Menyebalkan Sekali
Di siang hari. Panas terik matahari, membuat semua orang-orang di perkebunan kepanasan. Semua orang memilih untuk beristirahat dan makan siang karena sudah waktunya makan siang. Semua berkumpul di salah satu pondok di perkebunan termasuk Dirga dan juga Kinara.
"Dirga, duduk di sini. Bawa istri mu untuk duduk di atas," Panggil salah satu perkerja yang menepuk tempat duduk di sebelah nya yang kosong. Dirga pun membawa Kinara untuk duduk di sana.
"Ini istri mu cantik sekali," Puji semua orang di sana yang melihat ke Kinara.
"Biasa saja," Jawab Dirga sambil melirik ke arah Kinara. Memang tidak bisa di pungkiri jika Kinara memang sangat cantik namun tetap saja Dirga tidak mengakui hal itu. Sementara Kinara yang mendengar membalas senyum pada semua orang di sana. Cukup senang karena di puji orang-orang.
Semua orang mulai membuka bungkusan makan siang mereka. Kinara pun ikut membuka. Kinara tak sabar ingin makan karena ia merasa sangat lapar. Namun, saat bungkusan makan siang terbuka, Kinara menatap isi bungkusan tersebut dengan kecewa. Ia memperhatikan isi yang tidak sesuai dengan ia mau. Padahal ia sudah menanggung lapar sejak pagi namun malah di sajikan makanan biasa yang hanya ada nasi dan ikan bakar saja. Melihat hal itu membuat Kinara tidak berselera untuk makan.
Kinara melihat ke Dirga dengan wajah cemberutnya. Demi apa saat ini Kinara ingin langsung memprotes ke suami nya kenapa makan siang hanya ada ini saja, namun ia tahan lantaran ia malu karena saat ini ia bersama dengan orang-orang.
"Kenapa diam?, makan," Ucap Dirga sambil melihat ke Kinara di sebelahnya.
"Kenapa hanya makanan ini saja?," Tanya Kinara dengan suara yang cukup pelan.
"Ini sudah bagus. Memang nya kau ingin makan apa?," Tanya Dirga.
"Mekdi," Bisik Kinara. Dirga yang mendengar pun melihat ke Kinara dan kemudian menghela nafas dengan panjangnya.
"Makan apa yang ada saja," Pinta Dirga dengan tenang.
"Tidak mau. Ini untuk mu saja!," Kinara menggeser bungkusan makan siang nya pada Dirga, kemudian ia berdiri dan berjalan pergi.
"Eh mau kemana?," Tanya Dirga.
"Beli Mekdi!," Jawab Kinara sambil terus berjalan menjauh dari pondok.
"Kenapa istrimu Dirga?," Tanya salah satu orang di sana.
"Dia tidak suka makanan ini. Bu, pak kalian lanjut kan saja makan siang nya. Saya mau menyusul Kinara." Pamit Dirga dan di iyakan oleh semua orang di sana.
"Wajar saja Kinara tidak suka makanan yang kita makan. Kan dia anak pak Berto kaya raya dan juga sudah lama tinggal di luar negri, jadi selera nya tidak sama dengan kita." Ucap salah satu perkerja. Semua orang di sana memaklumi Kinara.
Sementara di rumah, Dirga baru saja sampai di depan rumah dan melihat Kinara yang baru saja telah selesai mengganti pakaian nya. Kinara memakai celana jeans putih dan juga jaket crop. Rambutnya yang sebahu telah rapi. Kinara keluar dari kamar dengan membawa tas kecil.
"Mau kemana?," Tanya Dirga sambil melihat Kinara dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Beli roti dan mau mekdi," Jawab Kinara sambil berjalan melewati Dirga. Dirga menarik tangan Kinara dan menahan nya.
"Tidak ada mekdi di daerah sini," Ucap Dirga.
"Siapa bilang aku mau cari mekdi di pedesaan tertinggal ini. Aku mau ke kota," Jawab Kinara sambil memutar bola matanya.
"Kota jauh. Beberapa jam perjalanan," Dirga berusaha memberitahu Kinara wanita yang keras kepala ini.
