Teman Pak Sam Menghilang

Saat tadi, Pak Sam dan temannya berjalan melewati pohon jambu tua yang angker, tiba-tiba teman Pak Sam melihat bayangan aneh yang menakutkan. Bayangan tersebut mengingatkannya pada hantu perwujudan Bunga, yang sedang meneror di desa. Dia menjadi sangat ketakutan dan berteriak, lalu langsung berlari menjauh dari pohon jambu itu. Sementara itu, Pak Sam tidak menyadari apa yang terjadi, karena dia berjalan beberapa langkah di belakang temannya.

Sayangnya, teriakan Pak Ali, temannya Pak Sam tadi, tidak didengar pak Sam. Tapi Pak Ali tidak peduli, terus berlari meninggalkan Pak Sam sendiri.

Ketika Pak Ali akhirnya tiba di jalan yang lebih terang dengan cahaya bulan dan tidak menakutkan seperti tadi, ia justru terkejut karena tidak melihat keberadaan Pak Sam. Tapi ia tidak peduli, sebab sudah berada jauh di kejauhan, yang akhirnya berusaha untuk pulang ke rumah.

"Kemana si Sam?" tanyanya bingung.

"Ah, sial! Aku jadi sendirian, tapi tak apalah. Sebaiknya aku pulang saja."

Namun, ketika Pak Ali mencoba mengikuti jalur yang biasa dilewati untuk kembali ke rumah, ia justru merasa aneh karena jalan-jalan tersebut tiba-tiba berbelok-belok dan mengarah kembali ke pohon jambu yang sama. Dia merasa kebingungan dan ketakutan karena merasa seperti terjebak dalam lingkaran misterius yang tak bisa dia pecahkan.

Sayangnya, Pak Ali tidak melihat keberadaan Pak sam yang sudah tergeletak tak sadarkan diri, tak jauh dari pohon jambu.

"Lho? Bukannya ini jambu yang tadi?"

Sementara dia mencoba mencari jalan lain untuk pulang, dia menyadari bahwa langit semakin gelap dan udara menjadi dingin karena mendung semakin tebal. Angin berhembus meniup daun-daun pohon dan menciptakan bayangan aneh di sekelilingnya. Ketakutannya semakin mendalam karena dia merasa ada sesuatu yang mengawasinya, sesuatu yang tak terlihat dan misterius.

"Hihhh ... bagaimana caranya aku bisa pulang?" tanya Pak Ali bingung.

Dalam ketakutan dan keputusasaan, Pak Ali akhirnya duduk di bawah pohon jambu itu dan mencoba untuk tenang. Dia berusaha mengingat kembali jalan pulang setelah dari tempat ini.

"Seharusnya aku belok kiri, dan ... bukannya tadi aku juga belok kiri, ya?"

Bingung, Pak Ali berusaha untuk tetap mengingat-ingat. Tapi ia tetap yakin, jika jalan yang tadi dilalui benar. Entah bagaimana ceritanya, ia justru kembali ke tempat yang sama saat masih bersama dengan Pak Sam di dekat pohon jambu.

Dengan tekad untuk mengatasi ketakutannya, Pak Ali mencoba untuk meredam rasa takutnya. Dia memahami bahwa dia harus menghadapi ketakutannya secara langsung dan mengatasi kengeriannya terhadap bayangan di pohon jambu itu. Lambat laun, dia mulai merasa lebih tenang dan mengambil langkah maju untuk menghadapinya.

Tapi di saat Pak Ali mulai menghadapi ketakutannya, bayangan di pohon jambu itu tiba-tiba bergerak.

"Hah! apa itu?" tanya Pak Ali panik.

Setelah dilihat lebih teliti, ternyata itu hanyalah bayangan dari angin yang bertiup lembut, dan tidak ada yang menakutkan atau berbahaya.

"Huhfff ... syukurlah."

Pak Ali berdiri tegak di hadapan pohon jambu, saat penasaran dengan bayangan yang tadi dilihatnya lagi. Udara di sekitar mereka terasa tegang, dan angin malam berhembus dingin, menyebabkan dedaunan bergerak-gerak dan menciptakan bayangan menyeramkan di sekitar mereka.

"Hahhh! Tan ... setan ..."

"Hihihi ..."

Di bawah sinar rembulan yang redup, muncul sosok Bunga dengan wujud yang menakutkan seperti mayat hidup. Wajahnya pucat, matanya memancarkan cahaya merah yang menyeramkan, dan pakaiannya robek-robek menyerupai gaun pengantin yang usang.

Saat Bunga melangkah mendekati Pak Ali, langkahnya seperti mengambang di atas tanah. Membuat Pak Ali kehilangan rasa beraninya yang tadi berhasil dikumpulkan.

Pak Ali mencoba menahan ketakutannya, tetapi hatinya berdebar kencang ketika melihat hantu perwujudan Bunga itu semakin mendekat. Dia berusaha menjaga ketenangan, sambil memohon kepada hantu tersebut agar tidak mengganggunya.

Pak Ali berusaha berbicara dengan suara tenang, meskipun pada kenyataannya tetap gugup. "Eh, Bunga, tolong ... jangan ganggu s-aya. S-aya tidak ingin mencelakai siapa pun. S-aya hanya ingin pulang ke rumah dengan selamat."

Tapi Bunga justru tertawa kecicikan, yang terdengar mengerikan.

"Hihihi ... Tidakkah kamu tahu, Pak Ali? Aku hidup untuk menakuti orang-orang yang berani! Tidak ada yang bisa lari dariku!"

Pak Ali menyadari bahwa Bunga tidak akan berhenti. Dia panik, tapi kakinya tidak bisa digerakkan sekedar untuk melangkah.

"A-pa yang ... a-ku lakukan? Mengapa k-amu menghantui orang-orang?" tanya Pak Ali ketakutan.

Bunga terus kecicikan sambil terus mendekat, dengan senyuman mengerikan.

"Hihihi ... Karena itu adalah takdirku, Pak Ali. Hiks, kenapa kalian jahat? Kenapa aku mendapatkan perlakuan seperti ini. Hiks ..."

Mendengar tawa dan tangisan Bunga yang bersamaan, Pak Ali bingung sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Bunga, jadi tidak bisa memberikan jawaban apa-apa.

Pak Ali, menyadari bahwa dia harus berbicara dengan bijaksana. Tapi, rasa takut juga datang dengan begitu besar menguasai dirinya.

"B-unga, a-pakah k-amu tidak pernah merasa kesepian? Mengapa k-amu harus menakut-nakuti orang lain?" tanya Pak Ali ingin tahu.

Bunga sedikit terdiam, namun masih tersenyum jahat kemudian kembali tertawa dengan bergema.

"Hihihi ... Kesepian adalah bagian dari duniaku sekarang, Pak Ali. Itu adalah harga yang harus saya bayar untuk tetap hidup di dunia ini. Tapi, jangan berpikir kamu bisa melunakkan hatiku dengan pidato belas kasihan seperti itu!"

Pak Ali terperanjat di bentak hantu Bunga. Dirinya yang sudah ketakutan, akhirnya kencing di celana.

"Tap-i, a-pa sebenarnya yang k-amu inginkan dariku? A-pakah ada cara untuk menghindari takdir ini?" tanya Pak Ali dengan gemetaran. Dia ingin kabur, tapi tidak bisa. Ingin pingsan, tapi tidak bisa juga.

Memang pingsan bisa diminta ya?

Bunga menatap tajam ke mata Pak Ali, dengan matanya yang hitam sempurna.

"Tentu saja ada, tapi itu tidak akan mudah. Kamu harus menemukan sesuatu yang sangat berharga bagiku, sesuatu yang telah hilang. Aku ingin mereka semua merasakan penderitaan yang aku alami!"

Pak Ali sadar, jika Bunga tidak tenang di alam sana. Dia menarik nafas dalam-dalam, mencari keberanian. "Baiklah, aku akan mencoba. Tetapi, tolong berjanji bahwa jika aku berhasil menemukan apa yang kamu cari, kamu akan berhenti menghantui orang-orang dan memberi mereka kehancuran."

Bunga, tertawa lagi, kali ini dengan nada yang terdengar aneh.

"Hihihi ... Baiklah, Pak Ali. Kamu memiliki tekad yang kuat. Aku akan memberimu kesempatan ini, tetapi ingat, banyak yang harus kamu korbankan, termasuk tidak bisa pulang lagi ke rumah."

Pak Ali memandang tajam ke arah Bunga. "Bagaimana bisa begitu, Bunga?"

"Hihihi ... kamu sudah ada di alam lain, Pak Ali. Hihihi ..."

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

masih muter² yah mbak Author🤔🙏

2023-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!