Aku Ingin
Selesai mengganti baju, Kinara pun keluar dari kamar dan duduk di depan meja bundar untuk makan steak buatan Dirga. Kinara keluar dari kamar dengan memakaikan daster panjang namun berlengan pendek. Baju ini lah satu-satunya yang tidak terlalu terbuka miliknya. Namun ketahuilah walau memakai daster, Kinara tetap terlihat cantik dengan rambut terurai. Karena kecantikan nya, membuat Dirga terdiam tak berkutik memandangi wanita yang berdiri di hadapan nya saat ini.
"Apa yang kau lihat?, apa baju ini masih tidak layak juga?," Kinara bertanya sambil duduk di tepian meja.
"Lumayan," Jawab Dirga sambil ikut duduk berhadapan dengan Kinara di depan meja.
"Apa kau yakin ini bisa di makan?, apa kau tidak berniat meracuniku di dalam steak ini?," Tanya Kinara dengan penuh selidik. Kinara memperhatikan steak yang sudah terlihat menggiurkan itu karena perutnya sudah cukup lapar. Tak sabar ingin memakan nya namun ia memilih untuk bertanya lebih dulu pada Dirga.
"Tidak ada untung nya meracuni gadis seperti mu," Jawab Dirga sambil memotong sedikit daging tersebut dan memakan nya di depan Kinara. Melihat Dirga yang sudah mengunyah, Kinara pun akhirnya percaya dan mulai mencoba.
"Apa seenak itu?," Tanya Dirga yang melihat Kinara yang memakan steak dengan lahap.
"Biasa saja. Aku hanya lapar jadi terpaksa memakan nya," Jawab Kinara sambil terus mengunyah. Kinara terlalu gengsi memuji masakan suaminya.
"Apa susah nya mengatakan enak," Gumam Dirga namun tidak di perdulikan Kinara. Kinara sibuk mengunyah dan sesekali menyelipkan anak rambutnya yang terjuntai membuatnya kesusahan untuk makan. Melihat hal itu, membuat Dirga beranjak dari duduk nya untuk mengambil karet di dapur dan kemudian berjongkok di belakang Kinara.
"Kau mau apa?," Tanya Kinara yang langsung membalikan badan penuh waspada.
"Membantu mu mengikat rambut. Ku lihat kau kesusahan untuk makan karena rambutmu yang terurai begini," Jawab Dirga sambil memutar kembali kepala Kinara kedepan dan kemudian ia menyatukan rambut Kinara dan mengikatnya.
"A..ak..u sebenarnya bisa mengikatnya sendiri," Ucap Kinara dengan gugup. Di perlakukan begitu oleh Dirga, entah mengapa membuat Kinara salah tingkah.
"Sudah ku ikat. Makan dan habiskan," Dirga melangkah duduk di tempat semula dan kemudian menghidupkan tv untuk menonton.
"Apa kau tidak kembali berkerja?," Tanya Kinara.
"Ada apa kau bertanya?, apa sekarang kau sudah mau bersikap sebagai istri mm?," Tanya Dirga sambil menarik turunkan alis menggoda Kinara.
"Jangan menghayal." Balas Kinara sambil memotong steak dan memakan nya dengan kesal.
"Kenapa kau ingin tinggal di kota?," Tanya Dirga.
"Tidak ada alasan. Aku hanya tidak suka tinggal di desa," Jawab Kinara sambil terus memakan steak yang masih tersisa.
"Kenapa?, apa salah nya tinggal di desa?," Tanya Dirga lagi.
"Tidak ada makanan yang aku suka, tidak bisa berbelanja. Intinya aku tidak bisa," Jawab Kinara.
"Bukan tidak bisa. Kau hanya terbiasa hidup di kota. Bertahun-tahun tinggal di kota entah itu di sini ataupun luar negri. Coba dulu satu bulan tinggal di desa," Ucap Dirga dengan tenang.
"Tidak. Aku tidak mau. Aku mau tinggal di kota," Putus Kinara tegas.
"Aku berkerja. Jika tinggal di kota, bagaimana perkebunan ini?," Balas Dirga.
"Itu urusan mu. Kau saja tinggal di sini," Ujar Kinara tak acuh.
"Egois," Ucap Dirga sambil melihat Kinara.
"Huh. Aku bukan hanya egois. Aku lebih egois, toxic dan lebihnya lagi, aku bukan wanita baik," Kinara berkata sambil berdiri dan duduk di atas kursi. Ia membiarkan piring dan gelasnya tergelatak begitu saja seusai makan.
"Ini waktunya aku membiarkan lelaki ini meninggalkan aku hihihi." Gumam Kinara di dalam hati nya. Kinara sengaja berkata begitu agar Dirga mau meninggalkan nya dengan cepat.
"Ooh ya?," Balas Dirga santai.
"Apa kau mau tau satu hal lagi?, biar ku beri tahu pada mu hal penting," Bisik Kinara di balik kursi.
"Katakan saja," Jawab Dirga.
"Aku sebenarnya juga sudah tidak virgin lagi. Aku di Australia suka gonta-ganti lelaki," Ucap Kinara dengan serius.
Mendengar perkataan Kinara kali ini cukup membuat Dirga terdiam beberapa saat sambil memperhatikan raut wajah Kinara. Mengenai kesucian, mampu membuat Dirga merenung.
"Apa harga dirimu sangat murah?," Tanya Dirga mencoba terlihat tenang namun sebenarnya tidak.
"Di Australia, hidup orang-orang di sana sangat bebas. Bukan perkara murah dan mahal. Tapi tentang trend di sana," Balas Kinara asal. Kinara sebenarnya merasa sedikit tersinggung dengan pertanyaan Dirga namun ia mencoba untuk tetap berbicara santai.
"Benarkah?, jika begitu aku juga mau mencoba nya. Apa perlu ku beli atau bagaimana?," Tanya Dirga sambil beranjak dari kursi dan berjalan mendekati Kinara. Kinara terkejut dengan Dirga yang tiba-tiba mendekatinya dan mengekang kedua tangan nya untuk menahan Kinara. Kedua nya berjarak hanya sejengkal.
"Heh kau mau apa?," Tanya Kinara dengan ragu. Kinara mencoba melepaskan diri namun ia kesusahan.
"Mau apa?, tentu saja ingin mencoba yang kau lakukan di Australia. Ayo kita coba mmm," Bisik Dirga sambil mendekati telinga Kinara.
"Hoh. Tapi tidak begini," Ucap Kinara sambil menjauhkan wajahnya dari Dirga.
"Harus bagaimana katakan?, apa di kamar saja mmm?," Tanya Dirga.
"Demi perkataan ku, aku harus bagaimana ini?," Batin Kinara sambil memejamkan kedua mata nya. Kinara merasa begitu panik dengan apa yang di lakukan Dirga saat ini.
Dirga mulai mengelus leher Kinara dan menghembuskan nafas beratnya di sana. Merasakan hal itu, membuat Kinara dengan cepat mendorong tubuh lelaki di hadapan nya hingga membuat kukungan Dirga terlepas. Karena terlepas, membuat Kinara dengan cepat beranjak dari kursi dan berlari masuk ke dalam kamar.
"Kau gila!." Cetus Kinara sambil berlari. Dirga hanya terdiam memperhatikan Kinara yang masuk ke dalam kamar.
* * * *
Sudah seharian ini dan sekarang sudah berganti malam, Kinara masih mengurung diri di dalam kamar. Kinara tidak keluar kamar sama sekali. Dirga yang sejak tadi menonton tv menunggu Kinara membuka pintu kamar, hanya bisa memperhatikan pintu tersebut sesekali.
"Kapan ia akan keluar dan membuka pintu?, aku sudah mengantuk." Dirga melihat ke arah pintu. Suhu di luar kamar terasa begitu dingin di malam hari begini. Apa lagi ia tidak memakai selimut.
Karena Kinara tidak keluar kamar, membuat Dirga terpaksa harus mengetuk pintu kamar tersebut. Dengan helaan, Dirga berjalan ke arah pintu dan mengetuk sambil memanggil Kinara.
tok...tok
"Kinara?," Panggil Dirga sambil berdiri di depan pintu.
"Buka pintunya. Dia luar dingin. Aku butuh selimut," Ucap Dirga. Namun tetap tidak ada jawaban dari dalam.
"Aku akan mendobrak pintunya jika kau masih tidak membuka nya." teriak Dirga. Kinara yang mendengar hal itu pun, dengan cepat membuka pintu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments