Bab. 3 Calon Suami

"Kenapa, Yah, kenapa Zi harus menikah sama pemuda berandal itu?" protes Zivana ketika Yusuf memberitahunya soal rencana menjodohkan putrinya dan putra temannya.

"Pokoknya Zi nggak mau!" Gadis itu memalingkan wajah. Rasanya ingin marah ketika mendengar permintaan ayahnya untuk menikah di saat ia masih kuliah.

Selama ini Zivana tidak pernah memikirkan punya pacar karena masih banyak mimpi yang harus ia kejar. Setidaknya ia ingin membuat ayahnya bangga sebelum ia menikah.

"Zi akan belajar yang rajin, Yah. Zi akan kerja supaya kita bisa mengembalikan uang yang dulu ayah pinjam," ujar Zivana setelah sebelumnya Yusuf bercerita tentang kebaikan Bagas.

"Bagas tidak menganggapnya hutang, Nak. Dia hanya ingin persahabatan kami menjadi keluarga."

"Tapi nggak harus dengan menjodohkan Zi dengan anaknya yang berandal itu, kan, Yah. Apa Ayah tega Zi punya suami berandalan gitu?" Zivana bicara penuh emosi.

Membuat Yusuf tertunduk karena jujur ia pun tak ingin jika pendamping putrinya adalah pria berandalan. Yusuf belum mengenal Shaka tapi Zivana tahu pria seperti apa Shaka itu.

Melihat kesedihan di wajah ayahnya, Zivana berusaha menekan egonya. Ia pun mendekat ke ranjang perawatan Yusuf. "Yah ...," panggilnya lirih.

Air mata mengalir di sudut mata tua ayahnya. Zivana semakin tidak bisa melihat pemandangan itu. Ia peluk sang ayah dengan erat.

"Ijinkan Zi mengenal pria itu lebih dulu," ujar Zivana pada akhirnya.

Yusuf setuju. Ia pun memberikan waktu untuk Zivana agar mengenal jodohnya. Tak lupa Yusuf juga menghubungi Bagas untuk meminta waktu agar anak-anak mereka saling mengenal.

Hal itu disambut baik oleh Bagas. Papa Shaka itu memberikan kesempatan untuk Shaka supaya bisa lebih dekat dengan Zivana.

Seperti sekarang ini. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Yusuf diperbolehkan pulang. Shaka lah yang menjemput mereka ke rumah sakit atas perintah Bagas.

"Sudah siap, Om?" tanya Shaka sebelum menjalankan mobilnya.

"Sudah," jawab Yusuf.

Mobil melaju ke rumah calon mertua. Dengan petunjuk dari Yusuf sampai juga mereka bertiga di hunian sederhana milik sahabat papanya itu.

Dengan sigap Shaka membantu Yusuf keluar dari mobil. Ia bahkan membantu membawakan barang-barang Yusuf masuk ke rumah.

"Terima kasih," ujar Yusuf ketika Zivana membantunya untuk merebahkan diri di ranjang. "Sudah sana, ambilkan minum untuk Nak Shaka."

Meskipun malas dituruti juga apa kata ayahnya. Zivana keluar lebih dulu meninggalkan Shaka yang tak bergerak.

"Mau minum nggak, lo?" tanya Zivana ketus.

"Saya permisi dulu, Om," pamit Shaka meninggalkan Yusuf.

Ia menuju ruang tamu dan menunggu Zivana membuat minum. Tidak lama Zivana keluar dengan membawa teh hangat.

"Nih, minum!" Zivana meletakkan cangkir teh di depan Shaka. "Buruan habisin biar lo bisa cepet pergi."

"Nggak ada sopan-sopannya lo sama calon suami." Bibir Shaka mencibir.

"Idih ... calon suami. Gue mah males nikah sama cowok kayak lo." Zivana memutar bola matanya malas.

"Eh ... harusnya gue yang ngomong gitu. Lagian jangan sok cantik deh lo. Yang ada gue malu punya istri culun."

Tidak terima dengan ucapan Shaka, Zivana langsung berdiri. "Pergi lo sekarang!" Zivana menunjuk pintu keluar.

"Pergi nggak, lo!" sentaknya lagi.

Shaka tidak takut dengan wajah marah Zivana. Pria itu justru tertawa. Rupanya gadis culun seperti Zivana ini bisa marah juga.

Senyum di bibir Shaka seperti ejekan baginya. Zivana tidak terima. Ia pun menarik Shaka dan mendorongnya ke pintu.

"Eh ... tunggu dulu, gue belum mau pulang," protes Shaka.

"Nggak peduli gue. Pulang aja lo!" Zivana terus mendorong tubuh Shaka.

Karena Zivana tak mau mendengarkannya, Shaka langsung memutar tubuhnya. Ia mencengkeram pergelangan tangan Zivana agar gadis itu berhenti mengusirnya.

"Gue mau ngomong!"

Zivana bergeming tak menanggapi karena kesal.

"Gue mau bicara serius soal pernikahan kita," ujar Shaka dengan mengecilkan suaranya.

Zivana melihat raut wajah Shaka yang terlihat tidak main-main. Bagaimanapun ia juga butuh bicara dengan pria ini tentang perjodohan yang diusulkan orang tua mereka.

"Lo cuma punya waktu sepuluh menit karena gue harus segera ke toko!"

"Ok ... tapi apa nggak sebaiknya kita bicara di luar saja. Gue takut bokap lo denger." Shaka melihat kanan kiri seolah takut ada yang mendengar.

Melihat sikap curiga Shaka, Zivana pun paham. Ia belum tahu apa yang akan Shaka katakan tapi ia yakin ada sesuatu yang ingin dirahasiakan.

"Gue, pamit dulu."

Zivana pergi ke kamarnya. Mengambil hoodie dan juga tas. Kemudian pamit pada Yusuf kalau akan pergi sebentar dengan Shaka.

Menumpang mobil Shaka mereka pergi ke sebuah warung kopi yang tidak jauh dari toko kelontong milik Zivana.

Shaka memperhatikan sekitar. "Lo yakin kita bakal ngobrol di sini?"

"Kenapa?" Zivana membetulkan letak kaca matanya yang sedikit melorot.

"Lo nggak usah memikirkan tempatnya bagaimana, yang penting tempat ini aman buat kita ngobrol," lanjut Zivana.

"Pak, es teh satu," teriak Zivana pada pemilik kedai. "Lo mau minum apa?"

"Cappucino aja."

"Buset ... di sini mana ada minuman begitu. Di sini tu ya, adanya cuma es teh, kopi tubruk apa kopi susu instan. Jangan ngadi-ngadi!"

"Ya udah air putih aja."

Bibir Zivana mencebik. "Bilang aja dari tadi."

Zivana kembali memanggil penjaga warteg dengan melambaikan tangan. "Pak, air putih satu."

Sejak tadi di rumah sakit diam-diam Shaka terus memperhatikan Zivana. Awalnya ia mau memperalat gadis itu. Namun, setelah melihat sikap gadis itu yang tidak selugu penampilannya, urung Shaka lakukan.

Kini tujuannya berubah. Ia ingin mengajak kerja sama saja.

"Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu?"

"PD banget lo. Siapa juga yang ngeliatin! Gue lagi memperhatikan cewek yang di sono noh!" Shaka menunjuk arah belakang Zivana. Gadis itu pun menoleh memastikan. Benar saja ada gadis cantik yang duduk di belakangnya.

"Lo mau ngomong apa?" tanya Zivana menyudahi hal tidak penting.

"Gue mau bahas soal perjodohan kita."

"Iya gue tahu, kan tadi di rumah lo udah bilang."

Shaka menoleh ke kanan dan kiri. Memastikan jika situasi aman. Tidak ada mata-mata papanya yang sedang mengintai. "Nah, jadi gini ... gue ada tawaran buat lo."

"Tawaran?"

Shaka mengangguk. "Iya, tawaran kerja sama yang sangat menguntungkan untuk kita berdua."

"Maksud, lo?" Zivana sedikit bingung.

"Lo suka nggak sama gue?"

Pertanyaan Shaka membuat Zivana semakin bingung. Kenapa juga cowok berandal ini menanyakan hal konyol padanya.

"Nggak, kan?" Shaka menjawab sendiri pertanyaannya karena Zivana tak kunjung menjawab.

"Sama ... gue juga nggak suka sama lo. Tertarik pun enggak."

Ish ... cowok ini terlalu jujur. Bisa nggak sih nggak menjatuhkan harga diri Zivana.

"Terus mau lo, apa?" sentak Zivana kadung jengkel dengan ucapan Shaka.

"Ya itu tadi, karena kita sama-sama tidak saling suka jadi gue menawarkan kerja sama yang akan menguntungkan bagi kita berdua. Kita bikin perjanjian pranikah."

Zivana tercengang. "What!"

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

kayaknya mereka ber 2 ini cocok lho.....

2023-11-09

1

Erni Fitriana

Erni Fitriana

lanjut thor..episode kepo baru dimulai

2023-11-06

1

Asma Susanty

Asma Susanty

apa kira2 isi perjanjian pra nikah mereka yaa 🤔 , penasaran.....lanjoottt thor...🥰

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Arshaka
2 Bab. 2 Kecelakaan
3 Bab. 3 Calon Suami
4 Bab.4 Pernikahan
5 Bab. 5 Malam Pengantin
6 Bab. 6 Hari Sial
7 Bab.7 Culun!
8 Bab. 8 Ditinggal
9 Bab. 9 Cegukan
10 Bab. 10 Pindah Kampus
11 Bab. 11 Janda Muda
12 Bab. 12 Berbohong Demi Shaka
13 Bab. 13 Pelanggaran!
14 Bab. 14 Pelanggaran Berat!
15 Bab. 15 Garangan!
16 Bab. 16 Ayah
17 Bab. 17 Shaka!
18 Bab.18 Ngambek
19 Bab. 19 Melampiaskan Emosi
20 Bab. 20 Bini Galak
21 Bab. 21 Cewek Murahan
22 Bab. 22 Cari Kerja
23 Bab.23 Diterima Kerja
24 Bab.24 Hari Pertama Kerja
25 Bab. 25 Diawasi
26 Bab. 26 Lepasin!
27 Bab. 27 Dasar Gila!
28 Bab. 28 Kencan
29 Bab. 29 Tawuran
30 Bab. 30 Kantor Polisi
31 Bab. 31 Ketinggalan Jaman
32 Bab. 32 Ayah
33 Bab. 33 Mengingat Masa Lalu
34 Bab. 34 Siapa itu Zivana?
35 Bab. 35 Menutupi Status
36 Bab. 36 Nggak Mau Hamil
37 Bab. 37 Kelahi
38 Bab. 38 Adu Balas
39 Bab. 39 Berakhir Di Rumah Sakit
40 Bab. Sembunyi
41 Bab. 41 Takut Ketahuan
42 Bab. 42 Suami Gila
43 Bab. 43 Ingin Jadi Suami Beneran
44 Bab. 44 Mengaku
45 PENGUMUMAN!
46 Bab. 45 Masa Lalu Winda
47 Bab. 46 Foto Mesra
48 Bab. 47 Kekalahan Giska
49 Bab. 48 Ayah!
50 Bab. 49 Kehilangan
51 Bab. 50 Hidup Harus Berlanjut
52 Bab. 51 Kembalinya Maura
53 Bab. 52 Kesepian
54 Bab. 53 Jadi Masalah
55 Bab. 54 Akting
56 Bab. 55 Katanya Bulan Madu
57 Bab. 56 Malam Pertama
58 Bab. 57 Gagal Unboxing
59 Bab. 58 Arjuna
60 Bab. 59 Serba Salah
61 Bab. 60 Anak Durhaka
62 Bab. 61 Salah Kira
63 Bab. 62 Anak Durhaka; Arjuna
64 Bab. 63 Menjenguk Arjuna
65 Bab. 64 Masa Lalu Arjuna
66 Bab. 65 Sah Jadi Menantu
67 Bab. 66 Sah Jadi Istri
68 Bab. 67 Kerokan
69 Bab. 68 Kerbau Yang Dicucuk Hidungnya
70 Bab. 69 Double Date
71 Bab. 70 Bullent Ant Bubar
72 Bab. 71 Penyusup
73 Bab. 72 Tertangkap basah
74 Bab. 73 Sidang RT
75 Bab. 74 Pelaku
76 Bab. 75 Wedding Anniversary
77 Bab. 76 Akhir Pesta
78 Bab. 77 Tujuan Arjuna
79 Bab. 78 Fakta Kasus Shaka
80 Bab. 79 Kemarahan Winda
81 Bab. 80 Kebebasan Shaka
82 Ucapan Terima kasih
83 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab. 1 Arshaka
2
Bab. 2 Kecelakaan
3
Bab. 3 Calon Suami
4
Bab.4 Pernikahan
5
Bab. 5 Malam Pengantin
6
Bab. 6 Hari Sial
7
Bab.7 Culun!
8
Bab. 8 Ditinggal
9
Bab. 9 Cegukan
10
Bab. 10 Pindah Kampus
11
Bab. 11 Janda Muda
12
Bab. 12 Berbohong Demi Shaka
13
Bab. 13 Pelanggaran!
14
Bab. 14 Pelanggaran Berat!
15
Bab. 15 Garangan!
16
Bab. 16 Ayah
17
Bab. 17 Shaka!
18
Bab.18 Ngambek
19
Bab. 19 Melampiaskan Emosi
20
Bab. 20 Bini Galak
21
Bab. 21 Cewek Murahan
22
Bab. 22 Cari Kerja
23
Bab.23 Diterima Kerja
24
Bab.24 Hari Pertama Kerja
25
Bab. 25 Diawasi
26
Bab. 26 Lepasin!
27
Bab. 27 Dasar Gila!
28
Bab. 28 Kencan
29
Bab. 29 Tawuran
30
Bab. 30 Kantor Polisi
31
Bab. 31 Ketinggalan Jaman
32
Bab. 32 Ayah
33
Bab. 33 Mengingat Masa Lalu
34
Bab. 34 Siapa itu Zivana?
35
Bab. 35 Menutupi Status
36
Bab. 36 Nggak Mau Hamil
37
Bab. 37 Kelahi
38
Bab. 38 Adu Balas
39
Bab. 39 Berakhir Di Rumah Sakit
40
Bab. Sembunyi
41
Bab. 41 Takut Ketahuan
42
Bab. 42 Suami Gila
43
Bab. 43 Ingin Jadi Suami Beneran
44
Bab. 44 Mengaku
45
PENGUMUMAN!
46
Bab. 45 Masa Lalu Winda
47
Bab. 46 Foto Mesra
48
Bab. 47 Kekalahan Giska
49
Bab. 48 Ayah!
50
Bab. 49 Kehilangan
51
Bab. 50 Hidup Harus Berlanjut
52
Bab. 51 Kembalinya Maura
53
Bab. 52 Kesepian
54
Bab. 53 Jadi Masalah
55
Bab. 54 Akting
56
Bab. 55 Katanya Bulan Madu
57
Bab. 56 Malam Pertama
58
Bab. 57 Gagal Unboxing
59
Bab. 58 Arjuna
60
Bab. 59 Serba Salah
61
Bab. 60 Anak Durhaka
62
Bab. 61 Salah Kira
63
Bab. 62 Anak Durhaka; Arjuna
64
Bab. 63 Menjenguk Arjuna
65
Bab. 64 Masa Lalu Arjuna
66
Bab. 65 Sah Jadi Menantu
67
Bab. 66 Sah Jadi Istri
68
Bab. 67 Kerokan
69
Bab. 68 Kerbau Yang Dicucuk Hidungnya
70
Bab. 69 Double Date
71
Bab. 70 Bullent Ant Bubar
72
Bab. 71 Penyusup
73
Bab. 72 Tertangkap basah
74
Bab. 73 Sidang RT
75
Bab. 74 Pelaku
76
Bab. 75 Wedding Anniversary
77
Bab. 76 Akhir Pesta
78
Bab. 77 Tujuan Arjuna
79
Bab. 78 Fakta Kasus Shaka
80
Bab. 79 Kemarahan Winda
81
Bab. 80 Kebebasan Shaka
82
Ucapan Terima kasih
83
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!