau pulang kemana lagi?"

"Terus, bagaimana dengan istri kamu?"

tanya Rhania ragu-ragu.

"Istri Mas kan kamu. Jadi, mas akan ikut pulang bersama mu."

Shareen yang mendengar itu, langsung terduduk di lantai. Tubuhnya langsung tak bertenaga. Ia tidak percaya suaminya berkata seperti itu. Apa sekarang sang suami lupa dengan dirinya.

"Mas. Aku serius, bagaimana dengan Shareen dan anak kamu."

"Nanti Mas akan kirim pesan padanya. Mas minta maaf sudah menduakan mu. Ini bukan keinginan mas," ucap Keenan sambil mencium punggung tangan Rhania.

"Tidak apa-apa Mas. Itu di luar kendali kamu. Yang terpenting sekarang dan kedepannya kita selalu bersama."

Keenan pun berterima kasih pada Rhania yang sudah setia menunggunya. Berkat Rhania juga ingatannya bisa kembali.

"Papa," ucap Alana. Ia merengek ingin ke tempat papa nya. Ia datang menghampiri Shareen. Tadi ia diajak Dion untuk berbelanja, agar tidak mengganggu pengintaian Shareen. Sedangkan Alan hanya memandang papanya lekat tanpa satu katapun yang keluar dari mulutnya.

Shareen ingin mengajak anak-anaknya pergi dari sana. Tapi ternyata Alana malah lari mengejar sang papa. Tapi sayang, papanya udah berjalan menuju mobilnya. Bahkan sekarang Keenan dan Rhania sudah menaiki mobil yang tadi dibawa Rhania.

"Papa ... Papa ... Papa."

"Papa ... Papa ...."

Bersahutan Alan dan Alana memanggil sang papa. Shareen pun berlari menyusul sang anak.

Mobil Rhania sudah melaju sedangkan Alana masih berusaha mengejarnya sambil memanggil sang papa, disusul Shareen yang berlari sambil menggendong Alan.

Shareen yakin sang suami tadi sempat melihat mereka. Tapi sepertinya tidak ada keinginannya untuk berhenti. Di situlah air mata Shareen jatuh. Jika benar ia tidak peduli lagi dengan Shareen. Tapi harusnya ia kasihan pada anak-anaknya.

Bahkan Alana sempat terjatuh dan lututnya berdarah. Tapi ia masih berusaha mengejar meski mobil sang papa tidak terlihat lagi.

Dion ikut berlari mengejar Alana. Dari kejauhan terlihat mobil melaju ke arah Alana. Shareen dan Dion berteriak panik saat mobil itu sudah mendekat.

Cieeetttt ....

"Alanaa ...." teriak Shareen. Ia terduduk di jalan dengan masih menggendong Alan.

Pengemudi mobil turun menghampiri Alana. Dion pun bergegas menggendong Alana yang sepertinya sangat shock. Beruntung pengendara mobil itu tidak berkendara dengan kencang. Sehingga ia bisa mengerem mendadak saat Alana tiba-tiba berlari akan melintas.

"Mas ... kenapa anaknya dibiarkan berlari di jalan. Kalau tadi sampai ketabrak, pasti saya lagi yang disalahkan," kata pengendara itu.

Dion pun meminta maaf, apa yang dikatakan pengendara mobil itu ada benarnya. Tapi ia juga tidak bisa menyalakan Alana.

Dion bergegas menggendong Alana ketempat Shareen yang masih terduduk di jalan. Kaki Shareen tiba-tiba lemas. Kejadian tadi membuat nyawanya seolah ikut melayang. Tapi ia bersyukur, Allah masih melindungi Alana.

"Ayo kita pulang. Alana baik-baik saja. Kamu tidak perlu cemas. Lebih baik sekarang kamu dan anak-anakmu istirahat dulu di rumah," kata Dion.

"Papa ...mau papa. Papa mana?"rengek Alana lagi.

Shareen diam saja. Ia tidak tau harus menjawab apa. Ia pun memeluk erat kedua anaknya.

Dion membantu Shareen berdiri. Ia kembali mengambil Alana, tapi Alana menolaknya. Begitu pun Alan, ia tidak mau digendong Dion.

Dengan susah payah, Shareen menggendong kedua anaknya menuju motor Dion. Ia pulang ke rumah diantar Dion. Selama di perjalanan, air mata Shareen tidak berhenti turun.

Shareen kecewa sekaligus bingung. Semua begitu cepat dan sangat tiba-tiba. Sehingga hati Shareen belum mampu menerimanya. Ia bingung bagaimana menjelaskannya pada Alana. Sampai sekarang Alana masih saja menangisi sang papa.

Di tengah tangisnya Shareen masih berdoa supaya sang suami bisa kembali kepadanya.

"Kamu yang sabar."

Shareen kaget, karna kesedihannya ia sampai lupa dengan kehadiran Dion.

"Mas Dion makasi udah nganterin aku. Aku mau menidurkan si kembar."

"Ya sudah, aku tunggu di sini."

Shareen heran kenapa Dion tidak peka. Ia mengatakan itu agar Dion pergi dari rumahnya. Bukan tidak tau terima kasih. Tapi Shareen tidak suka Dion yang lancang masuk ke rumahnya. Padahal ia tau Shareen di rumah hanya bersama anaknya saja.

"Maksudnya, saya mau istirahat juga. Jadi lebih baik Mas pulang saja," ucap Shareen terus terang.

Walau bagaimana pun saat ini Shareen berstatus istri. Jadi tidak pantas ia menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah.

Bahkan kalau bukan seorang istri pun, Shareen tidak akan mau menerima tamu di dalam rumah. Jika di rumah, hanya ada dirinya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!