Menikah
Di malam hari nya. Pernikahan telah selesai di lakukan. Kedua orang tua belah pihak juga hadir. Pak Berto merasa sangat lega sekaligus senang karena putri nya menikah dengan lelaki seperti Dirga. Begitu pun dengan istri nya yang juga turut bahagia.
Setelah ijab kabul, Kinara hanya duduk termenung di sebelah Dirga. Kinara sebenarnya tidak terima dengan pernikahan ini, namun karena ini permintaan ayah nya itulah mengapa Kinara terpaksa harus menerima pernikahan ini.
Selesai Ijab dan kabul, kedua pengantin di minta untuk bersalaman dengan kedua orang tua nya dan juga bersalaman dengan kedua mertua nya. Dirga di sambut sangat hangat saat bersalaman dengan pak Berto dan istrinya yang kini telah menjadi mertua nya. Namun sangat berbeda dengan Kinara. Saat Kinara bersalaman dengan kedua orang tua Dirga, Kedua orang tersebut hanya sekedar bersalaman dan dengan cepat melepaskan tangan Kinara, seolah mereka tidak menyukai Kinara. Kinara yang mendapat perlakuan begitu, ia malah tidak terlalu perduli karena bagi seorang Kirana, mereka tidak terlalu penting juga.
Seusai akad, kini Dirga langsung meminta izin pada kedua mertua nya dan juga berpamitan pada kedua orang tua nya sendiri untuk membawa Kinara yang kini telah sah menjadi istri nya untuk ia bawa ke tempat tinggal nya yaitu rumah di desa tempat ia tinggal di dekat lahan pertanian anggur dan juga storowbery. Mendengar permintaan Dirga, pak Berto pun mengizinkan dengan senang hati.
"Terima kasih pak, karena telah mengizin kan saya untuk membawa Kinaraa," Ucap Dirga sambil tersenyum kepada ayah mertua nya. Pak Berto pun tersenyum mengiyakan.
"Pah, Kinara tidak mau," Rengek Kinara sambil memeluk lengan ayah nya.
"Mau tidak mau kamu harus mau Kinar. Kita sudah menikah, jadi kita harus mandiri," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun hanya bisa menatap tajam ke arah Dirga tersebut.
Tanpa panjang lebar, setelah acara selesai, kini Dirga telah membawa Kinara tinggal bersama nya tinggal di tempat Dirga tinggal sebelum nya yaitu rumah di dekat lahan pertanian.
Di malam itu juga, Dirga membawa Kinara untuk langsung ke rumah lahan pertanian tersebut. Dengan menggunakan mobil, kini Kinara kedua nya berada di jalan. Di sepanjang perjalanan, kedua nya hanya saling terdiam. Tidak ada percakapan yang terdengar dalam waktu yang lama. Kinara yang duduk di kursi belakang hanya bisa berdiam diri dan sesekali memperhatikan Dirga dari kaca depan.
"Entah dosa apa hingga aku tiba-tiba harus menikah dengan lelaki ini." Batin Kinara sambil menarik nafas panjang nya dan kemudian menghembuskan nya keluar.
"Nama ku Dirga," Ucap Dirga setelah menyadari jika Kinara melihatnya di kaca depan.
"Oh," Respon Kinara sambil memutar kedua bola matanya. Kinara merasa tidak perduli dengan lelaki yang duduk di depan nya itu.
"Apa sebelum nya kau tidak pernah melihatku?, aku mengelola lahan pertanian ayah mu," Ucap Dirga yang sesekali melihat ke belakang ke arah Kinara
"Tidak. Ayah ku punya banyak sekali karyawan dan perkerja, bagaimana aku tau," Jawab Kinara.
"Jika kau belum kenal, aku akan memperkenalkan diri. Aku Dirga, berumur 30 tahun," Ucap Dirga memeperkenalkan diri sambil terus mengemudi.
"Sudah tua. Pantas saja kebelet nikah," Gerutu Kinara sambil memalingkan wajah nya ke kanan mobil. Dirga yang mendengarnya pun hanya geleng kepala dengan perkataan Kinara Belum tau saja Kinara bahwa seorang Dirga sangat populer di kalangan wanita.
"Di lihat-lihat kau cukup galak ya," Ucap Dirga.
"Aku bukan hanya galak, tapi aku aslinya lebih dari galak. Aku psikopat!," Cetus Kinara dengan menyandarkan punggungnya di kepala kursi mobil.
"Apa tidak apa kau tinggal di rumah pertanian?," Tanya Dirga yang berusaha mengajak Kinara untuk berbicara. Dirga tidak memperdulikan bagaimana kasarnya Kinara padanya.
"Aku tidak mau!. Tapi karena menikah dengan pria tua seperti mu, aku terpaksa!," Cetus Kinara dengan kasar .
"Kau sangat kasar. Aku bisa memakan mu di dalam mobil jika kau masih berbicara sekasar itu dengan suami mu," Ucap Dirga dengan tenang. Dirga berusaha untuk tetap tenang menghadapi Kinara yang ia anggap bocil ini.
"Suami apanya. Suami terpaksa!." Gumam Kinara
"Walaupun kita belum saling kenal, tapi percayalah aku akan bertanggung jawab pada mu dan menafkahi mu," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun hanya tersenyum miring.
"Gaji mu tidak cukup untuk biaya hidup ku," Balas Kinara.
"Akan aku usahakan." Ucap Dirga. Kinara pun tidak memperdulikan nya lagi.
Di sepanjang perjalanan, keduanya pun kembali terdiam hingga tak terasa beberapa lama, mereka pun telah sampai di depan rumah dan Dirga pun membawa turun barang-barang Kinara untuk di bawa masuk ke dalam rumah. Sementara Kinara hanya keluar dari mobil sambil memandangi lingkungan sekitar.
"Apa hanya ada satu kamar saja?," Tanya Kinara sambil berdiri di depan pintu kamar yang sedang terbuka.
"Iya. Rumah sudah kecil, tidak mungkin membuat kamar dua," Jawab Dirga sambil meletakan barang-barang Kinara ke depan lemari.
"Berarti kau harus tidur di luar," Ucap Kinara sambil naik ke atas tempat tidur.
"Tidak. Aku akan tetap tidur satu kamar dengan mu," Tegas Dirga sambil melompat naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Kinara. Kinara dengan cepat bergerak dan menjauh dari lelaki di sampingnya ini.
"Kau gila! menjauh!," Teriak Kinara dengan waspada. Kinara reflek melrmpar bantal pada dada bidang suami nya.
"Ini tempat tinggal ku yang sudah di anggap rumah. Ini juga kamar ku. Jika tidak mau tidur di tempat tidur yang sama dengan ku, sebaiknya kau sendiri tidur di lantai!,"Ucap Dirga dengan santai. Kinara pun terdiam dan menatap kesal lelaki yang sedang berbaring tanpa dosa itu.
"Aku lebih baik tidur di lantai dari pada harus tidur dengan lelaki seperti mu!," Kinara menarik selimut dari tempat tidur dengan kasar, kemudian melemparkan nya ke lantai untuk tidur.
"Silakan, tapi bawa selimut kemari. Itu selimut milik ku, jika kau ingin selimut, kau beli sendiri," Ucap Dirga dengan santai dan tenang.
"Kau!, ini ambil selimut sialan mu!. Tidak berperasaan!," Kirana melempar selimut ke wajah Dirga.
"Kenapa kau masih berdiri?, tidur di lantai sana," Dirga melihat ke arah Kinara dengan senyum miring nya. Pun Kinara yang melihat hal itu, hanya terdiam sambil menatap Dirga dengan penuh kekesalan.
Kinara akhirnya tidur di atas lantai yang dingin yang hanya ia lapisi dengan jaket tebalnya saja. Sebenarnya Kinara tidak bisa tidur di lantai apa lagi malam ini udara terasa begitu dingin. Namun karena harga diri nya, membuat Kinara memaksa kan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments