Hadiah Pernikahan

Hadiah Pernikahan

Beberapa minggu setelah pernikahan. Hubungan Dirga dan Kinara masih berjalan seperti biasanya. Dirga yang masih menjadi seorang lelaki yang sangat penyabar, dan Kinara yang masih tetap menjadi seorang istri yang keras kepala dan tidak mau di atur oleh Dirga.

Di siang ini, Kinara duduk santai sambil maskeran di depan rumah. Menunggu masker nya kering, Kinara memainkan handpone nya mendengar lagu dengan menggunakan handset dan juga bermain medsos. Karena volume yang ia pasang sangat tinggi, membuat Kinara tidak mendengar Dirga yang sejak tadi memanggilnya dari luar.

"Kina," Panggil Dirga. Namun Kinara terlihat masih asyiknya melihat handpone yang ia pegang. Dirga yang sejak tadi berdiri sembari membawa apel hijau, hanya bisa menggeleng kepala dengan istri nya tersebut.

"Kinara!," Panggil Dirga lagi sambil menarik handset yang melekat di telinga istrinya. Kinara pun akhirnya melihat ke arah Dirga dengan kesal.

"Apa?, kau mengganggu kesenangan ku saja!," Balas Kinara dengan kesal. Kinara merasa kesal karena Dirga mengganggu nya saat bermain handpone.

"Jika volume yang kau pasang sebesar itu, lama-lama telinga mu bisa rusak. Emang mau masih muda tapi tidak bisa mendengar lagi mm?," Ucap Dirga sambil sedikit berjongkok di depan Kinara.

"Kau selalu menceramahi ku. Katakan saja apa yang kau ingin bicarakan?," Tanya Kinara.

"Aku pulang hanya ingin memberikan ini untuk mu. Ini ambil," Dirga mengulurkan apel hijau di dalam plastik bening pada Kinara. Kinara mengambil nya.

"Kau dapat dari mana?," Tanya Kinara yang mulai tersenyum.

"Dari kebun tetangga. Aku meminta nya di sana," Jawab Dirga sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Thanqiu. Aku sudah lama menginginkan apel hijau ini," Ucap Kinara sambil ikut masuk ke dalam rumah membawakan apel-apae hijau untuk di cuci terlebih dahulu. Kinara berlari masuk ke dalam kamar mandi membawa apel-apel tersebut.

"Di beri apel, baru terlihat senyumnya. Istri macam apa hadeh." Gumam Dirga menggeleng kepala. Dirga berjalan menuju ruang tamu untuk duduk dan beristirahat di sana menunggu Kinara keluar dari kamar mandi.

Beberapa menit saja, Kinara baru keluar dari kamar mandi sembari membawa apel dan juga pisau menuju ruang tamu. Kinara duduk berhadapan dengan suaminya yang hanya di batasi meja di tengah-tengah nya. Kinara meletakan apel dan juga pisau di atas meja.

"Hei. Tolong bantu aku memotong nya," Pinta Kinara.

"Apa memotong apel kau juga tidak tau cara nya?," Tanya Dirga.

"Bukan begitu. Tangan ku kemarin terluka karena pisau ini di saat aku memotong wartel. Kau memaksa ku membantu mu memotong wartel, aku sudah jelas tak bisa masih kau paksa dan sekarang lihat luka nya masih belum kering," Jelas Kinara sambil memperlihat kan sedikit sayatan luka di tangan nya akibat kemarin.

Kemarin memang Dirga sengaja meminta Kinara untuk membantunya memotong wartel, namun Kinara malah tak sengaja menggunakan pisau tersebut mengenai tangan nya hingga terluka.

"Hanya sedikit terluka. Manja nya melebihi putri raja," Ucap Dirga yang tetap mengambil alih pisau yang di pegang oleh Kinara. Dirga mulai memotong apel dan memberinya pada Kinara. Kinara hanya tersenyum kikuk.

"Karena apel ini kau yang mengambil nya dan sekarang kau memotong nya, jadi potongan pertama untuk mu," Kinara memberikan satu potongan apel pada suaminya.

"Tidak. Makan saja," Tolak Dirga.

"Coba dulu. Aaam," Karena Dirga menolak untuk mengambilnya, Kinara tanpa sadar langsung saja menyuapi potongan apel hijau tersebut ke mulut suaminya.

"Coba dulu," Lanjut Kinara yang terus memaksakan Dirga untuk mencoba nya. Dirga pun akhirnya membuka mulut dan memakan apel hijau dari tangan istrinya.

"Berikan lagi," Pinta Dirga yang mendekatkat kan wajah nya ke arah Kinara di depan nya. Kinar terdiam, pandangan kedua nya saling menatap beberapa saat hingga akhirnya Kinara tersadar dan menjauhkan wajahnya.

"Sadar Kinara!. Ini tidak benar!." Ucap Kinara di dalam hatinya. Kinara meletakan potongan apel ke dalam piring di atas meja.

"Jika kau mau, ambil sendiri." Kinara berkata dengan kedua pipi yang sudah memerah.

"Pipi mu kenapa?, kau sakit?," Tanya Dirga yang memperhatikan kedua pipi istrinya yang tiba-tiba memerah.

"Tidak. Aku.. Aku.. Aku sehabis memakai masker, jadi wajar jika pipi ku memerah," Jawab Kinara dengan terbata-bata. Kinara berusaha menenangkan diri nya dan menenangkan detak jantung nya yang berdegup kencang.

"Oooh. Ku kira kau demam." Ucap Dirga. Kinara tidak membalasnya lagi, Kinara berusaha untuk tetap tenang sambil memakan potongan-potongan apel di dalam piring di depan nya.

* * * * *

Masih dengan apel hijau. Dirga dan Kinara bersantai menonton televisi sembari memakan apel di dalam piring yang di potong oleh Dirga. Di saat tenang-tenang nya bersantai menonton televisi, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah.

Tok...tokk

Mendengar hal itu, Dirga meminta Kinar untuk membuka nya. Namun Kinara menolak dan tidak memperdulikan perintah suaminya. Kinara terlihat begitu fokus menonton televisi di depannya. Melihat hal itu, membuat Dirga terpaksa harus beranjak berdiri dan membuka pintu.

Saat pintu terbuka, terlihat ada salah perkerja berdiri di depan pintu. Perkerja tersebut menyapa Dirga dan tersenyum dengan ramah.

"Tuan Dirga, maaf mengganggu waktu istirahat tuan," Ucap seorang lelaki yang usianya di bawah Dirga. Lelaki tersebut tidak lain ialah perkerja di kebun.

"Tidak apa-apa. Saya tidak terganggu sama sekali,"

"Memang nya ada apa?," Tanya Dirga.

"Ini tuan. Saya hanya ingin memberikan hadiah ini untuk pernikahan tuan. Kemarin saya tidak sempat datang karena memiliki sedikit masalah dengan keluarga saya tuan. Jadi saya hanya ingin memberikan ini untuk tuan dan juga istri tuan," Jelas nya dengan memberikan sebuah kotak ukuran sedang pada Dirga.

"Tidak apa-apa. Saya juga tau kamu lagi ada masalah. Kamu tidak perlu repot-repot begini," Ucap Dirga.

"Tapi saya menyiap kan ini untuk tuan dan istri. Mohon terima tuan," Pinta perkerja tersebut. Dirga pun akhirnya mengambil kotak tersebut.

"Baiklah. Terima kasih ya," Ucap Dirga dan di balas terima kasih kembali pada Dirga.

Perkerja tersebut pun akhirnya pamit pergi. Dirga kembali masuk ke dalam rumah sambil memberikan kotak tersebut pada Kinara.

"Ini Apa?," Tanya Kinara sambil melihat-lihat kotak tersebut.

"Hadiah pernikahan dari perkerja," Jawab Dirga santai.

"Benarkah?,. Aku boleh membukanya?," Tanya Kina dengan antusias. Tak sabar rasanya ia ingin membukanya.

"Boleh. Itu hadiah kita bersama katanya," Jawab Dirga mengizinkan. Kinara pun membuka bungkusan kotak dan membuka kotak tersebut.

Di saat kotak berhasil terbuka, terlihat di sana ada celana pendek berwarna hitam dan juga sebuah lingeri berwarna merah. Kinara memperhatikan dengan ternganga. Begitupun Dirga yang juga ikut terkejut dengan hadiah yang di berikan oleh karyawannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!