Bab. 12 Berbohong Demi Shaka

Zivana tidak tahu ke mana Shaka pergi semalam. Pria itu tidak pulang sampai pagi menjelang.

Hal itu tentu merepotkan Zivana ketika papa mertuanya bertanya.

"Mas Shaka sudah berangkat duluan, Pa. Ada kuliah pagi, sementara Ziva masuk agak siangan," jawab Zivana berbohong.

Semua Zivana lakukan demi menutupi kelakuan minus suaminya. Entah apa yang Zivana pikirkan sampai ia harus berbohong demi pria itu. Untung saja Bagas percaya akan ucapan Zivana.

Dalam hati ia masih bertanya-tanya ke mana gerangan suaminya itu pergi.

"Ngapain sih, Ziva, lo mikirin cowok berandal itu." Batin Zivana bersuara. "Lo nggak mulai jatuh cinta, 'kan, sama Shaka?"

"Enggak!" Zivana berteriak. Menyangkal semua yang dituduhkan oleh suara hatinya sendiri.

Kalau nggak jatuh cinta, ngapain lo peduli. Biar aja berandal itu pergi. Ke mana kek, bukan urusan lo!

Banyak lagi suara-suara yang mendadak berteriak memenuhi otak Zivana. Menuduhnya yang bukan-bukan.

Zivana menggeleng pelan. Tidak terima dengan segala tuduhan itu. Ia bahkan menatap dirinya di cermin.

"Nggak mungkin kan karena gue mikirin dia ke mana, itu artinya gue perhatian. Gue cuma kepo," sangkal Zivana.

Ia tatap kembali bayangan wajahnya dalam cermin. Seketika bahunya menurun.

Ya ampun, Ziva. Kusut banget sih, lo. Gimana Shaka mau suka sama lo kalau penampilan lo aja burik.

"Ini lagi! Suara apa, sih! Gue nggak lagi cari perhatian Shaka. Gue juga nggak peduli sama dia. Jadi stop, jangan bikin gue gila!" Zivana menggeram marah.

"Pergi, lo! Pergi yang jauh!" Pekik Zivana di depan cermin.

"Siapa yang disuruh pergi, Mbak?" tanya Eni. Asisten rumah tangga itu berdiri di ambang pintu.

Sontak Zivana menoleh. "Mbak Eni, ada apa?" Tanya Zivana panik.

Tentu Zivana panik. Dia baru saja terlihat bicara sendiri seperti orang gila. Bagaimana jika Mbak Eni salah sangka dan menganggapnya tidak waras.

"Itu, supir Bapak sudah nunggu di depan. Kata Bapak nggak usah naik taksi, biar diantar sama Mas Yudi saja."

Zivana lega. Eni tak memperpanjang pertanyaan tentang ia yang tadi berteriak-teriak. "Suruh tunggu sebentar ya, Mbak. Aku siap-siap dulu."

"Baik, Mbak." Eni pamit untuk memberitahu supir Bagas.

Segera Zivana membenarkan rambutnya. Menatanya kembali agar rapi. Masih dengan style yang sama, Zivana mengenakan kemeja flanel dipadu dengan jeans waran biru, rambut ekor kuda yang menjadi andalannya, dan kaca mata yang selalu bertengger di hidung mbangirnya.

Ia ambil tas ransel yang ada di bangku belajar dan menggantungnya di pundak. Sebelum keluar ia kembali bercermin untu memastikan semua siap.

Diantar oleh supir papa mertuanya, Zivana tak perlu berjalan kaki menuju kampus. Tidak seperti Shaka yang selalu menurunkannya di depan mini market. Di mana letak mini market itu lumayan jauh dari kampus. Semua demi menghindari terbongkarnya status mereka.

"Terima kasih, Pak," ujar Zivana pada Pak Yudi ketik turun dari mobil.

Tidak disangka jika ada dua orang yang melihat Zivana dan memperhatikan gadis itu ketika tadi turun dari mobil mewah Bagas. Dua orang itu tak lain adalah Dinda dan Kania.

"Wuih, ternyata lo anak orang kaya?" Ekspresi Dinda terlihat berlebihan.

"Iya, gue nggak nyangka kalau lo anak orang kaya. Abis penampilan lo nggak meyakinkan, sih," imbuh Kania.

"Maksud kalian apa?" tanya Zivana.

"Itu tadi dianter sama supir," jawab Dinda.

Zivana menoleh. Melihat ke arah perginya mobil yang tadi membawanya ke kampus.

"Oh, itu tadi mobil mer ...." Zivana berhenti. Urung melanjutkan kalimatnya. Padahal di depannya ada Dinda dan Kania yang menunggu jawaban Zivana.

"Mer ...." Kania mengulang kata terakhir Zivana yang terputus.

"Mercy ... iya, mobil mercy temen bokap gue," lanjut Zivana cepat.

Jantungnya hampir lepas dari tempatnya gara-gara keseleo lidah. Kalau tadi sedikit saja salah bicara, habis sudah nasibnya.

"Jadi tadi dia ke rumah, terus pas gue mau berangkat ke kampus diajak bareng sekalian karena kita satu arah. Begitu. Iya begitu," lanjut Zivana memberi penjelasan.

Kedua teman barunya itu hanya bisa membuka mulut dan mengeluarkan kata. "Oh ...."

"Eh, udah jam nih. Buruan, yuk. Entar kelas keburu dimulai," ajak Zivana agar teman mereka tak lagi mengurusi soal mobil yang mengantarnya.

Bertiga mereka berjalan menuju kelas. Sialnya ketika sampai kelas dosen belum datang jadi Dinda dan Kania masih sempat mengajak ngobrol. Topiknya masih tidak jauh dari latar belakang Zivana.

Mereka bertanya tentang apa pekerjaan ayah Zivana juga tentang keluarganya. Zivana sendiri jadi sedikit malas menanggapi. Sejujurnya ia tidak pernah ingin banyak bercerita tentang dirinya pada siapa pun.

Pertanyaan Dinda dan Kania berhenti ketika dosen datang dan memulai mata kuliah. Zivana mulai bernapas lega.

Namun sayangnya itu hanya selama mata kuliah berlangsung, karena setelah usai mereka kembali mengulik tentang diri Zivana. Pertanyaan mereka bahkan dibawa sampai ke kantin kampus.

"Kapan-kapan kita ke rumah lo, ya?" ujar Dinda.

"Hmm ...." Saking malasnya Zivana menjawab ia hanya menggumam saja.

"Tapi nanti aja kalau libur," sambung Kania.

"Gimana kalau sabtu ini?" usul Dinda.

"Boleh." Kania setuju.

"Gimana, Ziva. Hari Sabtu, ya?" tanya Dinda.

"Hmm ...."

Dinda dan Kania saling tatap, sepertinya teman mereka satu ini tidak sedang fokus pada apa yang tengah mereka bicarakan.

"Ziva, lo dengerin kita ngomong, nggak?" Dinda menepuk bahu Zivana.

"Eh ... iya, kenapa?"

"Nah, kan, lo nggak dengerin kita."Dinda mencebik kesal.

Tentu saja Zivana tidak fokus pada dua temannya ini. Lagi pula sejak awal ia memang malas membicarakan topik yang Dinda maupun Kania tanyakan.

Zivana lebih memilih memperhatikan Shaka yang sedang duduk bersama teman-temannya. Dari tempatnya sekarang, Zivana bisa melihat dengan jelas pria itu. Bahkan luka di wajah Shaka terlihat olehnya dengan sangat jelas.

Shaka pun menyadari bahwa Zivana memperhatikan dirinya, tapi pura-pura tidak tahu. Pria itu terus bersikap biasa saja tanpa peduli dengan tatapan Zivana.

"Dengerin, kok," jawab Zivana.

"Mana ada lo denger. Coba, apa tadi yang kita bilang."

Zivana bingung. "Em ... kalian tanya di mana rumah gue, kan?"

"Kayaknya gue tau deh apa yang bikin Zivana nggak fokus," seloroh Kania.

"Tuh lihat." Kania menunjuk dengan dagu.

Sontak Dinda mengikuti arah dagu Kania. Dilihatnya Shaka dan teman-temannya yang lagi bercanda.

"Wah ... nggak beres, lo!" ujar Dinda. "Beneran naksir lo sama Kak Shaka?"

"Apaan?" elak Zivana.

Ia tak mau melanjutkan pembicaraan soal Shaka ini. Takutnya akan jadi panjang seperti pertanyaan sebelumnya.

"Gue nggak ngeliatin dia, ya. Gue cuma ...." Zivana bingung mau berbohong apa lagi.

Di saat itulah, ia melihat Arjuna yang duduk tepat di meja yang berada di samping Shaka.

"Gue cuma lihat cowok di meja sebelahnya itu. Arjuna bukan, sih?" cetus Zivana.

Dinda dan Kania pun memastikan.

"Bener, dari mana lo tahu?"

"Yang kemaren ngantar gue ke fakultas ekonomi kan dia," jawab Zivana.

"Eh, lo perhatikan nggak sih kalau muka Kak Arjuna kayak luka gitu?" ujar Kania.

"Mana?" tanya Dinda. Dinda melihat ke arah Arjuna untuk membuktikan kebenaran ucapan Kania.

Zivana yang penasaran pun jadi ikut-ikutan melihat ke arah pria itu. Dan Arjuna menyadari ketika Zivana menatapnya.

Sejurus kemudian ia memilih kembali menekuri minuman yang ia pesan. Dan mengajak kedua temannya untuk menyudahi topik soal Arjuna dan Shaka.

Baru juga mulut Zivana menutup, tiba- tiba Arjuna datang menghampiri.

"Hai," sapa Arjuna.

Dinda dan Kania menjawab cepat sapaan Arjuna. Tidak mungkin mereka melewatkan kesempatan disapa oleh salah satu cowok idola kampus.

"Boleh duduk?"

"Boleh, Kak," jawab Dinda dan Kania kompak.

Tanpa malu Arjuna duduk di samping Zivana. Pria itu bahkan tersenyum pada Zivana. Membuat Dinda dan Kania yang jadi salah tingkah.

Dari tempat duduknya Shaka terus memperhatikan Zivana. Tentu sejak ada seorang pria yang mendekati istrinya.

Ketika Zivana melirik ke arah Shaka, saat itulah mata mereka saling bertemu. Tatapan Shaka terlihat sangat aneh.

"Apa-apaan, sih, ngeliatin gue kayak gitu?" batin Zivana ketika Shaka terus menatapnya dari jauh.

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

gantian ya Shaka, jangan panas'

2023-11-10

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

bikin cemburu ziiiiiii

2023-11-07

1

Fatma Kodja

Fatma Kodja

lanjut thor 🤗🤗🤗

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Arshaka
2 Bab. 2 Kecelakaan
3 Bab. 3 Calon Suami
4 Bab.4 Pernikahan
5 Bab. 5 Malam Pengantin
6 Bab. 6 Hari Sial
7 Bab.7 Culun!
8 Bab. 8 Ditinggal
9 Bab. 9 Cegukan
10 Bab. 10 Pindah Kampus
11 Bab. 11 Janda Muda
12 Bab. 12 Berbohong Demi Shaka
13 Bab. 13 Pelanggaran!
14 Bab. 14 Pelanggaran Berat!
15 Bab. 15 Garangan!
16 Bab. 16 Ayah
17 Bab. 17 Shaka!
18 Bab.18 Ngambek
19 Bab. 19 Melampiaskan Emosi
20 Bab. 20 Bini Galak
21 Bab. 21 Cewek Murahan
22 Bab. 22 Cari Kerja
23 Bab.23 Diterima Kerja
24 Bab.24 Hari Pertama Kerja
25 Bab. 25 Diawasi
26 Bab. 26 Lepasin!
27 Bab. 27 Dasar Gila!
28 Bab. 28 Kencan
29 Bab. 29 Tawuran
30 Bab. 30 Kantor Polisi
31 Bab. 31 Ketinggalan Jaman
32 Bab. 32 Ayah
33 Bab. 33 Mengingat Masa Lalu
34 Bab. 34 Siapa itu Zivana?
35 Bab. 35 Menutupi Status
36 Bab. 36 Nggak Mau Hamil
37 Bab. 37 Kelahi
38 Bab. 38 Adu Balas
39 Bab. 39 Berakhir Di Rumah Sakit
40 Bab. Sembunyi
41 Bab. 41 Takut Ketahuan
42 Bab. 42 Suami Gila
43 Bab. 43 Ingin Jadi Suami Beneran
44 Bab. 44 Mengaku
45 PENGUMUMAN!
46 Bab. 45 Masa Lalu Winda
47 Bab. 46 Foto Mesra
48 Bab. 47 Kekalahan Giska
49 Bab. 48 Ayah!
50 Bab. 49 Kehilangan
51 Bab. 50 Hidup Harus Berlanjut
52 Bab. 51 Kembalinya Maura
53 Bab. 52 Kesepian
54 Bab. 53 Jadi Masalah
55 Bab. 54 Akting
56 Bab. 55 Katanya Bulan Madu
57 Bab. 56 Malam Pertama
58 Bab. 57 Gagal Unboxing
59 Bab. 58 Arjuna
60 Bab. 59 Serba Salah
61 Bab. 60 Anak Durhaka
62 Bab. 61 Salah Kira
63 Bab. 62 Anak Durhaka; Arjuna
64 Bab. 63 Menjenguk Arjuna
65 Bab. 64 Masa Lalu Arjuna
66 Bab. 65 Sah Jadi Menantu
67 Bab. 66 Sah Jadi Istri
68 Bab. 67 Kerokan
69 Bab. 68 Kerbau Yang Dicucuk Hidungnya
70 Bab. 69 Double Date
71 Bab. 70 Bullent Ant Bubar
72 Bab. 71 Penyusup
73 Bab. 72 Tertangkap basah
74 Bab. 73 Sidang RT
75 Bab. 74 Pelaku
76 Bab. 75 Wedding Anniversary
77 Bab. 76 Akhir Pesta
78 Bab. 77 Tujuan Arjuna
79 Bab. 78 Fakta Kasus Shaka
80 Bab. 79 Kemarahan Winda
81 Bab. 80 Kebebasan Shaka
82 Ucapan Terima kasih
83 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab. 1 Arshaka
2
Bab. 2 Kecelakaan
3
Bab. 3 Calon Suami
4
Bab.4 Pernikahan
5
Bab. 5 Malam Pengantin
6
Bab. 6 Hari Sial
7
Bab.7 Culun!
8
Bab. 8 Ditinggal
9
Bab. 9 Cegukan
10
Bab. 10 Pindah Kampus
11
Bab. 11 Janda Muda
12
Bab. 12 Berbohong Demi Shaka
13
Bab. 13 Pelanggaran!
14
Bab. 14 Pelanggaran Berat!
15
Bab. 15 Garangan!
16
Bab. 16 Ayah
17
Bab. 17 Shaka!
18
Bab.18 Ngambek
19
Bab. 19 Melampiaskan Emosi
20
Bab. 20 Bini Galak
21
Bab. 21 Cewek Murahan
22
Bab. 22 Cari Kerja
23
Bab.23 Diterima Kerja
24
Bab.24 Hari Pertama Kerja
25
Bab. 25 Diawasi
26
Bab. 26 Lepasin!
27
Bab. 27 Dasar Gila!
28
Bab. 28 Kencan
29
Bab. 29 Tawuran
30
Bab. 30 Kantor Polisi
31
Bab. 31 Ketinggalan Jaman
32
Bab. 32 Ayah
33
Bab. 33 Mengingat Masa Lalu
34
Bab. 34 Siapa itu Zivana?
35
Bab. 35 Menutupi Status
36
Bab. 36 Nggak Mau Hamil
37
Bab. 37 Kelahi
38
Bab. 38 Adu Balas
39
Bab. 39 Berakhir Di Rumah Sakit
40
Bab. Sembunyi
41
Bab. 41 Takut Ketahuan
42
Bab. 42 Suami Gila
43
Bab. 43 Ingin Jadi Suami Beneran
44
Bab. 44 Mengaku
45
PENGUMUMAN!
46
Bab. 45 Masa Lalu Winda
47
Bab. 46 Foto Mesra
48
Bab. 47 Kekalahan Giska
49
Bab. 48 Ayah!
50
Bab. 49 Kehilangan
51
Bab. 50 Hidup Harus Berlanjut
52
Bab. 51 Kembalinya Maura
53
Bab. 52 Kesepian
54
Bab. 53 Jadi Masalah
55
Bab. 54 Akting
56
Bab. 55 Katanya Bulan Madu
57
Bab. 56 Malam Pertama
58
Bab. 57 Gagal Unboxing
59
Bab. 58 Arjuna
60
Bab. 59 Serba Salah
61
Bab. 60 Anak Durhaka
62
Bab. 61 Salah Kira
63
Bab. 62 Anak Durhaka; Arjuna
64
Bab. 63 Menjenguk Arjuna
65
Bab. 64 Masa Lalu Arjuna
66
Bab. 65 Sah Jadi Menantu
67
Bab. 66 Sah Jadi Istri
68
Bab. 67 Kerokan
69
Bab. 68 Kerbau Yang Dicucuk Hidungnya
70
Bab. 69 Double Date
71
Bab. 70 Bullent Ant Bubar
72
Bab. 71 Penyusup
73
Bab. 72 Tertangkap basah
74
Bab. 73 Sidang RT
75
Bab. 74 Pelaku
76
Bab. 75 Wedding Anniversary
77
Bab. 76 Akhir Pesta
78
Bab. 77 Tujuan Arjuna
79
Bab. 78 Fakta Kasus Shaka
80
Bab. 79 Kemarahan Winda
81
Bab. 80 Kebebasan Shaka
82
Ucapan Terima kasih
83
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!