"Aku tau. Aku ingin tinggal di apartemen ku di kota. Aku tidak ingin tinggal di tempat begini!," Balas Kinara sambil melepaskan tangan nya dari Dirga. Kinara memang punya apartemen di kota.
"Kinara!, apa kata orang jika aku tinggal di sini dan kau tinggal di kota?, kita pasangan yang baru menikah," Ucap Dirga sambil berjalan mengikuti Kinara di depan nya.
"Sejak kapan aku harus memperdulikan kata orang?, aku tidak peduli. Aku ingin tinggal di kota. Jika kau tidak mau ikut dengan ku, kau tinggal saja!," Balas Kinara.
"Aku akan mengantarkan mu ke kota nanti sore. Jangan sekarang," Dirga kembali menahan Kinara dengan menarik lengan nya.
"Aku lapar sekarang kau meminta ku menunggu sore. Gila!," Protes Kinara dengan kesal. Kinara merasa lelaki di hadapan nya saat ini mengesalkan sekali.
"Di dalam kulkas ada daging. Masak lah sesuai yang kau mau. Makan itu dulu. Nanti sore baru aku mengantar mu," Pinta Dirga dengan penuh kesabaran. Kinara yang mendengar pun sejenak terdiam sambil berpikir.
"Aku tidak tau caranya memasak," Kinara berkata dengan suara yang pelan dan gugup namun cukup terdengar di telinga Dirga.
"Jika tidak bisa memasak, kau makan saja daging mentah," Ucap Dirga sambil mengambil tas kecil Kinara di bahu dan membawa nya masuk ke dalam kamar. Kinara juga berjalan mengejar Dirga.
"Kau kira aku anjing!." Protes Kinara tak terima. Demi apapun, lelaki di depan nya saat ini membuat Kinara benar-benar kesal dan marah. Dirga begitu menyebalkan dlbagi Kinara.
"Ikut dengan ku sekarang," Perintah Dirga sambil keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur kecil dan sederhana. Kinara pun mengikuti suami nya menuju dapur.
"Kau mau masak bagaimana daging nya?," Tanya Dirga sambil membuka kulkas.
"Steak," Jawab Kinara santai.
"Hidupkan kompor," Perintah Dirga.
"Aku tidak tau cara menghidup kan kompor," Jawab Kinara terbata-bata. Kinara sebenarnya cukup malu untuk saat ini karena ia banyak tidak bisa nya dalam urusan dapur.
"Apa yang kau bisa?, menghabiskan uang orang tua mu saja mm?," Dirga berkata sambil menghidupkan kompor dan mulai memasak steak dengan mentega. Terdengar nada sangat santai, namun perkataan Dirga cukup pedas terasa bagi Kinara.
"Bukan urusan mu!." Cetus Kinara.
"Apa yang tidak bisa itu, harus di pelajari. Jangan manja," Tegas Dirga.
"Jika kau ingin memasak, masak saja. Tidak perlu menceramahi ku!," Kinara merasa tidak terima dengan perkataan Dirga pada nya.
"Ganti pakaian mu dulu," Titah Dirga sambil terus membolak balik kan daging steak.
"Kenapa?, apa yang salah dengan pakaian ku?," Tanya Kinara sambil memperhatikan pakaian yang ia kenakan saat ini.
"Mengganggu penglihatan. Ini pedesaan bukan kota ataupun luar negri. Jika kau memakai pakaian begini memperlihatkan perut dan juga bagian atas dada mu, membuat orang-orang menganggap kau aneh," Jelas Dirga dengan tenang dan juga sabar. Sabar untuk menahan penglihatan nya.
"Aku hanya punya baju ini paling sopan. Selebih nya lebih dari ini," Ucap Kinara.
"Memakai baju pun harus di atur. Memang benar-benar menyebalkan." Gerutu Kinara sambil berjalan pergi meninggal kan dapur untuk mengganti pakaian.
"Gadis yang sangat cerewet." Keluh Dirga sambil terus membolak balik steak.
Dirga kemudian menyiapkan tempat dan memotong steak setelah dan menghidangkan nya di atas meja bundar di ruang tamu rumah menunggu Kinara keluar dari kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Jasreena
🤣🤣🤣
2023-10-20
1