Pagi yang belum sempurna, karena masih waktu subuh di desa Mangga, tiba-tiba digegerkan dengan menghilangnya Pak Ali. Salah satu anggota ronda desa yang terkenal sebagai pria berani dan tangguh.
Namun, keanehan tidak berhenti di situ. Pak Sam, rekannya dalam tugas ronda semalam, ditemukan ketakutan dan tidak bisa bicara dengan jelas. Warga desa yang menemukannya mengaku melihat ekspresi ketakutan yang tak tergambarkan di wajah Pak Sam. Ia tampak seperti telah melihat sesuatu yang mengerikan di malam itu.
Berita tentang hilangnya Pak Ali dan kondisi aneh Pak Sam menyebar cepat di desa. Warga desa mulai berspekulasi tentang apa yang mungkin telah terjadi pada keduanya. Beberapa mengira bahwa ada penjahat atau makhluk jahat dari luar yang menyebabkan kejadian ini. Namun, ada juga yang mempercayai bahwa ada sesuatu yang lebih mistis yang terlibat dalam peristiwa ini.
"Kamu dengar tentang Pak Ali yang menghilang? Aku yakin ada penjahat dari luar yang melakukan ini! Desa kita aman selama ini, tapi siapa tahu ada orang jahat yang datang mencari masalah!"
"Aku enggak yakin. Menurutku, ini mungkin ulah makhluk gaib. Kamu dengar kan tentang teror Bunga? Mungkin dia kesal dengan kita, karena kematiannya belum terungkap hingga saat ini."
Muncul praduga yang langsung dipercaya oleh sebagian besar penduduk, sebab hal yang ni tidak terjadi satu dua kali. Tapi ada beberapa warga yang mengaku melihat keberadaan hantu menyeramkan, yang percaya sebagai hantunya Bunga.
"Bukan cuma itu, aku mendengar Pak Sam terlihat sangat ketakutan. Apa yang bisa membuatnya begitu? Apa mungkin dia melihat hantu perwujudan Bunga malam itu!"
"Ih, hiih ... takut!"
"Jangan sampai aku melihatnya!"
Yang lain menyahuti dengan bergidik ngeri, tidak bisa membayangkan apa yang dialami oleh pak Sam dan pak Ali.
***
Situasi di rumah Pak Ali menjadi semakin mencekam setelah hilangnya kepala keluarga. Istrinya Pak Ali, yang bernama Ibu Siti, terlihat sangat terpukul dan takut atas nasib suaminya yang masih misterius. Tangisnya pecah begitu saja saat dia melihat barang-barang pribadi Pak Ali yang tertinggal di rumah, mengingatkan dia pada saat mereka masih bersama.
Di ruang tamu yang teduh, Ibu Siti duduk di kursi, menggenggam foto pernikahan mereka berdua. Wajahnya tampak kusut dan mata berkaca-kaca karena tangis yang tak terbendung. Beberapa tetangga dan saudara-saudaranya mencoba menghiburnya, tapi kesedihannya begitu mendalam sehingga sulit untuk menenangkannya.
"Kenapa ini terjadi padaku, kenapa Pak Ali pergi tanpa jejak?" gumam Ibu Siti dengan suara serak, mencoba menahan kegundahan dalam hatinya.
Salah seorang tetangga, Ibu Rini, duduk di sebelahnya dan memegang tangan Ibu Siti dengan lembut. "Sabarlah, Ibu Siti. Kita semua berdoa agar Pak Ali segera ditemukan dengan selamat. Semua orang di desa ini berusaha mencari keberadaannya."
Ibu Siti menggelengkan kepalanya dengan lemas. "Aku takut, Bu Rini. Aku takut Pak Ali telah diserang oleh hantunya Bunga. Apa iya ada hantu perwujudan Bunga, dan kenapa marah padanya?"
Ibu Rini mencoba menenangkan Ibu Siti, "Jangan terlalu khawatir dengan cerita-cerita mistis itu, Ibu Siti. Mungkin saja ada alasan lain mengapa Pak Ali belum bisa ditemukan. Bisa jadi dia hanya tersesat atau mengalami kecelakaan."
Namun, Ibu Siti tidak bisa begitu saja meyakinkan diri. "Tapi bagaimana kalau Pak Ali telah diambil oleh hantu itu? Aku sudah bermimpi buruk beberapa kali, melihat Bunga datang ke rumah dan membawanya pergi. Aku takut dia menderita di alam lain!"
Pandangan warga desa yang datang untuk memberikan dukungan berubah menjadi prihatin dan sedih saat melihat kondisi Ibu Siti. Mereka tahu bahwa Ibu Siti sangat mencintai suaminya dan kehilangannya begitu menyakitkan.
Salah satu saudara Ibu Siti, Mas Budi, berbicara dengan lembut, "Mari berdoa bersama, Ibu Siti. Kita akan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Pak Ali. Semoga dia dalam perlindungan Tuhan dan akan kembali dengan selamat."
Ibu Siti mengangguk perlahan dan tangisnya perlahan reda. "Terima kasih, Mas Budi. Aku benar-benar takut kehilangannya selamanya. Aku hanya ingin suamiku pulang, entah bagaimana caranya."
Situasi di rumah Pak Ali penuh dengan ketidakpastian dan kekhawatiran. Ibu Siti merasa kesulitan menerima kenyataan dan terus bergantung pada harapan agar suaminya ditemukan dengan selamat. Sementara warga desa, termasuk Ibu Rini dan Mas Budi, mencoba memberikan dukungan dan semangat agar Ibu Siti bisa tetap kuat menghadapi situasi yang sulit ini.
Mas Budi, sudah melaporkan hilangnya pak Ali pada pak lurah. Dia berharap bisa mendapat bantuan dari pak lurah untuk bisa mencari saudaranya yang menghilang tanpa jejak, sejak bertugas ronda semalam.
Di rumah Pak Sam, suasana juga sangat tegang dan penuh kekhawatiran. Istrinya, yang bernama Ibu Wati, duduk di samping suaminya yang tampak kebingungan dan tidak bisa bicara dengan jelas. Air matanya mengalir deras saat dia mencoba berbicara dengan suaminya, tapi tak ada jawaban yang jelas dari Pak Sam.
Ibu Wati mencoba berbicara dengan nada lembut, berharap suaminya akan merespons, tetapi tampaknya Pak Sam dalam keadaan seperti orang yang hilang ingatan.
Beberapa tetangga dan kerabat turut hadir di rumah Pak Sam, mencoba memberikan dukungan dan doa. Dukun setempat dan Irang pintar juga sudah datang, membawa benda-benda ritual dan mantra untuk mencoba menyembuhkan Pak Sam. Namun, upaya mereka tidak membuahkan hasil, dan Pak Sam tetap dalam keadaan yang sama.
"Jangan menyerah, kita harus mencari cara lain untuk menyadarkan Pak Sam," kata dukun dengan penuh keyakinan.
Ibu Wati mengangguk sambil mengusap air matanya. "Tapi ini sudah sejak semalam, tak ada perubahan apa pun. Aku sangat khawatir padanya."
Orang pintar juga mencoba membantu dengan kemampuannya, berkonsentrasi dan mencoba memahami apa yang mungkin terjadi pada Pak Sam. "Ada sesuatu yang mempengaruhinya dengan sangat kuat. Aku merasakan kehadiran energi yang asing dalam dirinya."
"Tapi apa itu?" tanya salah satu tetangga.
Orang pintar menggeleng, "Aku belum bisa pastikan. Energinya sangat kuat dan rumit. Kita perlu mencari tahu sumbernya, mungkin ini terkait dengan hilangnya Pak Ali juga."
Ibu Wati merasa semakin putus asa. "Aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana jika suamiku tidak pernah kembali seperti sediakala?"
Tetangga-tetangga yang hadir mencoba memberikan dukungan dan saran.
"Kita akan mencari tahu lebih lanjut apa yang terjadi. Jangan menyerah, kita semua akan membantu mencari jawabannya."
Pak Sam terlihat lemas dan bingung, kadang-kadang melihat sekeliling dengan tatapan kosong. Ia tidak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, dan hal itu semakin membuat Ibu Wati cemas.
Situasi di rumah Pak Sam semakin rumit karena tidak ada yang bisa menyadarkannya. Semua orang merasa bingung dan khawatir, mencari jawaban dari misteri yang menimpa Pak Sam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments