Teringat Shana
Saat ini Dirga dan Kinara duduk di kursi ruang keluarga bersamaan dengan ibu Dirga. Para pembantu menghidangkan jus dan juga cemilan.
"Ehem. Mah, ini Kinara yang membelinya untuk di bawa kemari. Kinara membeli banyak bahan makanan," Dirga memperlihatkan plastik tersebut pada ibu nya, dan kemudian memberikan nya pada pembantu yang ada di rumah untuk di bawa ke dapur.
"Oh. Sekalian masak sana di dapur," Perintah ibu Dirga dengan senyum sinis. Kinara terbatuk mendengar perintah ibu mertua nya.
"Kenapa diam?, masuk ke dapur dan masak," Ucap ibu mertua nya. Kinara terdiam dan melirik ke arah Dirga. Berharap ada pertolongan dari Dirga membantu nya dalam situasi ini, namun sayangnya Dirga malah terlihat tidak perduli dengan nya sama sekali.
"Masak sana," Dirga ikut memerintah Kinara. Terlihat jelas Dirga sangat senang mempermalukan nya.
"Oh iya. Saya ke dapur dulu mah," Pamit Kinara dengan terbata-bata.
"Mbok, tunjukan dapur pada nya," Pinta ibu Dirga. Kinara pun di bawa oleh salah satu pembantu menuju dapur.
Sesampai nya di dapur, terlihat tidak ada pembantu yang ada di dalam sana. Semua buru-buru keluar saat melihat Kinara masuk ke dapur. Kinara membuka plastik yang berisi bahan makanan untuk di keluarkan.
"Para pembantu pun juga terlihat sengaja mengerjai ku." Gumam Kinara sambil menarik satu kursi dan duduk. Kinara kebingungan harus memulai dari mana, karena kenyataan nya ia sama sekali tidak bisa memasak.
Di saat masih merenung, Dirga datang masuk ke dapur menemui Kinara. Di ikuti ibu mertua nya yang ternyata ikut ke dapur bersama Dirga.
"eeh! Kenapa malah bengong?, masak!," Tegas ibu Dirga yang berjalan ke arah Kinara. Kinara pun berdiri dan menundukan wajah di depan ibu mertua nya. Kinara tidak tau harus mengatakan apa pada ibu mertua nya.
"Mah, Kinara sebenarnya tidak pandai memasak. Sebelum menikah, dia selalu sibuk belajar jadi urusan memasak, ia memesan makanan," Jelas Dirga yang mencoba berbicara pada ibu nya.
"Apa?, tidak bisa memasak?, istri macam apa yang tidak bisa masak?, kenapa kau masih mau menikah dengan perempuan seperti ini!," Ketus ibunya dengan keras. Suasana dapur berubah menjadi suram.
"Maaf mah. Kinara tidak pernah memasak," Lanjut Kinara yang masih menundukan wajah.
"Tidak pandai memasak, kau ingin memberi anak saya makan apa?. Apa guna nya menjadi istri jika tidak pandai dalam hal memasak!," Ketus ibu mertua nya dengan penuh kemarahan. Kinara tetap diam.
"Mah, jangan terlalu kasar dengan Kinara," Dirga mencoba menenangkan ibunya.
"Dari sebelum menikah mamah sudah katakan jangan menikah dengan gadis manja sepertinya!. Kamu tetap keras kepala menikah dengan wanita seperti ini!," Ucap ibu Dirga di depan Kinara.
"Mah!, jangan berbicara sekasar itu di depan Kinara," Balas Dirga. Ibu nya tetep berkata menghina Kinara di depan Kinara. Kinara yang mendengar, merasa sangat terlukai dan tersinggung dengan hinaan dan perkataan ibu mertua nya namun ia tetap diam dan menahan nya. Walau sebenarnya pernikahan mereka, tidak semesti nya, namun biar bagaimana pun Kinara tetap merasa tersakiti jika perkataan ibu Dirga sekasar itu.
"Mbok!, tolong masak bahan makanan ini!," Teriak ibu Dirga memanggi pembantu nya yang berada di luar dapur. Dua orang pembantu pun berlari masuk ke dapur dan mengambil bahan-bahan makanan untuk di masak.
"Kamu Kinara!, cuci baju jangan menggunakan mesin cuci!, gunakan tangan!," Perintah ibu Dirga. Kinara hanya membalas dengan anggukan.
"Aku senang karena tidak di sukai, tapi sakit sekali jika sampai di maki-maki dan di hina." Ucap Kinara di dalam hatinya. Kinara masih terdiam memperhatikan ibu mertuanya yang keluar dari dapur.
"Jangan di ambil hati," Ingat Dirga yang berusaha menenangkan Kinara.
"Kau seharus nya membantu ku sejak awal tadi, tapi kau malah sengaja membiarkan aku." Ucap Kinara sambil berlalu keluar dapur untuk mengambil pakaian kotor dan ingin mencuci nya.
"Aku tidak bermaksud mengerjai mu sejauh itu. Aku kira mamah tidak separah itu," Balas Dirga yang mengikuti Kinara dan membantu Kinara mengambil baju kotor.
"Ibu mu memang sengaja mencari kesalahan pada ku. Sudah ada mesin cuci, ia malah memintaku mencuci pakaian sebanyak ini menggunakan tangan. Ayah ku saja tidak pernah meminta ku mencuci," Gumam Kinara sambil mengangkat pakaian kotor yang di bantu oleh Dirga menuju kamar mandi.
"Aku akan membantu mu mencuci dan kau hanya menjemurnya nanti," Ucap Dirga
"Jika ibu mu melihatnya, aku bisa di marahi lagi. Kau tidak perlu membantu. Urusan mencuci, aku rasa aku bisa," Tolak Kinara yang sibuk merendamkan pakaian dengan menggunakan deterjen.
"Kau yakin?," Tanya Dirga ragu.
"Hmm. Aku tidak terlalu yakin. Tapi aku rasa bisa," Balas Kinara sambil mengikat rambutnya dan juga melipatkan celana nya agar tidak basah.
Melihat Kinara yang terlihat begitu serius untuk mencuci, Dirga pun memilih untuk keluar dari kamar mandi untuk menemui ibunya di luar.
* * * * *
Dirga berjalan ke arah ibu nya yang sedang duduk menonton televisi. Dirga duduk bersebelahan dengan ibu nya.
"Mah," Panggil Dirga dengan lembut.
"Hmm," Balas Ibunya.
"Mah, jangan terlalu keras pada Kinara. Dia hanya perlu belajar dengan perlahan," Ucap Dirga dengan tenang.
"Mamah tidak menyukai gadis manja sepertinya," Balas ibu Dirga yang masih fokus menonton televisi.
"Mah, jangan begitu. Biar bagaimana pun, Kinara itu istri Dirga dan menantu mamah," Tutur Dirga.
"Tapi mamah tidak terima menantu seperti dia!. Mamah hanya menginginkan menantu seperti tunangan mu dulu!," Tegas ibu Dirga.
"Mah, berhenti membahas mantan tunangan Dirga. Dirga tidak ingin mendengar hal itu lagi!," Pinta Dirga.
"Kamu hanya perlu menunggu nya enak bulan lagi, tapi kenapa kamu malah menikah dengan dia!, mamah tidak terima!," Ibunya berkata dengan penuh kemarahan. Dirga terdiam. Ibunya pun beranjak berdiri dan pergi dari ruang keluarga.
Teringat dengan tunangan nya bernama Shana. Wanita pujaan nya dan juga tunangan nya dulu. Mereka hampir mau menikah di saat Shana mengatakan pulang seusai lulus kuliah dari London. Dirga sangat senang dan sudah berencana akan melamar Shana. Dirga ingin menikahi tunangan nya. Namun di hari yang telah di tentukan, Shana malah membatalkan kepulangan nya ke Indonesia, hanya karena ia di terima berkerja di perusahaan yang ia ingin kan di sana. Shana meminta Dirga menunggu lagi selaman enam bulan. Dirga yang merasa sangat marah dan kecewa waktu itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan nya dengan Shana. Mereka sempat saling berbicara melalui handpone, namun kedua nya saling keras kepala dan akhirnya hubungan mereka benar-benar berakhir di putuskan oleh Dirga.
Karena kekecewaan nya, Dirga memutuskan untuk kembali ke desa dan berkerja. Setelah menghabiskan waktu berpikir semalaman, karena masalah para pesaing pertanian yang membahayakan, membuat Dirga memutuskan menikah dengan Kinara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments