Ancaman

Ancaman

Di pagi harinya. Suara ayam berkokok terdengar begitu jelas di telinga. Membangun kan orang-orang yang masih tertidur di sekitar. Termasuk Kirana. Karena terlalu ribut, membuat Kirana terbangun dari tidur lelap nya. Kirana terbangun dan berusaha membuka kedua mata nya dengan perlahan.

Setelah terbangun sepenuh nya, kini Kinara memperhatikan sekeliling nya. Kirana menyadari jika dirinya saat ini berada di tempat tidur yang telah di selimuti dengan selimut tebal berbulu halus.

"Aku ingat sekali semalam aku tidur di lantai. Tapi kenapa malah sekarang berada di tempat tidur?, apa si tua itu memindahkan aku?," Kinara bertanya-tanya dengan penuh keheranan. Kinara mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

"Tidak mungkin si tua itu memindahkan aku Atau jangan-jangan aku mengigau dan pada akhirnya aku malah naik ke tempat tidur?," Pikir Kinara sambil menggaruk kepala nya yang sama sekali tidak gatal.

"Jika benar aku mengigau, memalukan sekali Arghhhh." Teriak Kinara di dalam hati nya. Kinara merasa sangat malu jika ia benar-benar mengigau saat tertidur semalam.

Di saat Kinara masih duduk di atas tempat tidur sambil berpikir, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar kamar. Mendengar hal itu membuat Kinara kembali berbaring dan berpura-pura masih tertidur karena ia merasa malu dengan Dirga mengenai dirinya semalam yang mengigau dan naik ke tempat tidur.

"Bangunlah. Aku tau kau sudah bangun. Cepat bangun," Panggil Dirga sambil berkacak pinggang melihat Kinara yang terbaring di atas tempat tidur. Mendengar Hal itu membuat Kinara terpaksa bangun dan kemudian kembali duduk.

"Ada apa?," Tanya Kinara yang berusaha untuk terlihat biasa saja di hadapan Dirga, walau pada kenyataan nya ia merasa sangat malu dengan lelaki di depan nya saat ini.

"Bangun dan bersiap sekarang," Titah Dirga

"Bersiap kemana?," Tanya Kinara sambil menguap.

"Keluar. Hari ini hari panen strobery, cepat keluar dan bantu," Ucap Dirga, Kinara yang mendengar pun terkejut dan membulatkan kedua mata nya melihat ke arah Dirga.

"Maksud mu aku harus membantu panen?, tidak. Aku tidak mau!," Tolak Kinara.

"Jangan manja. Cepat bantu di di luar," Titah Dirga terdengar tegas.

"Jangan berani memerintah ku. Kau hanya seseorang yang berkerja bawahan ayah ku," Lawan Kinara sambil melototi Dirga. Kinara tidak terima jika Dirga berani memerintah nya.

"Kau sudah menikah dengan ku, jadi sebagai istri, kau semestinya menuruti perintah dari suami," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun terdiam menahan kekesalan.

Kinara beranjak dari tempat tidur untuk bersiap. Walau bagaimana pun, Kinara sangat paham bagaimana tata Krama setelah menikah walau sebenarnya pernikahan mereka karena keterpaksaan.

"Aku menunggu mu 5 menit di luar, jika belum keluar juga nanti aku akan mengunci mu di dalam kamar dan meminta hak ku sebagai suami pada mu!," Gertak Dirga sambil melihat ke arah Kirana yang sedang mengambil handuk bersih di dalam lemari.

"Kau gila!," Kirana berjalan melewati Dirga untuk menuju kamar mandi. Kirana mencoba menahan kekesalan nya terhadap laki-laki bernama Dirga. Ada pun Dirga, melihat Kinara yang sudah ke kamar mandi, ia pun kemudian memilih untuk keluar dari kamar dan menunggu di luar.

* * * * *

Selang beberapa menit saja, Kinara sudah bersiap dan keluar dari kamar. Kinara berjalan menghadap Dirga yang sedang menunggu nya di depan rumah.

"Ehem" Kinara berdehem berdiri di belaka bh g Dirga.

Dirgapun melihat ke arah Kinara di belakang nya. Dirga memperhatikan pakaian yang Kinara pakai hari ini sungguh di luar jalur. Bagaimana tidak?, hanya di minta untuk membantu memanen strobery saja, Kinara memakai mantel berwarna hitam tebal yang panjang dan juga topi bulat yang luas seperti payung. Melihat hal itu membuat Dirga kemudian tertawa di depan Kinara.

"Hahahahahahahaah" Dirga merasa ini sangat lucu.

"Apa yang sedang kau tertawakan?, apa yang lucu?," Tanya Kinara sambil melihat ke Dirga.

"Kau mau kemana?, kau seperti pinguin berkepala payung hahahahah," Ucap Dirga sambil tertawa. Melihat sarung tangan dan juga kaos kaki yang berwarna putih yang di pakai oleh Kinara, membuat Dirga kembali tertawa terbahak-bahak. Kinara benar-benar seperti pinguin di dalam film kartun.

"Aku tidak mau terkena panas. Kulit ku bisa rusak dan terbakar. Ini sudah semestinya jika di kebun memakai begini. Kau saja yang kuno!," Balas Kinara sambil memperlihatkan mantel hitam nya yang ia kenakan hari ini.

"Apa kau yakin ingin memakai ini ke bawah?, orang-orang di bawah cukup banyak yang membantu panen hari ini," Tanya Dirga dengan serius. Dirga tidak mau jika Kinara nantinya di.tertawakannorang-orang.

"Tentu saja yakin. Ayo cepatlah. Aku bisa berubah pikiran kapan saja," Kinara berjalan keluar rumah mendahului Dirga. Melihat Kinara yang keluar, Dirga pun ikut keluar dan berjalan di belakang Kinara.

"Cantik tapi tolol." Gumam Dirga sambil berjalan.

Sesampai nya di kebun strawberry, benar saja. Orang-orang di sana memperhatikan Kinara. Semua melihat ke arah Kinara dengan tatapan aneh dan juga menahan tawa. Melihat reaksi orang-orang di sana, membuat Kinara menghentikan langkah nya, dan kemudian berjalan bersamaan dengan Dirga.

"Kenapa tatapan mereka disini sangat aneh?, apa tidak pernah melihat orang cantik," Bisik Kinara ke Dirga. Dirga ikut menahan tawa mendengar perkataan Kinara, namun ia berusaha menahan nya.

"Sudah. Apa yang kalian perhatikan?, kembali berkerja dan jangan bergosip," Titah Dirga kepada semua perkerja yang membantu panen di sana. Mendengar hal itu, semua orang kembali fokus memanen.

"Apa kau tau cara memanen?," Tanya Dirga sambil melihat ke Kinara.

"Tidak. Aku tidak mau memanen. Tangan ku bisa kotor," Tolak Kinara sambil memperlihatkan kedua tangan nya yang memakai sarung tangan putih dan tebal.

"Jika kau masih tidak mau memanen, aku akan mengatakan pada ayah mu jika pernikahan kita akan di tambah menjadi beberapa tahun lagi," Ancam Dirga dengan tersenyum miring. Kinara yang mendengar pun memutar kedua bola matanya ke arah Dirga karena terkejut.

Pak Berto Memang sempat mengatakan pada Dirga dan Kirana, bahwa jika pernikahan mereka di beri waktu satu tahun. Jika masih tidak berjalan dengan tidak semestinya, pak Berto siap menuruti perkataan putri nya Kinara bahwa dalam satu tahun itu tidak ada perubahan dan pernikahan mereka, maka mereka akan bercerai. Mendengar hal itu, pak Berto pun menyetujui nya asal putrinya mau menikah dengan Dirga dan keamanan putrinya untuk terjaga. Begitu pun Dirga yang juga setuju.

"Kau gila!," Protes Kinara tidak terima.

"Jika tidak mau, maka mulai lah berkerja," Titah Kevin sambi berdiri di samping Kinara untuk mulai mengajari Kinara cara memanen storowbery.

"Lelaki macam apa yang memaksa perempuan berkerja di tempat begini." Gerutu Kinara sambil mulai memetik satu persatu storowbery. Dirga hanya diam tidak memperdulikan perkataan Kinara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!