Kondisi Rian yang Terpuruk

Rian, setelah pertemuan terakhirnya dengan Zahra di tepi sungai waktu itu, mereka berdua tidak pernah bertemu lagi. Namun, hari ini Zahra mendengar kabar dari Ratih, adiknya Rian, bahwa Rian sedang mengalami masalah serius di rumah.

"Mas Rian, tidak mau keluar kamar."

Ratih menjelaskan bahwa saat ini Rian sedang sakit dan menolak untuk pergi berobat. Ia mengisolasi diri di dalam kamarnya dan menolak makan dan minum. Sepertinya Rian sedang mengalami depresi yang parah dan merasakan beban emosional yang sangat berat atas kematian Bunga.

Ratih juga memberitahu Zahra bahwa Rian merasa sangat kehilangan Bunga, yang sebenarnya adalah kekasihnya. Rian merasa bersalah atas kematian tragis Bunga yang diperkosa dan dibunuh pada suatu malam. Kehilangan orang yang dicintainya dengan cara yang keji dan tragis telah meninggalkan bekas luka yang dalam pada Rian.

"Mas Rian, menyalahkan dirinya sendiri. Hiks ..."

Ternyata, Rian merasa tidak mampu melakukan apa pun untuk bisa menyelamatkan Bunga. Ia terjebak dalam perasaan putus asa, kesedihan, dan rasa bersalah yang berat. Akhirnya, hal ini mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya, sehingga mengurung diri di dalam kamar tanpa mau berobat juga, padahal kondisinya juga sedang tidak sehat.

"Bapak sudah membujuk, Mas Rian. Tapi tetap saja tidak bisa, bahkan Mas Rian mengancam untuk bunuh diri jika sampai pintu kamarnya didobrak. Huuu ..."

Ratih dengan terisak-isak menceritakan situasi ini kepada Zahra dan Radit, memberikan pemahaman lebih lanjut tentang kondisi yang dialami Rian dan menggambarkan tingkat keputusasaan dan trauma yang ia hadapi.

Zahra menoleh ke arah Radit, begitu juga sebaliknya. Sepertinya mereka berdua memiliki pemikiran yang sama.

"Apa Mbak Zahra dan Mas Radit, mau membantu? Tolong bujuk Mas Rian, agar dia mau bicara dan keluar dari kamarnya."

"Ya, kami mau. Ayok!"

Mendengar permintaannya disanggupi kedua orang yang ia temui kali ini, Ratih merasakan secercah harapan. Dia berharap agar kedatangan keduanya bisa meluluhkan kekerasan hati kakaknya, dan mau membuka diri sehingga tidak larut dalam pikirannya yang menyalahkan diri sendiri.

Di lain pihak, Zahra bersama dengan Radit, yang menyanggupi menjenguk Rian, berharapan mendapatkan beberapa penjelasan tentang kematian misterius Bunga dan mungkin juga untuk memulai penyelidikan lebih lanjut. Zahra merasa bahwa kunjungan ini dapat memberikan petunjuk baru atau informasi yang dapat membantu mengungkap pelaku kejahatan tersebut, mengingat belum ada yang tertangkap sampai saat ini.

Ketika Zahra dan Radit tiba di rumah Rian, suasana terasa muram. Mereka merasakan keheningan yang menggantung di udara, mencerminkan kesedihan dan ketidakberdayaan yang dialami oleh Rian. Rumah terasa sepi dan gelap, dengan hanya sedikit cahaya yang menyelinap masuk melalui celah jendela tertutup. Sebab keadaan ini juga yang diinginkan Rian.

"Mbak Zahra, coba ketuk pintu kamar Mas Rian, ya?" Ratih meminta Zahra untuk mengetuk pintu kamar Rian.

Zahra mengangguk mengiyakan kemudian mengetuk pintu kamar Rian dengan lembut, namun tidak ada jawaban.

Tok tok tok

"Rian, ini aku, Zahra. Tolong pintunya dibuka, boleh?" tanya Zahra meminta.

Setelah beberapa saat menunggu, pintu perlahan terbuka, dan Rian muncul dengan pandangan yang sayu. Wajahnya pucat dan mata berkantung, menggambarkan keletihan dan kesedihan yang mendalam.

"Rian, aku datang bersama Radit. Kami ingin menjenguk dan berbicara denganmu," ujar Zahra dengan lembut, mencoba meredakan sedikit kekakuan dalam suasana.

Tok tok tok

Zahra kembali mengetuk pintu, masih bersabar dan menunggu Rian membuka pintu kamarnya.

Clek

Pintu terbuka, meskipun tidak sempurna. Rian menyembulkan kepalanya, kemudian mengangguk secara lemah, memberi isyarat kepada Zahra dan Radit untuk masuk ke dalam. Setelah itu, pintu kamar kembali tertutup karena Rian tidak membiarkan orang lain masuk ke dalam kamarnya.

Sekarang Rian duduk pinggiran tempat tidur, mempersilahkan ketua tamunya untuk duduk di kursi, yang kebetulan memang ada dua kursi di dalam kamarnya, melalui syarat mata.

"Rian, kami sangat prihatin dengan keadaanmu," ucap Zahra, dengan suara lembut setelah duduk. "Kami ingin membantumu, dan juga mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Bunga. Pelakunya masih belum terungkap, dan setiap malam terjadi hal-hal aneh di sekitar kita."

Rian menatap Zahra, berganti dengan. Radit dengan mata kosong, lalu perlahan mulai berbicara, "A-ku ... aku merasa bersalah ... A-ku merasa seperti kehilangan diriku sendiri. Bunga adalah segalanya bagiku, dan aku merasa gagal melindunginya. A-ku, aku tak bisa berbuat apa-apa saat malam itu terjadi. Semua berlalu dengan cepat, dan aku merasa terjebak dalam mimpi buruk yang tak berkesudahan."

Zahra menyentuh tangan Rian dengan lembut, mencoba memberikan dukungan. "Kami ingin membantu, Rian. Kami ingin mencari keadilan untuk Bunga. Bisakah kamu berbagi dengan kami apa pun yang mungkin kamu ketahui atau yang bisa membawa kita pada jejak yang benar?"

Rian menghela nafas panjang, dan wajahnya terlihat penuh dengan rasa sakit. "Aku tidak tahu apa-apa, Zahra. Malam itu, segalanya terjadi begitu cepat. Aku hanya melihatnya dari jauh dan merasa seperti kehilangan kendali. Tapi ... ada sesuatu yang tidak beres. Aku merasakan kehadiran yang jahat, suatu kekuatan gelap yang mencekik ruangan itu. Aku tidak tahu siapa atau apa itu, tapi aku yakin bahwa Bunga tidak sendirian saat itu. Ada yang mengendalikan dirinya."

Zahra dan Radit saling pandang, menyadari bahwa mereka telah mendapatkan sedikit petunjuk baru. Percakapan itu berlanjut, mereka berusaha mengumpulkan semua informasi yang mereka bisa dari Rian untuk memulai penyelidikan lebih lanjut.

Dalam kegelapan dan kesedihan, mereka bertekad untuk mencari kebenaran dan membawa keadilan bagi Bunga serta mengungkap misteri yang menghantui warga setiap malam.

Radit, sebagai seorang intel, memiliki naluri investigasi yang tajam dan kemampuan untuk membaca ekspresi dan perilaku seseorang. Saat dia berada di sisi Rian, dia diam-diam memperhatikan setiap gerakan dan ekspresi yang muncul dari wajah Rian, mencoba mencari tanda-tanda kebenaran di balik kata-katanya.

Saat Rian berbicara tentang keterlibatannya dalam kematian Bunga, Radit merasa ada sedikit ketidaksesuaian dalam ekspresi dan nada suaranya. Ada sesuatu yang tampaknya disembunyikan oleh Rian atau mungkin perasaan bersalah yang menghantuinya. Namun, Radit tidak bisa membuat kesimpulan sebelum memiliki bukti yang lebih konkret.

Dalam hatinya, Radit mencatat setiap detail dan pernyataan Rian, sambil menghubungkannya dengan informasi yang telah dia kumpulkan sebelumnya. Ia mempertanyakan apakah ada ketidaksesuaian antara cerita Rian dan fakta-fakta yang telah ditemukan, serta apakah Rian memiliki motif atau alasan tertentu untuk menyembunyikan kebenaran.

'Dia terlihat tegar, tapi ada ketidakpastian dalam matanya,' pikir Radit. 'Aku harus mencari petunjuk lebih lanjut. Apakah dia benar-benar tidak tahu apa-apa atau ada yang disembunyikan? Aku perlu mencari tahu apakah ada saksi atau bukti yang bisa menguatkan atau membantah ceritanya.'

Radit menyadari pentingnya memperoleh bukti yang solid sebelum mengambil langkah berikutnya. Dia tahu bahwa hanya dengan bukti yang kuat, kebenaran dapat terungkap, dan keadilan dapat ditegakkan. Sementara dia masih belum memiliki jawaban pasti, ia bertekad untuk terus menyelidiki dan memeriksa semua kemungkinan.

Dalam hatinya, Radit merencanakan langkah-langkah selanjutnya, termasuk wawancara dengan saksi, mencari jejak fisik di tempat kejadian.

Terpopuler

Comments

FIE

FIE

secara nyaris kebanyakan warga menuduh rian yg melakukan pembunuhan pada bunga ygy

2023-10-28

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Radit Zahra semoga bisa mengungkap kematian Bunga

2023-10-06

0

Bell_Fernandez

Bell_Fernandez

Nggak sabar mau baca cerita lain dari author ini!

2023-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!