Sosok Misterius

"Zahra, sebenarnya aku merasa sangat bersalah. Aku tahu banyak orang di desa ini mencurigai aku terlibat dalam kematian Bunga. Aku mencoba memahami alasan mereka, tapi aku benar-benar tidak terlibat dalam kejadian itu. Aku benar-benar mencintai Bunga dan aku merasa hancur dengan kepergiannya. Aku hanya berharap orang-orang bisa memahami dan memberiku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah," ungkap Rian dengan suara yang penuh emosi tertahan.

Zahra mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami bahwa Rian juga merasakan penderitaan dan ketidakadilan di tengah tuduhan yang menjeratnya. Dia merasa terharu oleh kejujuran dan kerentanan yang ditunjukkan oleh Rian.

Tapi, tentu saja Zahra tidak percaya sepenuhnya. Dia berpikir, mana ada orang jahat mengakui jika ia jahat.

"Aku percaya padamu, Rian. Aku tahu bahwa kebenaran tidak selalu terlihat dari permukaan. Kita harus bersama-sama mencari keadilan dan membuktikan bahwa kamu tidak terlibat," kata Zahra dengan tegas, menunjukkan dukungannya kepada Rian.

Rian melihat ke arah Zahra, merasakan ikatan kepercayaan dan harapan yang tumbuh pada gadis tersebut. Dia ingin mendapat dukungan untuk menemukan kebenaran di balik kematian Bunga dan mencari cara untuk membersihkan namanya, dari tuduhan yang menimpa dirinya. Dalam cahaya matahari yang menyinari mereka, Zahra dan Rian bersatu dalam tekad yang kuat untuk membawa keadilan kepada mereka yang telah teraniaya.

"Ta-pi, tapi ibunya Bunga tidak mau melakukan penyelidikan karena tidak ada uang." Zahra memberitahu.

"Apa? Kenapa tidak ada yang memberi tahu aku?" tanya Rian terkejut.

Ayahnya, sebagai lurah desa Mangga ini, tentu tahu tentang hal ini. Tapi ayahnya tidak mengatakan apa-apa, sebab semalam, ayahnya hanya memberitahu jika para pelaku kemungkinan segera tertangkap.

"Aku dengar sendiri dari ibunya Bunga, saat aku dan ibuku menemaninya."

Rian memejamkan matanya, menahan amarah yang ada di dalam hatinya. Dia ingin segera bertindak dan menemukan sendiri siapa pelaku yang sudah membunuh gadis yang ia cintai, meskipun Bunga ternyata tidak membalasnya.

***

Wusss...

Tek kretek tek

Malam ini, daun jendela kamar Zahra bergerak-gerak tertiup angin.

Zahra yang ragu dan takut, melihat daun jendelanya bergoyang dengan gerakan yang aneh, seolah-olah memberikan pertanda yang tidak bisa diabaikan. Terdorong oleh keingintahuannya, Zahra mengumpulkan keberanian dan membuka jendela dengan perlahan.

Dalam upaya untuk menguatkan hatinya, Zahra mulai membaca ayat-ayat suci Alquran dengan suara yang mantap. Setiap kata yang terucap mengisi ruangan dengan aura ketenangan dan perlindungan.

Mata Zahra yang tegang memandang keluar dari jendela, mencoba menangkap apa yang ada di luar sana. Dan di tengah kegelapan malam, mata Zahra akhirnya menangkap sosok yang tak terbayangkan: Bunga, temannya yang telah tiada.

Bunga terlihat ketakutan, wajahnya dipenuhi dengan rasa cemas dan teror. Dalam kegelapan malam, Bunga terlihat berlari-lari dengan penuh ketakutan menuju ujung desa, tempat yang berdekatan dengan area persawahan yang luas.

Zahra merasa keheranan dan kebingungan, bertanya-tanya mengapa Bunga berlari ke arah yang sana, sebab itu berbahaya.

'Bunga, tunggu!'

Tapi ternyata, suara bunga tertahan. Dia tidak bisa mengucapkan peringatan tersebut.

Dengan hati yang berdebar-debar, Zahra merasa panggilan tanggung jawab yang kuat untuk mengikuti sosok Bunga dan menemukan kebenaran di balik kejadian misterius ini. Dia tahu bahwa langkah-langkah yang akan diambilnya akan membawanya ke dalam bahaya yang tidak terbayangkan, tetapi keingintahuannya yang mendalam dan ikatan persahabatan mereka mendorongnya untuk menghadapinya.

Zahra dengan cepat mengambil langkah berani melalui jendela, meninggalkan kenyamanan rumahnya dan memasuki malam yang gelap dan misterius. Suara angin yang semakin keras dan daun-daun yang berputar menjadi saksi dari langkahnya yang penuh keberanian.

Berbekal keyakinan, ayat-ayat suci Alquran yang terus terucap, dan tekad untuk memecahkan misteri ini, Zahra berlari menuju ujung desa, mengikuti jejak Bunga yang seakan-akan memohon bantuan. Kehadiran Bunga yang terlihat begitu nyata menggiring Zahra ke wilayah yang tak dikenal, di mana rahasia yang mematikan mungkin akan terungkap.

'Bunga, tunggu!'

Zahra kembali berteriak, meskipun pada kenyataannya suaranya tidak bisa keluar.

Dalam kegelapan yang menyelimuti persawahan, Zahra terus maju, siap menghadapi apa pun yang menunggunya di perjalanan menuju kebenaran. Dalam keheningan malam yang menakutkan, dia memasuki labirin kegelapan dengan harapan bahwa pencarian ini akan membawa keadilan bagi Bunga dan membawa cahaya pada misteri yang menghantuinya.

Zahra merasa dorongan yang kuat untuk mengikuti larinya Bunga semakin mendesak, meskipun dia sadar bahwa saat itu sudah tengah malam.

Rasa penasaran yang tak terbendung membuatnya nekat melangkah maju. Dia tidak ingin membangunkan ibunya dan memilih untuk pergi seorang diri.

Dengan hati yang berdebar-debar, Zahra terus melangkah, siap mengikuti jejak temannya yang tampak terburu-buru.

Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya dengan lembut. Zahra terkejut dan terlonjak. Dia berbalik dengan cepat, hatinya berdegup kencang dan matanya penuh dengan ketakutan.

Sosok yang ada di hadapannya adalah seorang wanita berwajah lembut dengan senyum hangat di bibirnya. Dia menatap Zahra dengan mata yang penuh pengertian dan kelembutan. Meskipun tersenyum, ada aura misterius yang mengelilingi sosok tersebut.

"Sudah terlambat malam untuk kamu pergi sendirian, Zahra," ucap wanita itu dengan suara lembut, seakan-akan mengetahui niat Zahra yang hendak mengikuti Bunga.

Zahra merasa bingung dan takut. Pertemuan ini tidak terduga dan tidak masuk akal baginya. Dia ragu apakah harus percaya atau segera berlari ke arah Bunga, atau kembali ke dalam rumahnya.

"Zahra. Aku datang ke sini untuk memberimu peringatan," lanjut wanita tersebut dengan suara yang lembut tapi tegas, memberikan kesan bahwa dia adalah sosok yang luar biasa dan tidak bisa diremehkan.

Hati Zahra berdegup semakin kencang. Dia merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di balik layar kejadian-kejadian ini. Meskipun ragu, dia memilih untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh wanita misterius di hadapannya.

"Berhati-hatilah dalam pencarianmu, Zahra. Jalan ini berbahaya dan penuh dengan kegelapan. Ada kekuatan gelap yang sedang bersembunyi, dan jika kamu tidak siap, kamu bisa menjadi mangsanya," peringat wanita itu dengan serius.

Zahra menggelengkan kepalanya, merasakan keberanian yang tumbuh di dalam dirinya. Dia menyadari bahwa ada hal-hal yang jauh lebih besar daripada rasa penasaran dan keingintahuannya. Dia perlu mengumpulkan kekuatan dalam menghadapi rintangan yang mungkin akan ia temui.

Dengan rasa hormat dan keberanian, Zahra bertanya kepada wanita itu, "Siapakah kamu? Apakah kamu tahu apa yang terjadi pada Bunga?"

Wanita itu tersenyum lagi, kali ini dengan kehangatan yang lebih dalam. "Aku adalah penjaga kebenaran, Zahra. Aku datang untuk memberimu petunjuk, tetapi sekarang kamu harus menemukan jawabanmu sendiri. Ketahuilah bahwa keberanian dan kebijaksanaan akan membimbingmu dalam pencarianmu."

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Siapa lagi nih

2023-12-29

0

FIE

FIE

ni khodam penjaga zahra bukan si nih. duhh, keknya bacanya kudu sianv bolong thor😅

2023-10-28

0

FIE

FIE

atut😰

2023-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!